Merdeka.com - Keterlambatan vaksinasi dosis kedua telah terjadi pada beberapa daerah di Indonesia. walau begitu, mereka yang sudah menerima vaksinasi dosis pertama dan masih menunggu dosis kedua ini tidak perlu terlalu khawatir.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menegaskan bahwa terlambat melaksanakan vaksinasi dosis kedua tidak akan memengaruhi efektivitas vaksin COVID-19. Ini melihat kemungkinan terjadi keterlambatan dalam pelaksanaan Vaksinasi Nasional.
Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI, Siti Nadia Tarmizi, mengatakan, meskipun pemerintah terus memercepat pelaksanaan vaksinasi, tidak menutup kemungkinan terjadi tantangan di tengah jalan. Ada beberapa daerah yang terlambat menerima vaksin untuk penyuntikan dosis kedua.
“Keterlambatan penyuntikan vaksin dosis kedua, selama masih dalam interval yang direkomendasikan para ahli, masih aman, dan tidak akan mengurangi efektivitas vaksin pertama," kata Nadia beberapa waktu lalu.
"Sehingga antibodi kita masih dapat terbentuk dengan optimal melawan virus COVID-19," Nadia menambahkan.
Untuk vaksin Sinovac, jarak penyuntikan dosis pertama ke dosis kedua adalah 28 hari. Sedangkan vaksin AstraZeneca selama dua sampai tiga bulan. Bagi penyintas COVID-19 dapat divaksinasi setelah tiga bulan dinyatakan sembuh.
Untuk penyintas yang sudah mendapatkan vaksin dosis pertama sebelum dinyatakan positif COVID-19, bisa melanjutkan vaksinasi COVID-19 dosis kedua setelah sembuh tiga bulan. Tidak perlu mengulang.
Berdasarkan rekomendasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan para ahli, butuh penyuntikan dua dosis vaksin COVID-19 bagi setiap individu guna menciptakan kekebalan tubuh yang optimal.
Rentang waktu penyuntikan dosis pertama dan dosis kedua serta dosis pemberian vaksin berbeda-beda sesuai dengan rekomendasi untuk setiap jenis vaksin yang digunakan.
Siti Nadia Tarmizi melanjutkan, vaksinasi merupakan salah satu upaya penting dalam penekanan laju penyebaran virus. Pemerintah terus berupaya untuk meningkatkan laju vaksinasi yang saat ini berada di angka 1 juta sampai 1,25 juta setiap harinya. Pemerintah juga telah mendistribusikan 86.253.981 dosis vaksin dan 67.884.947 dosis digunakan untuk vaksinasi di 34 provinsi.
Vaksinasi merupakan salah satu upaya untuk menghambat potensi penularan COVID-19. Walau seseorang telah mendapat vaksinasi, mereka juga masih harus tetap menerapkan protokol kesehatan demi perlindungan maksimal.
Reporter: Fitri Haryanti Harsono
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
Pasien Jantung Tetap Bisa Mendapat Vaksinasi COVID-19, Asal dalam Kondisi Stabil
Vaksinasi COVID-19 Terhadap Ibu Hamil Sudah Boleh Dilakukan, Pastikan Skrining Detail
Kartu Vaksinasi COVID-19 Bukan Segalanya dan Tak Bisa Gantikan Penerapan 3M
Masih Belum Ada Bukti Hewan Terinfeksi COVID-19 Bisa Menularkan ke Manusia
Advertisement
5 Manfaat yang Bisa Diperoleh Wanita ketika Rutin Memijat Payudara
Sekitar 5 Jam yang laluBisa Dialami oleh Anak, Waspadai Terjadinya Kanker pada Anak
Sekitar 8 Jam yang lalu5 Tanda Adanya Masalah Serius dari Sakit Punggung, Tidak Boleh Diabaikan
Sekitar 11 Jam yang laluKonsumsi Protein Hewani pada Bayi Bisa Jadi Cara Turunkan Risiko Stunting
Sekitar 15 Jam yang lalu10 Cara Jaga Kesehatan Ibu Hamil yang Harus Diterapkan demi Kondisi Janin
Sekitar 18 Jam yang laluCara Memilih Shampo Anti Ketombe yang Tepat Biar Hasilnya Sesuai Harapan
Sekitar 1 Hari yang laluBau Mulut Bikin Tak Percaya Diri? Ketahui Penyebab dan Cara Menghilangkannya
Sekitar 1 Hari yang laluPenyebab Mengapa Seseorang Kerap Merasa Terangsang Tak Kenal Waktu
Sekitar 1 Hari yang laluSeberapa Sering Idealnya Pasien Diabetes Periksa Gula Darah dalam Sehari?
