Protein penghasil ASI picu kanker payudara ganas?
Merdeka.com - Penelitian terbaru menyebutkan bahwa sebuah protein yang memicu produksi air susu ibu diduga menjadi penyebab kanker payudara semakin agresif. Penemuan ini pun membuka kesempatan para ahli untuk mengembangkan pengobatan kanker payudara ganas yang menyerang wanita.
Seperti yang dilansir dari Reuters (28/12), protein bernama ELF5 ini ditemukan pada seluruh sel payudara untuk mengaktifkan produksi ASI, bahkan di dalam sel kanker sekalipun. Namun keberadaan protein tersebut dalam sel kanker justru membuat penyakit tersebut semakin agresif dan ganas.
"Penemuan ini mendorong kami untuk mendesain terapi baru yang bisa menangani protein penyebab kanker payudara menjadi agresif," tutur kepala penulis penelitian, Profesor Chris Ormandy dari Medical Research.
Profesor Ormandy juga menambahkan kalau sel kanker tidak mampu merespon protein ELF5 dengan baik, sehingga sifatnya menjadi lebih agresif dan kebal terhadap terapi yang selama ini dilakukan oleh pasien.
Kanker payudara merupakan salah satu penyebab kematian yang menghantui wanita. Untuk menentukan pengobatan, dokter biasanya mencari tahu apakah kanker memiliki reseptor terhadap hormon estrogen dan progesteron yang memicu pertumbuhan tumor.
Sekitar dua pertiga kasus kanker payudara biasanya positif memiliki reseptor estrogen. Sehingga dalam pengobatannya, dokter akan menggunakan terapi rendah estrogen untuk memblokir hormon tersebut demi menghambat pertumbuhan kanker.
Sementara itu, sepertiga pasien tidak memiliki reseptor apapun. Sehingga tidak ada dampak apapun ketika mereka menjalani terapi hormon. Biasanya pasien kanker payudara tanpa reseptor menjalani pengobatan kemoterapi.
Tim peneliti yang dipimpin Profesor Ormandy ini menemukan kalau penderita kanker yang memiliki reseptor punya kadar protein ELF5 yang rendah. Sementara pasien tanpa reseptor secara signifikan memiliki kadar protein tinggi.
"Jika kita mampu memblokir protein ELF5, kita akan menghambat pertumbuhan tumor dan mencegah pertumbuhan kanker yang semakin ganas dan agresif," tegas Profesor Ormandy.
(mdk/riz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dari Dada, Paha, hingga Sayap Ternyata Ini yang Paling Tinggi Proteinnya
Ayam, sebagai salah satu bahan makanan yang sangat umum digunakan, memang memiliki beragam bagian dengan kandungan protein dan lemak yang berbeda-beda.
Baca SelengkapnyaManfaat Buah Pinang untuk Kesehatan, Bisa Tingkatkan Gairah Pria
Manfaat buang pinang untuk kesehatan yang jarang diketahui. Namun perlu diwaspadai juga efek sampingnya.
Baca Selengkapnya7 Pemanis Buatan dan Manisnya yang Mencurigakan, Ini Efeknya untuk Tubuh
Sakarin, aspartam, siklamat, sukralosa, acesulfame potassium, sorbitol, dan neotam adalah beberapa contoh pemanis buatan yang sering hadir dalam produk makanan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
4 Hal yang Akan Dirasakan Oleh Tubuh Jika Mengonsumsi Makanan dengan Tinggi Protein
Manfaat yang bisa didapatkan oleh tubuh ketika mengonsumsi makanan tinggi protein.
Baca Selengkapnya5 Ikan yang Tidak Disarankan untuk Dikonsumsi oleh Penderita Darah Tinggi
Protein hewani dari ikan adalah asupan yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh. Tetapi, beberapa ikan tidak disarankan bagi pengidap dadarh tinggi.
Baca SelengkapnyaSelain Memperbanyak ASI, Ini 11 Khasiat Daun Katuk untuk Kesehatan
Daun katuk, dengan bentuknya yang lonjong dan corak keperakan di bagian tengah, biasanya diolah menjadi sayur bening bersama jagung manis dan wortel.
Baca Selengkapnya11 Makanan Tinggi Protein Tanpa Lemak yang Paling Sehat Dikonsumsi
Mengonsumsi makanan yang mengandung protein tinggi memiliki peranan dalam menjaga kesehatan dan mendukung pembentukan otot.
Baca SelengkapnyaIDAI: Pemberian Makan Tak Terkait Stunting, 1.000 Hari Pertama Ibu Hamil Harus Kaya Protein
IDAI menilai upaya pencegahan stunting dengan pemberian makan siang untuk anak tidak efektif.
Baca SelengkapnyaJenis Kerang yang Aman Dikonsumsi, Lengkap Beserta Manfaatnya
Kerang telah diolah menjadi hidangan lezat sejak zaman kuno dan dikenal sebagai sumber protein yang baik.
Baca Selengkapnya