Makan dalam Porsi Kecil tapi Sering Bisa Jadi Cara Atasi Balita Susah Makan

Rabu, 29 Maret 2023 09:00 Reporter : Rizky Wahyu Permana
Makan dalam Porsi Kecil tapi Sering Bisa Jadi Cara Atasi Balita Susah Makan ilustrasi anak makan. ©2021 Merdeka.com

Merdeka.com - Masalah makan merupakan salah satu kondisi yang rentan dialami oleh balita. Pada saat anak mengalami masalah susah makan, pemberian makanan dalam porsi kecil tapi sering atau small frequent feeding merupakan hal yang penting.

Dokter spesialis anak dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) dr. Mulya Rahma Karyanti, Sp.A(K), M.Sc. menilai orang tua bisa mencoba metode small frequent feeding untuk mengatasi balita yang susah makan dan berat badan yang tidak bertambah.

Mulya saat dijumpai di Jakarta, Kamis, menjelaskan metode small frequent feeding adalah menjadwalkan makan setiap 3 jam dalam sehari dengan porsi yang sedikit dan tetap memperhatikan kecukupan nutrisi.

"Ibu harus tingkatkan asupan makannya (pada balita), jadi, small frequent feeding. Sekarang asupan input-nya banyak, tapi output-nya lebih banyak untuk aktivitas (karena) anaknya lagi tumbuh kembang, perkembangan otaknya lagi dikuras dari nutrisinya, kalorinya. Sekarang asupannya dinaikkan setiap 3 jam makan," kata Mulya.

Mulya mencontohkan metode small frequent feeding bisa diterapkan dengan membuat jadwal sarapan balita pada jam 6 pagi dengan hidangan sereal atau susu sebanyak satu gelas. Kemudian, anak akan makan lagi pada jam 9 pagi dengan porsi gizi seimbang dalam satu piring.

Selanjutnya, anak akan makan utama lagi pada siang hari dan makan kudapan pada sore hari.

2 dari 2 halaman

Mulya menggarisbawahi pentingnya asupan susu pada balita yang susah makan dengan berat badan yang tidak kunjung naik. Susu juga baik untuk dikonsumsi mengingat komponen nutrisi di dalamnya sudah lengkap mulai dari karbohidrat, protein, lemak, vitamin, hingga mineral.

Jika anak tetap enggan makan, Mulya mengatakan orang tua perlu menyuguhkan dua pilihan jenis makanan atau bahan makanan. Dengan cara ini, anak diharapkan tidak menolak setelah melihat pilihan makanan yang berbeda.

"Bikin suasana makan menyenangkan. Misalnya, 'Yuk, sekarang mau makan rotinya sama apa, mau keju atau coklat'. Jadi kasih dua pilihan. Atau misalnya, 'Lauknya mau apa'. Atau mungkin pastanya mau campur sama daging cacah atau mau sama ayam," kata Mulya.

Lebih lanjut, Mulya mengatakan bahwa agar anak makan dengan gembira, penting untuk membuat suasana meja makan jadi menyenangkan. Kedisiplinan jadwal makan juga penting diterapkan oleh orangtua pada anak. [RWP]

Baca juga:
Begini Cara Jaga agar Asupan Gula Tak Berlebihan selama Ramadan
Menyikat Gigi Setelah Makan adalah Waktu Terbaik demi Kesehatannya
Masker Tetap Disarankan untuk Digunakan saat Salat Tarawih
Perhatikan Risiko bagi Penderita Diabetes Sebelum Mulai Berpuasa

Komentar Pembaca

Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami

Be Smart, Read More

Indeks Berita Hari Ini

Opini