Makan Bergizi Gratis Dianggap Ahli Gizi Bisa Tingkatkan Kognitif Siswa
Program Makan Bergizi Gratis (MBG) berpotensi besar untuk meningkatkan fungsi kognitif siswa.

Tiga ahli dari Universitas Gadjah Mada (UGM) membahas program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang tengah dilaksanakan oleh pemerintah Indonesia dalam diskusi di Pojok Bulaksumur. Toto Sudargo, dosen dari Departemen Gizi Kesehatan FK-KMK UGM, menyatakan bahwa program MBG dapat berkontribusi pada peningkatan fungsi kognitif siswa jika dikelola dengan baik dan gizi yang seimbang. Ia menegaskan,
"Konsumsi makanan bergizi, seperti protein dari telur, sangat penting untuk mendukung perkembangan otak. Namun, penyajiannya juga harus diperhatikan agar anak-anak tertarik untuk mengkonsumsinya," ucapnya . Toto mencontohkan cara pengolahan telur menjadi dadar atau orak-arik yang dapat memberikan tambahan kalori, sehingga menekankan pentingnya kualitas gizi dibandingkan kuantitas makanan. "Yang penting anak-anak mau makan dan makanan tidak terbuang. Jangan sampai makanan hanya diacak-acak dan menjadi sampah," tambahnya.
-
Kenapa program makan bergizi gratis penting? Program makan bergizi gratis ini sangat berarti, mengingat tidak semua negara mampu melaksanakan program besar semacam ini.
-
Apa manfaat program makanan bergizi gratis untuk anak? Salah satu manfaat utama dari program ini adalah mendukung fungsi kognitif anak. Menurut Dr. Toto Sudargo, M.Kes., dosen di Departemen Gizi Kesehatan, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada (UGM), makanan bergizi yang terkelola dengan baik sangat penting dalam menunjang kemampuan belajar siswa.
-
Apa itu program Makan Bergizi Gratis? Usulan serangga menjadi menu untuk program Makan Bergizi Gratis (MBG) mengemuka.
-
Apa target dari program Makan Bergizi Gratis? Pada tahap awal, program ini akan menyasar sekitar 15 hingga 20 juta anak di seluruh Indonesia, sesuai dengan alokasi anggaran sebesar Rp71 triliun dari RAPBN 2025.
-
Makanan bergizi apa yang diberikan gratis? Program Makanan Bergizi Gratis (MBG), yang diinisiasi oleh pemerintah dengan dukungan PT Kalbe Farma Tbk (Kalbe) melalui anak perusahaannya, Kalbe Nutritionals, merupakan langkah nyata untuk mencapai tujuan ini.
-
Siapa yang menginisiasi Program Makan Bergizi Gratis? KBF Indonesia melaksanakan uji coba Program Makan Bergizi Gratis ini telah dilakukan sejak Juli 2024 dan bekerja sama dengan Indonesia Food Security Review (IFSR), sebuah lembaga yang selama ini menjadi mitra pemerintah untuk melakukan studi terkait pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis.
Selanjutnya, Subejo, dosen Departemen Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian, menggarisbawahi pentingnya pemanfaatan bahan pangan lokal dalam program MBG. Ia mengingatkan bahwa ketergantungan pada bahan impor seperti gandum dapat menjadi tantangan yang harus segera diatasi.
"Indonesia memiliki banyak sumber karbohidrat lokal seperti singkong, jagung, dan sagu. Dengan memanfaatkan bahan-bahan ini, kita tidak hanya mendukung ketahanan pangan tetapi juga memberdayakan petani lokal," jelasnya. Ia juga menambahkan bahwa pemberdayaan desa sebagai pusat distribusi makanan bergizi dapat meningkatkan efisiensi dan mendekatkan menu berbasis bahan lokal kepada masyarakat. "Mekanisme ini juga dapat mengurangi risiko makanan basi karena perjalanan distribusi yang terlalu jauh," imbuhnya.
Sementara itu, Wahyudi Kumorotomo, dosen Manajemen Kebijakan Publik Fisipol UGM, menyoroti pentingnya transparansi dan akuntabilitas dalam penggunaan anggaran yang besar. Ia mengingatkan bahwa potensi korupsi harus diantisipasi dengan pengawasan yang ketat dari semua lapisan masyarakat. "Dana sebesar Rp71 triliun per tahun yang ditargetkan untuk 19,4 juta anak ini harus dipantau penggunaannya. Jangan sampai ada korupsi atau dana yang dialihkan untuk kepentingan lain," tegasnya. Mengenai program MBG, ketiga pakar UGM sepakat bahwa ini adalah investasi jangka panjang yang memerlukan komitmen berkelanjutan dari berbagai pihak.
Toto menekankan bahwa keberhasilan program serupa di India baru terlihat setelah lebih dari satu dekade. "Program ini harus berjalan terus-menerus dan tidak boleh berhenti hanya karena berganti pemerintahan. Jika konsisten, Indonesia bisa mencapai hasil yang signifikan, baik dalam hal kesehatan, kemampuan, maupun prestasi generasi mendatang," ungkapnya.
Para ahli ini mengajak semua elemen masyarakat untuk mendukung dan mengawasi pelaksanaan program ini agar dapat meningkatkan kualitas generasi bangsa. "Ini adalah investasi untuk generasi masa depan. Jika program ini berhasil, Indonesia akan memiliki generasi yang lebih sehat, cerdas, dan siap bersaing di kancah global," tutup Toto.