Sekitar 1 Hari yang lalu5 Olahraga yang Mampu Membakar Kalori Secara Cepat dan Menurunkan Berat Badan
Sekitar 1 Hari yang laluPentingnya Mengetahui Penyebab Masalah Infertilitas yang Dialami Pria dan Wanita
Sekitar 1 Hari yang laluSido Muncul Bantu 200 Penderita Katarak Dapat Operasi Gratis di RS Permata Cirebon
Sekitar 1 Hari yang lalu7 Masalah yang Bisa Muncul Akibat Terlalu Banyak Konsumsi Makanan Pedas
Sekitar 1 Hari yang laluBisakah "Cheating Day" Sehari Buat Kamu Gemuk Tiba-Tiba?
Sekitar 2 Hari yang laluPolisi Telusuri Imunisasi yang Dipakai Anak Gagal Ginjal Akut di Jakarta
Sekitar 6 Jam yang laluAnggota Brimob Bentak Babinsa TNI AD, Reaksi Prajurit Ini Bikin Merinding
Sekitar 9 Jam yang laluKetemu Jenderal Polisi, Pak Bhabin Ngaku Sama-sama Pernah Jadi Ajudan Wapres
Sekitar 10 Jam yang laluMomen Jenderal Mantan Ajudan Wapres Semangati Anggota Sakit, Beri Pelukan Hangat
Sekitar 10 Jam yang laluVIDEO: Jaksa Serang Agus Nurpatria, Bandingkan dengan Ricky Berani Tolak Sambo
Sekitar 14 Jam yang laluVIDEO: Dua Kejahatan Arif Rahman Eks Anak Buah Sambo di Kasus Brigadir J
Sekitar 15 Jam yang laluVIDEO: Jaksa Sentil Baiquni Soal Sikap Seorang Perwira Polisi Harus Gagah Berani
Sekitar 1 Hari yang laluVIDEO: Replik Jaksa, Sindir Sikap Ngeles Irfan Widyanto Makin Coreng Citra Polri
Sekitar 1 Hari yang laluVIDEO: Jaksa Serang Agus Nurpatria, Bandingkan dengan Ricky Berani Tolak Sambo
Sekitar 14 Jam yang laluVIDEO: Dua Kejahatan Arif Rahman Eks Anak Buah Sambo di Kasus Brigadir J
Sekitar 15 Jam yang laluVIDEO: Jaksa Sentil Baiquni Soal Sikap Seorang Perwira Polisi Harus Gagah Berani
Sekitar 1 Hari yang laluVIDEO: Replik Jaksa, Sindir Sikap Ngeles Irfan Widyanto Makin Coreng Citra Polri
Sekitar 1 Hari yang laluVIDEO: Replik Jaksa, Sindir Sikap Ngeles Irfan Widyanto Makin Coreng Citra Polri
Sekitar 1 Hari yang laluVIDEO: Arif Terisak Sampaikan Pembelaan Beri Pesan Cinta ke Istri, Ibu Hingga Hakim
Sekitar 4 Hari yang laluVIDEO: Serangan Balik Bharada E, Sindir Jaksa Ngotot 12 Tahun Penjara
Sekitar 4 Hari yang laluKemenkes: Antibodi Masyarakat Sudah Divaksinasi Booster Naik Hampir 3 Kali Lipat
Sekitar 9 Jam yang laluApakah Boleh Memperoleh Vaksin Campak Bersamaan dengan Booster COVID-19?
Sekitar 1 Minggu yang laluAdvertisement
Advertisement
AM Hendropriyono
Guru Besar Sekolah Tinggi Intelijen Negara
Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami