Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Muncul Hantavirus, Pakar Virus Sebut Tak Seberbahaya COVID-19

Muncul Hantavirus, Pakar Virus Sebut Tak Seberbahaya COVID-19 ilustrasi tikus. ©2015 Merdeka.com/shutterstock/Gallinago_media

Merdeka.com - Belum habis dunia dikejutkan dengan infeksi virus COVID-19, telah muncul kasus virus lain lagi yaitu hantavirus. Hal ini dialami seorang pria di Tiongkok yang meninggal dunia walau telah negatif COVID-19.

Berita tersebut memicu kekhawatiran, khususnya di media sosial, akan munculnya penyakit baru di tengah pandemi COVID-19 yang belum berakhir.

Walaupun begitu, Yang Zhangqiu, ahli virus dari Wuhan University mengatakan bahwa cara penularan dari hantavirus tidak seperti COVID-19.

"Berbeda dengan COVID-19, hantavirus dalam banyak kasus tidak menular melalui sistem pernapasan. Namun kotoran manusia dan darah pasien yang terinfeksi bisa mentransmisikan virus ke manusia," kata Yang.

Selain itu, Yang juga mengungkapkan bahwa meskipun pasien ini duduk di bus bersama beberapa penumpang, namun infeksi ke orang lain kemungkinan kecil. Dia juga mengatakan bahwa seseorang umumnya tak akan diserang oleh hantavirus dan COVID-19 secara bersamaan.

Bisa Dikendalikan dan Dicegah

Yang menjelaskan, penyakit hantavirus disebabkan oleh kontak dengan tikus seperti mengonsumsi makanan yang mereka sentuh atau menghirup aerosol yang terkontaminasi kotoran tikus.

Infeksi tersebut bisa membuat seseorang mengalami demam, kecenderungan pendarahan, dan kerusakan ginjal. Mirip dengan COVID-19, hantavirus bisa merusak fungsi hati, ginjal, serta organ-organ pasien lain sehingga membuat pasien mengalami gejala demam dan pendarahan hebat.

Walaupun begitu, Yang menjelaskan bahwa penyakit ini bisa dicegah dan dikendalikan. "Penyakit hantavirus dapat dicegah dan dikendalikan serta ada vaksin untuk mencegahnya," ujarnya.

Bukan Penyakit Baru

US Centers for Disease Control and Prevention menyatakan bahwa hantavirus bukanlah penyakit baru. Beberapa kasus juga terjadi di Chile dan Argentina dan dikenal dengan jenis hantavirus yang disebut virus Andes.

"Sudah jarang terjadi di sebagian besar negara. Orang mendapatkannya dari tikus, bukan dari orang lain," kata Alan Radford, profesor veterinary health informatics dari University of Liverpool, Inggris.

"Meskipun itu bisa menjadi infeksi parah pada seseorang, polanya tidak berubah dan otoritas kesehatan tahu bagaimana meresponnya," kata Radford menambahkan seperti dikutip dari Newsweek.

Setidaknya, ada tiga penyakit yang disebabkan oleh hantavirus. Di Eropa dan Asia, mereka biasanya menyebabkan Haemorrhagic fever with renal syndrome (HFRS), sementara HFRS yang lebih ringan juga disebut Nephropathia epidemica di Eropa. Selain itu, di Amerika, mereka juga lebih dikenal sebagai penyebab Hantavirus cardiopulmonary syndrome (HCPS).

Reporter: Giovani Dio PrasastiSumber: Liputan6.com

(mdk/RWP)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Sejarah 2 Maret: Kasus Pertama Virus Covid-19 di Indonesia

Sejarah 2 Maret: Kasus Pertama Virus Covid-19 di Indonesia

Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.

Baca Selengkapnya
Penyebab Selesma dan Gejalanya yang Perlu Diwaspadai, Kenali Cara Mencegahnya

Penyebab Selesma dan Gejalanya yang Perlu Diwaspadai, Kenali Cara Mencegahnya

Selesma adalah infeksi virus yang menyerang saluran pernapasan bagian atas, seperti hidung dan tenggorokan.

Baca Selengkapnya
Begini Cara Agar Anak Tak Gampang Sakit di Musim Hujan, Orangtua Wajib Tahu

Begini Cara Agar Anak Tak Gampang Sakit di Musim Hujan, Orangtua Wajib Tahu

Di musim hujan, anak-anak rentan sakit. Karenanya sebagai orangtua, Anda wajib mengantisipasi dan melakukan pencegahan.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Kasus Covid-19 Naik Lagi, Penumpang Pesawat di Bandara Diimbau untuk Pakai Masker

Kasus Covid-19 Naik Lagi, Penumpang Pesawat di Bandara Diimbau untuk Pakai Masker

Bandara sebagai pintu masuk pertama perlu melakukan persiapan terkait mitigasi Covid-19.

Baca Selengkapnya
Kasus Covid-19 Kembali Muncul di Solo

Kasus Covid-19 Kembali Muncul di Solo

Meskipun Covid-19 yang muncul saat ini sudah tidak berbahaya seperti dulu.

Baca Selengkapnya
Dinkes DKI Akhirnya Mengungkap Jumlah Kasus Covid-19 JN.1 di Jakarta Selama Tahun 2023

Dinkes DKI Akhirnya Mengungkap Jumlah Kasus Covid-19 JN.1 di Jakarta Selama Tahun 2023

Ani menjelaskan, JN.1 memiliki gejala yang sama seperti Covid-19 lainnya.

Baca Selengkapnya
Pasca Pandemi Covid-19, Penempatan Pekerja Migran Terus Meningkat

Pasca Pandemi Covid-19, Penempatan Pekerja Migran Terus Meningkat

Pemerintah akui penempatan pekerja migran masih memiliki berbagai tantangan.

Baca Selengkapnya
Kasus Covid-19 Meningkat, Penumpang Kereta Api Wajib Pakai Masker

Kasus Covid-19 Meningkat, Penumpang Kereta Api Wajib Pakai Masker

Imbauan ini seiring meningkatnya angka kasus Covid-19 di Indonesia dalam beberapa waktu terakhir.

Baca Selengkapnya
Sempat Viral, Pemeras Calon Penumpang Bus di Merak Ditangkap & Satu Masih Buron

Sempat Viral, Pemeras Calon Penumpang Bus di Merak Ditangkap & Satu Masih Buron

Keduanya coba memeras calon penumpang yang akan menyeberang ke Lampung menggunakan bus. Kemudian dianiaya sejumlah calo atau preman.

Baca Selengkapnya