Orangtua Wajib Tahu Dampak Paparan Gawai yang Terlalu Lama pada Mata Anak
Merdeka.com - Penggunaan gadget atau gawai merupakan sebuah hal yang kini tak bisa dilepaskan baik oleh orang dewasa atau anak-anak. Baik untuk belajar, bekerja, atau juga untuk bersantai, gawai kerap digunakan bahkan kerap hingga berlebihan.
Dokter mata konsultan RS Mata Cicendo Bandung, Feti Karfiati Memed menjelaskan terkait penggunaan gawai pada anak dan remaja serta dampaknya bagi kesehatan mata. Menurutnya, di masa pandemi COVID-19 anak menjadi lebih akrab dengan pengguanaan gawai seperti ponsel pintar dan komputer untuk melakukan pembelajaran jarak jauh (PJJ).
Bahkan, sebelum pandemi pun anak-anak di masa kini sudah banyak yang mengenal gawai. Yang tanpa disadari anak jadi berisiko mengalami Computer Vision Syndrome.
“Studi menunjukkan, 36 hingga 92,2 persen anak usia 1 sudah terpapar dan berinteraksi dengan perangkat seluler. Kemudian, penelitian di Inggris menunjukkan 51 persen bayi umur enam hingga 11 bulan rutin menggunakan gawai layar sentuh,” kata Feti beberapa waktu lalu.
Studi lainnya menunjukkan bahwa 95 persen remaja memiliki akses ponsel pintar dan 24-45 persennya selalu daring. Studi Lenhart pada 2015 itu juga menunjukkan 50 persen remaja tergantung pada ponsel pintar.
“Sebagian besar remaja memiliki ponsel pintar dan 76 persen menggunakan minimal 1 media sosial," katanya
Efek yang Muncul
Feti menambahkan, penggunaan gawai yang berlebihan pada anak dapat memicu terjadinya computer vision syndrome.
Kondisi ini ditandai dengan sindroma mata kering yakni:
- Mata buram.
- Mata merah.
- Pandangan silau.
- Mata terasa tidak nyaman/ seperti ada pasir.
- Mata sering dikucek.
- Mata sering berkedip.
Selain computer vision syndrome, penggunaan gawai yang berlebihan juga dapat memicu efek jangka panjang terhadap kesehatan mata.
Efek jangka panjang itu berupa mata minus dan degenerasi makula. Dengan mata minus, anak jadi harus berkacamata atau mengalami penambahan minus yang cepat bagi yang sudah berkacamata.
Sedang, degenerasi makula terjadi ketika bagian retina yang paling peka terhadap cahaya menjadi mudah rusak diduga akibat paparan sinar biru berlebihan.
“Mata anak masih tumbuh dan berkembang sampai usia 18. Kesehatan mata anak perlu dijaga karena kelainan pada masa perkembangan mata akan berpengaruh seumur hidup,” kata Feti.
Untuk mencegah terjadinya kerusakan mata, Feti menyarankan penerapan 20-20-20. Yakni, setiap 20 menit menatap layar monitor anak perlu istirahat selama 20 detik. Istirahat mata dapat dilakukan dengan cara menatap benda yang jaraknya 20 kaki (6 meter).
Reporter: Ade Nasihudin Al AnsoriAdeSumber: Liputan6.com
(mdk/RWP)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Begini Cara Agar Anak Tak Gampang Sakit di Musim Hujan, Orangtua Wajib Tahu
Di musim hujan, anak-anak rentan sakit. Karenanya sebagai orangtua, Anda wajib mengantisipasi dan melakukan pencegahan.
Baca SelengkapnyaAmpuh, Ini 6 Cara Mengatasi Anak Kecanduan Gadget yang Harus Diketahui Orangtua
Tidak sedikit anak-anak zaman sekarang yang sudah kecanduan gadget sejak masih kecil.
Baca SelengkapnyaKapolri Wanti-Wanti Anak Buah Cegah Gangguan Keamanan Selama Ramadan
Jenderal Sigit memberikan atensi seluruh jajaran menjaga kamtibmas selama Ramadan untuk menjaga kekhusyukan masyarakat selama menunaikan ibadah puasa.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Tunggu Arahan KPU Soal ODGJ Mencoblos Pemilu, RSKD Dadi Makassar Siapkan 14 Dokter Psikiatri
RSKD Dadi Makassar merupakan rumah sakit khusus untuk penanganan pasien dengan gangguan kejiwaan.
Baca SelengkapnyaAnak Pembuat Becak Ini Gagal Jadi Dokter hingga Terjerat Utang, Kini Jadi Konglomerat Tanah Air yang Dikenal Dermawan
Pria ini masuk barisan orang terkaya di Indonesia. Siapakah sosoknya?
Baca Selengkapnya7 Cara Jaga Kesehatan Anak saat Musim Liburan dan Cuaca Ekstrem
Pada cuaca ekstrem dan musim liburan, anak rentan sakit sehingga orangtua perlu lebih menjaganya.
Baca SelengkapnyaKasus Covid-19 Meningkat, Penumpang Kereta Api Wajib Pakai Masker
Imbauan ini seiring meningkatnya angka kasus Covid-19 di Indonesia dalam beberapa waktu terakhir.
Baca SelengkapnyaTips Cepat dan Aman Mengurangi Ketergantungan Gadget pada Anak
tahukah kalian bahwa penggunaan gadget pada anak memiliki dampak yang berbahaya?
Baca SelengkapnyaPenyebab Nyeri Dada setelah Olahraga, Tak Selalu Penyakit Jantung
Olahraga adalah salah satu cara untuk menjaga kesehatan. Namun, kadang olahraga juga bisa menimbulkan efek samping yang tidak menyenangkan, seperti nyeri dada.
Baca Selengkapnya