Reinfeksi COVID-19 Mungkin Terjadi pada Pasien yang Sudah Sembuh
Merdeka.com - Reinfeksi COVID-19 atau terjadinya infeksi kembali merupakan hal yang mungkin dialami seseorang. Tercatat terdapat sejumlah kasus ketika seseorang yang telah sembuh kembali terinfeksi COVID-19.
Menurut dokter paru dari Rumah Sakit Umum Bhakti Asih, dr. Sri Dhuny Atas Asri reinfeksi dapat terjadi akibat beberapa sebab. Di antaranya hilangnya antibodi yang sudah terbentuk dalam tubuh.
“Seseorang yang sudah terkena COVID-19 kan terbentuk antibodi tapi antibodinya tidak lama berada di dalam tubuh. Bisa jadi antibodinya habis kemudian dia terinfeksi, antibodinya ada yang dua bulan, tiga bulan, tapi ada yang setahun dan setiap orang beda-beda,” ujar Dhuny.
Dhuny menambahkan, reinfeksi memang sangat mungkin terjadi namun tingkat keparahan, lebih berat atau lebih ringan dari infeksi pertama, belum diketahui.
“Yang judulnya lebih berat, saya belum tahu, belum baca yang lebih berat ini bagaimana mekanismenya. Jadi reinfeksi itu ada tapi lebih berat atau lebih ringannya belum ada penelitian yang publish,” terangnya.
Jika reinfeksi yang terjadi ternyata lebih parah dari infeksi pertama, maka ada beberapa kemungkinan yang mendukung. Di antaranya, ada kemungkinan jenis virusnya berbeda. COVID-19 gejala berat juga tergantung pada jumlah virus yang masuk ke dalam tubuh.
“Jika jumlah virusnya banyak maka gejalanya akan lebih berat,” jelasnya.
Tetap Waspada
Reinfeksi dapat terjadi pada siapapun, maka dari itu Dhuny menyarankan setiap orang baik yang belum maupun yang sudah sempat terinfeksi untuk tetap waspada.
“Tetap saja, untuk orang-orang yang sempat terinfeksi jangan meremehkan dan merasa tidak akan kena lagi, tidak boleh seperti itu karena kasus reinfeksi itu ada,” terang Dhuny.
Dia juga menyarankan agar semua orang tetap meathui protokol kesehatan serta menerapkan gaya hidup bersih sehat. Penting untuk mencuci tangan dengan sabun, memakai masker, dan menjaga jarak. Hal ini penting dilakukan untuk mencegah risiko reinfeksi.
Reporter: Ade Nasihudin Al AnsoriSumber: Liputan6.com
(mdk/RWP)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Penyebab Selesma dan Gejalanya yang Perlu Diwaspadai, Kenali Cara Mencegahnya
Selesma adalah infeksi virus yang menyerang saluran pernapasan bagian atas, seperti hidung dan tenggorokan.
Baca SelengkapnyaDinkes DKI Akhirnya Mengungkap Jumlah Kasus Covid-19 JN.1 di Jakarta Selama Tahun 2023
Ani menjelaskan, JN.1 memiliki gejala yang sama seperti Covid-19 lainnya.
Baca SelengkapnyaCovid-19 Naik Lagi, Menkes Minta Masyarakat Pakai Masker Selama Libur Akhir Tahun
Imbauan ini mengingat penularan Covid-19 dilaporkan kembali meningkat dalam beberapa waktu terakhir.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kasus Covid-19 Meningkat di 21 Provinsi
Tren kenaikan kasus mingguan Covid-19 nasional per 9 Desember 2023 dilaporkan menyentuh angka 554 kasus positif.
Baca SelengkapnyaMenkes Budi: Kasus Covid-19 di Indonesia Jelang Natal dan Tahun Baru 2024 Tak Mengkhawatirkan
Budi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.
Baca SelengkapnyaKasus Covid-19 Meningkat, Penumpang Kereta Api Wajib Pakai Masker
Imbauan ini seiring meningkatnya angka kasus Covid-19 di Indonesia dalam beberapa waktu terakhir.
Baca SelengkapnyaKasus Covid-19 di Sumsel Naik Drastis usai Libur Nataru, 1 Orang Meninggal
Kemenkes RI sudah mengirimkan vaksin Inavac ke Dinkes Sumsel.
Baca SelengkapnyaKasus Covid-19 Muncul lagi, Sekda Jateng Sebut yang Terpapar Karena Belum Booster
Terkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.
Baca SelengkapnyaPasien Covid-19 yang Dirawat di Rumah Sakit RI Naik 255 Persen
Tjandra mengatakan, data WHO menunjukkan, ada kenaikan 255 persen perawatan Covid-19 di rumah sakit Indonesia.
Baca Selengkapnya