Merdeka.com - Protein hewani merupakan salah satu makanan yang sangat dibutuhkan oleh bayi untuk Makanan Pendamping ASI (MPASI). Berbeda dari konsumsi protein hewani pada orang dewasa yang perlu dibatasi, konsumsi pada bayi sebaiknya dilakukan sebanyak mungkin.
Dr. dr. Dian Pratamastuti, Sp.A. pun mengonfirmasi soal kebenaran mengonsumsi protein hewani untuk bayi. Menurutnya, konsumsi protein hewani memang sangat dibutuhkan dan dianjurkan terutama untuk mencegah stunting.
"Protein hewani layaknya susu, ikan, telur, daging menjadi pokok utama sebagai langkah penurunan risiko stunting dan kekurangan gizi yang kronis," ujar Dian beberapa waktu lalu.
Dian menjelaskan, protein hewani bukan berarti harus diberikan secara penuh dalam menu makanan bayi. Melainkan harus diseimbangkan sebanyak 20-30 persen, dan dilengkapi pula dengan 40 persen karbohidrat.
"Sekali makan, satu piringnya anak-anak itu MPASI atau makanan padatnya untuk anak hingga usia 2 tahun harus seperti itu," kata Dian.
"Kalau istilahnya saya mengatakan racunnya kita orang dewasa, kalau model seperti itu ya kita cepat kolesterol. Tapi justru anak dibawah 2 tahun, di masa golden period, mereka butuh banyak protein hewani," tambahnya.
Protein hewani dalam versi Dian sendiri disingkat menjadi DTIH yakni daging, telur, ikan, dan hati. Dia menyarankan untuk memilih daging merah seperti daging sapi atau daging kambing. Orangtua juga bisa menggunakan daging bebek maupun ayam.
"Ikan, ikan tawar, ikan laut, boleh. Telur, minimal dua sehari untuk mencegah stunting. Hati, hati ayam kampung, hati sapi, hati kambing penting karena zat besinya tinggi sekali," ujar Dian.
Lebih lanjut Dian mengungkapkan bahwa MPASI pun menjadi fase dimana anak baru belajar mengenali tekstur makanan. Itulah mengapa penting untuk memberikan MPASI yang tepat.
"Sangat penting untuk MPASI yang tepat, mengandung gizi seimbang, sesuai pedoman gizi seimbang yang dianjurkan oleh Kementerian Kesehatan. Sehingga tumbuh kembang anak akan berlangsung dengan baik," kata Dian.
"Tapi tidak hanya seimbang. Orangtua juga perlu lebih kreatif dalam menghadirkan menu makanannya supaya anak tidak bosan dan pada akhirnya pemenuhan gizi yang mereka butuhkan menjadi optimal," tegasnya.
Menurut Dian, penting pula bagi para orangtua untuk mengingat bahwa jangan hanya menyiapkan MPASI yang sehat, melainkan juga harum dan lezat.
"Makanan harus enak, harus wangi, harus harum, lezat. Pakai gula dan garam. Enggak ada lagi, saya enggak mau menemui ibu yang enggak ngasih gula garam pada anaknya di MPASI. Alamat nanti di usia delapan atau 10 bulan, puncak-puncaknya anak menemui dokter anak karena masalah GTM," kata Dian.
Advertisement
Dian mengungkapkan bahwa jika bicara soal MPASI, penting untuk mengingat dua hal yakni zat gizi makro nutrien dan zat gizi mikro nutrien. Keduanya sama-sama tak boleh terlewatkan karena punya manfaat penting.
"Zat gizi makro ini yaitu karbohidrat, lemak, protein sangat berfungsi untuk anti lemas, menghasilkan energi pada anak dibawah dua tahun yang sangat aktif dalam masa eksplorasinya, masa belajarnya," ujar Dian.
"Mereka butuh banyak energi yang tinggi karena mereka seperti batu baterai yang enggak bisa lowbat. Jadi mereka butuh banyak karbohidrat yang tinggi. Itu alasannya kenapa sih karbohidrat harus 50 persen atau setengah mangkok," tambahnya.
Tak berhenti di sana, zat gizi makro sebenarnya punya manfaat lain yang tak kalah pentingnya yakni untuk meregenerasi atau mengganti sel-sel dalam tubuh anak yang rusak. Seperti saat anak kelelahan usai bermain atau belajar.
"Zat gizi makro berfungsi untuk mengganti sel-sel tubuh yang rusak setelah mereka capek, lelah bermain, banyak belajar. Sel-sel yang rusak digantikan, yang sedang sakit cepat pulih. Makanya dibutuhkan makanan seperti ini," kata Dian.
Begitupun dengan zat gizi mikro. Dian mengungkapkan bahwa berbeda dengan zat gizi makro, zat gizi mikro lebih menegaskan pada kandungan vitamin yang ujungnya punya manfaat untuk metabolisme anak.
"Zat gizi mikro nutrien itu terdiri dari vitamin A, D, E, K, B, C, dan vitamin zat besi, kalsium, magnesium, yodium. Itu penting sekali untuk membantu proses metabolismenya zat gizi makro," ujar Dian.
"Jadi antara zat gizi makro nutrien dan zat mikro nutrien itu harus saling berkesinambungan," tandasnya.
Reporter: Diviya Agatha
Sumber: Liputan6.com [RWP]
Baca juga:
Seberapa Sering Idealnya Pasien Diabetes Periksa Gula Darah dalam Sehari?
IDAI Ungkap Cara Cegah Kanker pada Anak
Kerap Tak Disadari, Kurang Mikronutrien Bisa Sebabkan "Hidden Hunger" pada Anak
Tak Perlu Panik, Begini 4 Langkah Pertolongan Pertama Atasi Sembelit pada Balita
Kurangnya Nafsu Makan pada Anak Bisa Jadi Penyebab Stunting
4 Cara Ampuh Cegah Munculnya Bau Mulut saat Menjalani Puasa Ramadan
Sekitar 6 Jam yang laluBegini Cara Jaga Mulut Agar Tetap Segar ketika Berpuasa
Sekitar 9 Jam yang lalu6 Makanan dan Minuman yang Tidak Boleh Dikonsumsi pada Saat Perut Kosong
Sekitar 12 Jam yang laluJalani Diet Tanpa Pengetahuan yang Benar Justru Bisa Berbahaya
Sekitar 16 Jam yang lalu5 Tips yang Bisa Dilakukan saat Sahur agar Tubuh Tetap Bertenaga
Sekitar 19 Jam yang lalu9 Makanan yang Tidak Boleh Dimakan ketika Perut Kosong dan Sangat Lapar
Sekitar 1 Hari yang laluPerhatikan Risiko bagi Penderita Diabetes Sebelum Mulai Berpuasa
Sekitar 1 Hari yang laluCara Mengobati dan Mencegah Terjadinya Fisura Ani yang Menyakitkan
Sekitar 1 Hari yang laluMasker Tetap Disarankan untuk Digunakan saat Salat Tarawih
Sekitar 1 Hari yang lalu7 Cara Mudah agar Lebih Mudah Terbangun untuk Sahur
Sekitar 1 Hari yang lalu5 Hal yang Menyebabkan Kamu Terus Bersendawa Tak Terkendali
Sekitar 2 Hari yang laluBisa Dialami Anak, Orangtua Perlu Tahu Penyakit Jantung Rematik
Sekitar 2 Hari yang laluMengurangi Penggunaan Media Sosial 15 Menit Sehari Bisa Bantu Tingkatkan Kesehatan
Sekitar 2 Hari yang laluPerhatikan Asupan Gizi ketika Sahur dan Tidak Asal untuk Kenyang Saja
Sekitar 2 Hari yang laluVIDEO: Adu Jotos, Polisi Berpangkat Bripda Pukul Brimob Senior Karena Hal Sepele
Sekitar 2 Jam yang laluPak Polisi Baik Hati Bantu Sopir Truk di Pinggir Jalan, Aksinya Ramai Dipuji
Sekitar 10 Jam yang laluAgar Tak Ada Lagi Suap Masuk Polisi
Sekitar 12 Jam yang laluKeluh Kesah Pengemudi soal Strobo Polisi Terlalu Silau Dibarengi Sirine Melengking
Sekitar 13 Jam yang laluPutra Bungsunya Ulang Tahun, Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi Tulis Pesan Haru
Sekitar 7 Jam yang laluVIDEO: Mahfud Duga Sambo Tak Akan Dieksekusi Mati, Hukuman Jadi Seumur Hidup
Sekitar 3 Hari yang laluTeddy Minahasa 'Boyong' Ahli Forensik Pernah Bela Eliezer Sebagai Saksi Meringankan
Sekitar 1 Minggu yang lalu10 Tas Mewah Istri Para Pejabat Indonesia, Mulai Sambo sampai Rafael Alun
Sekitar 1 Minggu yang laluLPSK Cabut Perlindungan Richard Eliezer Buntut Wawancara TV, Ini Kata Pengacara
Sekitar 1 Minggu yang laluAlasan LPSK Cabut Perlindungan Bharada Richard Eliezer
Sekitar 1 Minggu yang laluLPSK Cabut Perlindungan Terhadap Bharada Richard Eliezer
Sekitar 1 Minggu yang laluCEK FAKTA: Hoaks Permintaan Terakhir Sambo Satu Sel dengan Putri Sebelum Dihukum Mati
Sekitar 1 Minggu yang laluTOP NEWS: Harta Miliaran Rafael Terbongkar | LPSK Kecewa Berat Eliezer Langgar Aturan
Sekitar 1 Minggu yang laluLPSK Cabut Perlindungan, Bharada E akan Diperlakukan Seperti Ini oleh Polisi
Sekitar 1 Minggu yang laluVIDEO: Duduk Perkara Hingga LPSK Cabut Perlindungan Buntut Eliezer Wawancara di TV
Sekitar 1 Minggu yang laluVaksin IndoVac Sudah Bisa Digunakan Sebagai Booster Kedua Masyarakat 18 Tahun ke Atas
Sekitar 2 Minggu yang laluHoaks, Kemenkes Terbitkan Artikel Pria Tak Vaksinasi Berefek pada Kualitas Sperma
Sekitar 3 Minggu yang laluBRI Liga 1: 6 Laga Tak Pernah Menang, Persebaya Wajib Kalahkan Persikabo
Sekitar 3 Jam yang laluBRI Liga 1: Dedi Kusnandar Ingin Bawa Persib Raih Kemenangan Perdana di Awal Bulan Ramadan
Sekitar 3 Jam yang laluAdvertisement
Advertisement
AM Hendropriyono
Guru Besar Sekolah Tinggi Intelijen Negara
Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami