Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Terjadinya Demam Tinggi Mendadak Tanpa Pilek Bisa Jadi Gejala DBD

Terjadinya Demam Tinggi Mendadak Tanpa Pilek Bisa Jadi Gejala DBD Ilustrasi demam. ©shutterstock.com/swissmacky

Merdeka.com - Kondisi musim hujan yang terjadi saat ini bisa menjadi penyebab munculnya lebih banyak nyamuk. Meningkatnya jumlah nyamuk ini juga bisa menyebabkan meningkatnya kasus demam berdarah dengue atau DBD.

DBD atau Dengue adalah penyakit yang disebabkan virus Dengue yang dibawa oleh vektor nyamuk. Penyakit ini, selalu mengalami peningkatan dari tahun ke tahun terutama di musim penghujan. Ada beberapa gejala Dengue yang mirip dengan penyakit lain, seperti demam, sakit kepala, dan hilang nafsu makan.

Ada hal-hal yang menjadikan gejala Dengue lebih khas dari penyakit lain. Salah satunya demam tinggi mendadak seperti disampaikan Ketua Komunitas Dengue Indonesia Prof Dr dr Sri Rezeki S Hadinegoro SpA(K).

“Sebetulnya yang paling penting itu demamnya. Demamnya tinggi dan mendadak. Itu salah satu ciri dari penyakit virus. Kalau penyakit bakteri enggak, sekarang demam, besok enggak enak badan, pusing, besoknya demam tapi sudah mending,” kata Sri beberapa waktu lalu.

“Kalau virus, pagi-pagi masih main, masih sekolah, malamnya langsung naik (demam tinggi), itu harus hati-hati. Kalau anak-anak tuh bisa dilihat mukanya jadi kaya udang rebus, merah, nah ini dipastikan karena virus,” tambahnya.

Gejala DBD cenderung mirip dengan radang tenggorokan, seperti gejala yang dirasakan ketika akan flu. Namun, biasanya tidak ada gejala pilek pada penyakit DBD.

“Kalau pilek itu virusnya sudah virus lain, tapi batuk masih mungkin, muntah masih mungkin, diare masih mungkin, tapi biasanya enggak pilek. Jadi kalau demam tinggi tapi ada pilek itu Alhamdulillah,” jelasnya.

DBD dengan Demam Tifoid dan COVID-19

Sri juga mengatakan bahwa demam berdarah dengue berbeda dengan demam tifoid.

“Demam tifoid itu minggu pertama biasanya gejalanya masih belum berat. Demamnya karena bakteri salmonella jadi dia khasnya kalau pagi segar, makin sore makin loyo, makin malam makin tinggi, besoknya segar lagi.”

Kondisi seperti ini bisa terjadi dalam satu minggu pertama. Masuk ke minggu kedua suhunya bisa terus-terusan tinggi.

“Nah kalau demam berdarah dalam tiga hari sudah ketahuan, jadi istilahnya demam berdarah itu dalam satu minggu bisa sembuh atau bisa meninggal. Makanya kalau demam satu dua hari, jangan pikirin demam tifoid, pikirin demam virus dulu.”

Demam akibat virus bisa didiagnosis dalam waktu lebih cepat sekitar kurang dari satu minggu. Sedangkan, demam tifoid satu minggu itu demamnya naik turun sehingga pasien menganggapnya sembuh.

Ketimbang demam tifoid, gejala Dengue lebih mirip dengan gejala COVID-19.

“Susahnya sekarang Dengue dengan COVID, itu mirip-mirip sekali makanya perlu pemeriksaan sequencing atau PCR.”

Artinya, jika ada gejala COVID-19 tapi ternyata negatif, maka ada kemungkinan penyakitnya adalah DBD.

Reporter: Ade Nasihudin Al AnsoriSumber: Liputan6.com

(mdk/RWP)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Cegah DBD, Kemenkes Introduksi Vaksin Dengue Tahun Depan
Cegah DBD, Kemenkes Introduksi Vaksin Dengue Tahun Depan

Introduksi vaksin dengue bertujuan mencegah penyebaran demam berdarah.

Baca Selengkapnya
FOTO: Waspada DBD, Dinkes DKI Jakarta Prediksi Kasus Demam Berdarah Dengue Terus Naik hingga Mei 2024
FOTO: Waspada DBD, Dinkes DKI Jakarta Prediksi Kasus Demam Berdarah Dengue Terus Naik hingga Mei 2024

Dari data terakhir yang dihimpun hingga 26 Maret 2024, Jakarta Barat menjadi wilayah dengan penyebaran kasus DBD terbanyak yakni 716 kasus.

Baca Selengkapnya
Seharian Diguyur Hujan Deras, Sejumlah Wilayah di Bandung dan Lembang Kebanjiran
Seharian Diguyur Hujan Deras, Sejumlah Wilayah di Bandung dan Lembang Kebanjiran

Hujan deras mengguyur sejak siang. Intensitasnya meningkat pada sore hari hingga menjelang petang.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Cara Mengatasi Telinga Berdarah, Ketahui Penyebabnya
Cara Mengatasi Telinga Berdarah, Ketahui Penyebabnya

Kondisi telinga berdarah dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk cedera fisik, infeksi, atau gangguan dalam saluran pendengaran.

Baca Selengkapnya
Penyebab Selesma dan Gejalanya yang Perlu Diwaspadai, Kenali Cara Mencegahnya
Penyebab Selesma dan Gejalanya yang Perlu Diwaspadai, Kenali Cara Mencegahnya

Selesma adalah infeksi virus yang menyerang saluran pernapasan bagian atas, seperti hidung dan tenggorokan.

Baca Selengkapnya
Deretan Buah yang Bagus dan Perlu Dibatasi untuk Penderita Asam Lambung
Deretan Buah yang Bagus dan Perlu Dibatasi untuk Penderita Asam Lambung

Asam lambung, yang diperlukan oleh tubuh untuk mencerna makanan & melawan infeksi bakteri, terkadang dapat diproduksi secara berlebihan, menyebabkan gejala maag

Baca Selengkapnya
Fakta di Balik Ganasnya Penularan DBD di Jepara, Kemenkes Sampai Terjunkan Tim Khusus Amati Jenis Virus
Fakta di Balik Ganasnya Penularan DBD di Jepara, Kemenkes Sampai Terjunkan Tim Khusus Amati Jenis Virus

Virus DBD di Jepara menyebar cepat. Lima belas warga sudah jadi korban. Sebelas di antaranya anak-anak

Baca Selengkapnya
Penyebab Hidung Bengkak yang Perlu Diwaspadai, Begini Cara Mengatasinya
Penyebab Hidung Bengkak yang Perlu Diwaspadai, Begini Cara Mengatasinya

Hidung bengkak adalah kondisi di mana membran mukosa yang melapisi hidung mengalami pembengkakan atau peradangan.

Baca Selengkapnya
5 Penyebab Ingus Berdarah yang Perlu Diwaspadai, Begini Cara Mengatasinya
5 Penyebab Ingus Berdarah yang Perlu Diwaspadai, Begini Cara Mengatasinya

Ingus berdarah atau epistaksis hidung adalah kondisi ketika darah keluar dari hidung.

Baca Selengkapnya