Ternyata ada penjelasan ilmiah yang menyebabkan menguap itu menular.
Waktu lagi merasa ngantuk, menguap jadi hal alami yang dilakukan seseorang. Tapi, waktu melihat orang lain sedang menguap , kok bisa ya tiba-tiba kita jadi ikutan menguap juga? Benar nggak sih kalau menguap itu menular atau ada alasan lain di balik fenomena tersebut? Begini fakta ilmiahnya!
Bentuk Protes dari Otak Menurut penelitian dari Princeton University yang dilansir dari situs Klikdokter mengungkapkan bahwa menguap sebenarnya merupakan proses pendinginan otak. Namun nggak hanya itu saja, hal tersebut juga bisa menjadi bentuk protes dari otak karena kekurangan oksigen atau tubuh yang kelelahan.
Orang lain juga bertanya?
Proses menguap itu sendiri melibatkan peregangan kuat di area rahang. Hal ini bisa membantu meningkatkan aliran darah di bagian leher, wajah, dan kepala.
Lebih Sering Terjadi Saat Suhu Dingin Menurut sebuah penelitian yang dilakukan di Arizona, Amerika Serikat, seseorang akan lebih sering menguap selama musim dingin dibandingkan musim panas. Hal ini merupakan upaya pertukaran antara darah yang lebih hangat dari otak dengan darah yang lebih dingin. Jadi, saat sedang bersama banyak orang di sebuah ruangan yang sama, kemungkinan menguap bareng bisa saja terjadi.
Dilansir dari Live Science, salah satu penelitian menyebutkan alasan mengapa kita menguap setelah orang di dekat kita menguap adalah karena adanya fungsi motorik pada otak.
Bagian dari Fungsi Motorik Otak Bentuk Empati terhadap Orang Terdekat Dalam jurnal Frontiers in Psychology, dijelaskan bahwa perilaku menguap akan lebih mudah menular saat seseorang berada di sekitar sosok yang dianggap dekat dibandingkan ketika bersama orang asing atau yang baru dikenalnya. Hal ini menunjukkan bahwa menguap dapat diartikan sebagai bagian dari empati sosial.
Tanda dari Echophenomena Penelitian lain juga berusaha menjawab pertanyaan mengapa menguap itu menular. Melansir dari Psychology Today, tindakan tersebut merupakan proses meniru otomatis yang tidak disadari dan tidak bisa dikendalikan oleh pelakunya.
Dugaan lain juga muncul karena peranan sistem saraf cermin atau yang disebut mirror neuron system. Berbekal sistem saraf ini, seseorang bisa melakukan tindakan yang sama seperti dengan orang yang sedang diperhatikan.
Hanya Bisa Terjadi pada Orang yang Saling Berinteraksi Hal unik lain tentang fenomena menguap, ternyata tindakan ini hanya bisa menular pada orang yang saling berinteraksi terbuka, atau sedang memperhatikan orang lain secara diam-diam. Namun, efek menular dari menguap ini sendiri juga tergantung dari sensitivitas masing-masing individu. Ada yang mudah terkena dan ikutan menguap juga, ada juga yang tidak merasakan efeknya sama sekali kecuali saat sedang mengantuk.
Menguap memang menular, tapi jika memiliki kebiasaan sering menguap juga nggak bisa diabaikan begitu saja karena bisa mengganggu fokus dan konsentrasi sehari-hari. Beberapa hal ini yang bisa dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut.