Menurut Penelitian, Bekerja Terlalu Lama Bisa Membuatmu Mengalami Kebotakan
Merdeka.com - Kebotakan merupakan sebuah masalah yang jadi mimpi buruk banyak pria. Terdapat sejumlah faktor yang menyebabkan munculnya kebotakan pada diri seseorang.
Sebuah penelitian terbaru yang dilakukan di Korea Selatan mengungkap bahwa terdapat hal mengejutkan yang jadi penyebab masalah ini. Diketahui bahwa bekerja dalam waktu lama bisa menggandakan peluangmu mengalami kebotakan.
Dilansir dari NY Post, pria yang bekerja lebih dari 52 jam seminggu kehilangan rambut dua kali lebih cepat dibanding mereka yang bekerja kurang dari 40 ja. Temuan ini diketahui berdasar penelitian oleh Sungkyunkwan University School of Medicine, Seoul.
Peneliti mengungkap bahwa terjadi percepatan kebotakan yang disebabkan karena meningkatnya stres. Peningkatan stres ini disebabkan oleh bekerja terelalu banyak dan kurang liburan.
Lebih khusus, kecemasan memicu hormon yang memicu siklus aktif pertumbuhan rambut secara prematur. Karena tidak tumbuhnya folikel rambut baru yang muncul, rambut yang rontok ini tidak digantikan dan berdampak munculnya kebotakan.
Penelitian Dilakukan pada Pria Usia 20 hingga 59 Tahun
Penelitian terdahulu telah menunjukkan hubungan antara bekerja berlebihan serta kondisi seperti masalah jantung. Namun baru penelitian ini yang menghubungkan antara jam kerja yang panjang dengan kebotakan.
Hasil penelitian menghasilkan kesimpulan ini berdasar poling terhadap 13.000 pria yang tinggal di Korea Selatan yang bekerja lebih dari 40 jam seminggu. Subyek penelitian berusia antara 20 hingga 59 tahun.
Mereka diberi survei mengenai kebiasaan kerja mereka selama tahun 2013 hingga 2017. Selama jangka waktu penelitian ini, mereka dilarang menggunakan pengobatan anti kebotakan.
Jam Kerja Pendek Menurunkan Risiko kebotakan
Jam kerja dibagi menjadi tiga kategori yaitu pendek (kurang dari 40 jam seminggu, panjang (antara 40 hingga 52 jam seminggu), serta lebih panjang (lebih dari 52 jam). Peneliti juga mempertimbangkan beragam faktor seperti usia, status perkawinan, pendidikan, pendapatan bulanan, kebiasaan merokok, serta jadwal kerja.
Diketahui bahwa pada orang dengan jam kerja pendek, kebotakan hanya dua persen terjadi, pada kelompok jam kerja panjang kebotakan tiga persen terjadi, serta hampir empat persen pada jam kerja lebih panjang. Peneliti Kyung-Hun Son mengungkap bahwa terdapat hubungan antara jam kerja yang panjang dan kebotakan.
"Intervensi pencegahan untuk mendukung jam kerja yang layak dan tepat dibutuhkan oleh masyarakat," jelas Son.
(mdk/RWP)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Rambut rontok dapat berpengaruh oleh cara yang beragam, bergantung pada faktor genetika, perubahan hormonal, atau kesehatan.
Baca SelengkapnyaBerolahraga selama 11 menit setiap harinya secara signifikan dapat mengurangi risiko kematian dini serta membantu mencegah
Baca SelengkapnyaBanyak orang menyukai kebiasaan keramas di malam hari dan akhirnya tidur dengan rambut basah. Yuk, simak akibatnya!
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Penting untuk memahami penyebab munculnya bau pada rambut agar dapat mengambil langkah pencegahannya.
Baca SelengkapnyaPenelitian terbaru menunjukkan bahwa manfaat olahraga bisa berbeda pada pria dan wanita.
Baca SelengkapnyaOrang yang memiliki kebiasaan tidur kurang dari tujuh jam setiap malam memiliki risiko kematian yang lebih tinggi. Yuk, simak penjelasan lengkapnya!
Baca SelengkapnyaKetahui apa saja penyebab kebotakan rambut di usia muda.
Baca SelengkapnyaBerhenti merokok sebelum usia 40 tahun bisa memiliki efek panjang umur sama seperti pada orang yang tidak pernah merokok.
Baca SelengkapnyaRasa "berat" karena kurang tidur bisa membuat kita lebih mudah lelah. Akumulasi stres fisik & emosional dari kelelahan itu kemudian bisa membuat susah tidur.
Baca Selengkapnya