Merdeka.com - Kementerian Kesehatan berencana akan memberikan booster vaksin bagi masyarakat umum. Hal ini menyusul program booster vaksin yang sudah selesai dilakukan di kalangan nakes beberapa waktu yang lalu.
Namun, rencana ini masih belum final dan menunggu kajian final. Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Surveilans dan Karantina Kesehatan Kementerian Kesehatan RI Prima Yosephine mengatakan, perencanaan vaksinasi booster yang dibayarkan oleh negara terutama menyasar kepada Penerima Bantuan Iuran (PBI) BPJS Kesehatan.
"Ke depannya, rencana memang kalau kita butuh booster, maka ini hanya akan dijamin menjadi vaksinasi jaminan pemerintah yang kami berikan secara gratis kepada masyarakat adalah kepada yang masuk golongan PBI," kata Prima dalam diskusi Kata Warga tentang Vaksinasi Berbayar pada Rabu, 29 September 2021.
"Di luar PBI, maka ini menjadi vaksin mandiri. Tapi booster ini masih rencana ya, karena semuanya tentu tergantung banyak hal yang mungkin akan dipikirkan untuk memutuskannya."
Ditegaskan Prima, pemberian vaksinasi booster direncanakan akan dilakukan bila vaksinasi COVID-19 nasional minimal sudah memenuhi 70 persen dari 208 juta orang yang ditargetkan pemerintah.
Rencana vaksinasi booster, menurut Prima Yosephine, perlu mendapatkan tinjauan dan rekomendasi dari para ahli di Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI).
"Biasanya kami akan menanyakan kepada kelompok ahli, namanya ITAGI, untuk komite nasional penasihat imunisasi. Nanti, mereka tentu akan memberikan rekomendasi kapan sebaiknya waktu untuk mem-booster," terangnya.
Selain itu, perlu juga studi seberapa besar kebutuhan vaksinasi booster bagi masyarakat umum. Ini dibutuhkan untuk menetapkan kriteria masyarakat dan waktu yang paling tepat untuk mendapatkan booster tersebut.
"Seperti studi vaksin Sinovac yang dilakukan di Bandung soal yang vaksinasi tenaga kesehatan itu menurun setelah 6 bulan divaksinasi lengkap. Kita bisa juga saja menggunakan studi vaksin yang menggunakan jenis vaksin yang sama dari negara-negara lain," imbuh Prima.
Prima menegaskan jika kebijakan ini harus hati-hati dan cermat. Dia menjelaskan jika program ini dibutuhkan studi yang komprehensif seperti membandingkan data luar negeri untuk dijadikan pembanding.
Sumber: Liputan6.com
Reporter: Fitri Haryanti Harsono
9 Gejala Kecanduan yang Muncul ketika Kamu Berhenti Minum Kopi
Sekitar 6 Jam yang laluUtamakan Keselamatan Karyawan, Sido Muncul Raih 2 Penghargaan K3 dari Kemnaker
Sekitar 16 Jam yang laluCara Mengatasi Munculnya Keringat Berlebihan di Sekitar Area Kewanitaan
Sekitar 17 Jam yang laluWaspadai Risiko Komplikasi Akibat Malnutrisi pada Pasien Rawat Inap
Sekitar 17 Jam yang laluAsap Rokok Dapat Menyebabkan Resiko Penyakit Paru Obstruktif Kronis, Simak Gejalanya
Sekitar 19 Jam yang laluPentingnya Pengembangan Elektromedis dan Klinis di Indonesia demi Layanan Kesehatan
Sekitar 23 Jam yang laluIni Alasan Mengapa Kita Selalu Buang Air Kecil Sebelum Buang Air Besar
Sekitar 23 Jam yang laluKenali 5 Penyebab Terjadinya Hepatitis Akut Misterius
Sekitar 1 Hari yang lalu10 Hal Sederhana yang Bisa Bantu Membuat Otak Kamu Lebih Optimal
Sekitar 1 Hari yang laluCegah Masalah, Ini yang Bisa Dilakukan Saat Bercinta ketika Kejantanan Terlalu Besar
Sekitar 1 Hari yang laluPentingnya Pemeriksaan pada Calon Orangtua Sebelum Merencanakan Kehamilan
Sekitar 1 Hari yang lalu4 Cara Mengatasi Nyeri Akibat Infeksi Saluran Kemih yang Bisa Membahayakan Ibu Hamil
Sekitar 1 Hari yang laluLangsung Mandi Setelah Olahraga, Apakah Aman?
Sekitar 2 Hari yang laluUkur Tekanan Darah secara Rutin Penting Dilakukan untuk Tekan Risiko
Sekitar 2 Hari yang laluGalaknya Luhut Audit Perusahaan Kelapa Sawit Usai Ditunjuk Jokowi Urus Minyak Goreng
Sekitar 5 Jam yang laluTerbitkan Aturan Baru, Mendag Resmi Cabut Larangan Ekspor CPO
Sekitar 15 Jam yang laluAturan Baru Kemendag: Beli Minyak Goreng Curah Harus Gunakan NIK
Sekitar 15 Jam yang laluMenko Luhut Bakal Audit Perusahaan Kelapa Sawit dan Harus Punya Kantor di Indonesia
Sekitar 18 Jam yang laluJokowi: Inflasi Terkendali Karena Pemerintah Tahan Harga BBM dan Listrik
Sekitar 1 Hari yang laluJokowi: Harga BBM di Singapura Rp32.400 per Liter, Kita Pertalite Masih Rp7.650
Sekitar 1 Hari yang laluJokowi Soal Harga BBM: Subsidi APBN Gede Sekali, Tahan Sampai Kapan?
Sekitar 4 Hari yang laluDemo di Patung Kuda, Buruh dan Mahasiswa Bawa Empat Tuntutan Ini
Sekitar 4 Hari yang laluPresiden Ukraina Hanya Bersedia Temui Putin untuk Akhiri Perang
Sekitar 1 Hari yang laluYouTube Hapus 70 Ribu Video Konflik Rusia dan Ukraina
Sekitar 1 Hari yang laluAksi Tentara Rusia Mensterilkan Pabrik Baja Azovstal dari Sisa Ranjau Ukraina
Sekitar 1 Hari yang laluStarbucks Resmi Keluar dari Rusia Setelah Hampir 15 Tahun Beroperasi
Sekitar 2 Hari yang laluPenampakan Pyongyang Bak Kota Mati Akibat Covid-19
Sekitar 2 Jam yang laluMenag Harap Kebijakan Saudi Larang Warganya Masuk Indonesia Segera Dicabut
Sekitar 4 Jam yang laluPuan Ingatkan Pemerintah: Temukan Formula yang Tepat Sebelum Hapus PPKM
Sekitar 17 Jam yang laluTurun 50 Persen, Santunan Kecelakaan Jasa Raharja Capai Rp44 M di Musim Mudik Lebaran
Sekitar 19 Jam yang laluEvaluasi Mudik Lebaran, Jokowi Minta Rekayasa Lalu Lintas Diperbaiki
Sekitar 1 Hari yang laluPer 10 Mei, KAI Tolak Berangkatkan 707 Penumpang Terkait Covid-19
Sekitar 2 Minggu yang laluFrekuensi Belanja Masyarakat Meningkat Tajam di Ramadan 2022
Sekitar 2 Minggu yang laluAdvertisement
Advertisement
Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami