Pentingnya Pemeriksaan Kesehatan Calon Pengantin 3 Bulan sebelum Menikah
Merdeka.com - Pemeriksaan kesehatan tak hanya penting bagi mereka yang mengalami masalah kesehatan saja. Hal ini penting dilakukan untuk mencegah terjadinya stunting di kemudian hari.
Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo mengatakan, pemeriksaan kesehatan untuk memantau hemoglobin (HB) dan nutrisi calon pengantin, khususnya perempuan. Terlebih anemia juga kerap dialami perempuan.
"Kami memantau HB-nya kurang darah buat remaja putri. Diharapkan cegah stunting juga. Stunting belum tentu pendek. Stunting ini berdampak apda intelektual rendah untuk nalar dan logika juga sulit," jelas Hasto sbeberapa waktu lalu.
"Stunting pada usia 45 tahun saja sudah sakit-sakitan dengan penyakit yang dideritanya. Stunting cenderung sentralubis, sehingga gemuk tapi di tengah gitu karena tidak tinggi juga," sambungnya.
Stunting juga berpotensi untuk memiliki penyakit diabetes, tekanan darah tinggi, dan stroke. Oleh karena itu, Presiden Joko Widodo dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) meminta stunting di bawah 20 persen.
"Cita-cita (stunting) 14 persen. Bantul ini jauh di bawah 20 persen, yakni 16 persen. Stunting yang cukup rendah," lanjut Hasto.
Pemantauan Kesehatan Pranikah
Hasto Wardoyo menambahkan, pemeriksaan kesehatan dalam tiga bulan sebelum menikah, penting untuk mengoreksi anemia. Jika calon pengantin perempuan anemia, maka dapat ditangani pemberian obat tambah darah untuk menaikkan hemoglobinnya.
"Kita lihat 3 bulan sebulan nikah dipantau, jadi siap nikah siap hamil. Tapi yang siap nikah ini kan bukan hanya perempuan tapi juga laki-laki," terang Hasto.
"Kami juga memantau kalau perempuan hamil anak perempuan, telurnya akan tercipta 100 persen, sehingga ibu perempuan menentukan nasib cucunya kalau anaknya perempuan. Kalau ibunya tidak sehat, maka cucunya akan kena terdampak juga," sambungnya.
Walau calon pengantin ada anemia, Hasto menekankan, tetap diperbolehkan menikah tapi dengan pendampingan kesehatan.
"Kalau hasilnya anemia, tidak dilarang menikah, under nutrition juga tidak dilarang menikah, tetap didampingi nanti," tandasnya.
Reporter: Fitri Haryanti HarsonoSumber: Liputan6.com
(mdk/RWP)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Membedah Turunnya Angka Pernikahan Usia Muda di Indonesia
Berdasarkan laporan BPS angka pernikahan di Indonesia mengalami penurunan yang drastis
Baca SelengkapnyaTak Mau Tinggalkan Pernikahan, Mempelai Wanita Ini Tetap Hadir dalam Kondisi Sakit
Ia tak mau melewatkan pernikahannya walaupun tengah dalam keadaan sakit.
Baca SelengkapnyaKenali Apa Itu Anemia Aplastik, Faktor Risiko, Serta Gejalanya
Salah satu kondisi medis yang berupa kelainan darah akibat berkurangnya fungsi sumsum tulang belakang dalam memproduksi sel darah.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
9 Hal yang Perlu Diperhatikan saat Menggendong Bayi Baru Lahir demi Keamanan dan Kenyamanan
Menggendong bayi baru lahir membutuhkan perhatian ekstra agar bayi tetap aman dan nyaman di dalam pelukan.
Baca SelengkapnyaDipatuk Ular, Ini Pertolongan Pertama yang Wajib Dilakukan
Untuk proses pemulihan, orang dewasa dibutuhkan waktu sekitar 3 minggu dan anak-anak selama 2 minggu.
Baca Selengkapnya4 Kebiasaan Buruk yang Harus Dihindari Setelah Makan, Bisa Ganggu Pencernaanmu Lho!
Berbagai kebiasaan buruk setelah makan yang perlu kamu hindari agar kesehatan pencernaan bisa terjaga.
Baca SelengkapnyaBukan Hanya Kehamilan, 7 Kondisi Ini Juga Bisa Jadi Penyebab Menstruasi Terlambat
Waspadai gejalanya jika sering mengalami menstruasi terlambat.
Baca Selengkapnya29 Persen Remaja Putri di Semarang Alami Anemia, Ini Penjelasan Dinkes
Terjadinya anemia ini memperbesar resiko mereka melahirkan anak stunting
Baca SelengkapnyaKenali Sejumlah Kesalahan saat Berpuasa yang Berpotensi Membuat Gemuk
Banyak orang memanfaatkan momen puasa untuk menurunkan berat badan, namun sejumlah kondisi justru bisa membuat berat badan bertambah saat puasa.
Baca Selengkapnya