Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Ketahui Kapan Waktu yang Tepat untuk Melakukan Skrining Deteksi Anemia

Ketahui Kapan Waktu yang Tepat untuk Melakukan Skrining Deteksi Anemia Ilustrasi Anemia. ©Shutterstock.com

Merdeka.com - Permasalahan anemia merupakan suatu kondisi kesehatan yang rentan dialami oleh seseorang. Melakukan skrining untuk mendeteksi anemia ini penting dilakukan dalam periode tertentu.

Dokter Spesialis Penyakit Dalam dr Dias Septalia Ismaniar, Sp.PD mengutip pernyataan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) mengatakan skrining untuk mendeteksi anemia defiensi besi dapat dimulai sejak seseorang berusia sembilan hingga 12 bulan.

"Kemudian enam bulan setelahnya dan setiap tahun dari usia dua tahun sampai lima tahun yang berisiko tinggi terjadinya anemia defisiensi besi," ujarnya yang berpraktik di RS Pondok Indah - Pondok Indah itu beberapa waktu lalu dilansir dari Antara.

Dias mengatakan, pada dewasa, skrining dapat dilakukan dengan pemeriksaan darah lengkap, terutama ketika seseorang dinyatakan hamil. Saat hamil, dia harus mulai rutin memeriksakan darahnya karena anemia pada ibu hamil cukup sering ditemukan.

Skrining berikutnya yakni ketika seseorang mulai sering merasakan keluhan seperti mudah lelah, mudah ngos-ngosan, pusing, pandangan sering berkunang-kunang, wajah terlihat lebih pucat, mata menguning, sering berdebar, mengalami sesak napas dan nyeri dada.

Selain itu, mereka yang terdiagnosa penyakit tertentu misal penyakit ginjal kronik, penyakit liver kronik, adanya perdarahan aktif misalnya karena wasir terutama yang sering mengalami buang air besar berdarah, haid lama dan berkepanjangan dengan volume darah sangat banyak.

Skrining juga sebaiknya dilakukan mereka yang malnutrisi, sulit makan, infeksi kronik misalnya TBC dan autoimun, mereka yang mengonsumsi obat-obatan jangka lama seperti salah satu obat HIV, rhematoid arthritis, pasien kanker dalam kemoterapi.

Dias mengingatkan, anemia dapat memberikan dampak buruk bagi tubuh terutama bila dibiarkan dalam jangka waktu lama. Komplikasi yang dapat terjadi misalnya penyakit jantung anemik, risiko infeksi, komplikasi kehamilan, kelelahan yang ekstrem dan lain-lain.

Untuk mencegahnya, maka tubuh perlu mendapatkan asupan zat besi yang cukup. Menurut Dias, pemenuhan zat besi harian sebenarnya dapat tercukupi dari makanan sehari-hari seperti misalnya daging merah, hati, ayam, ikan-ikan laut dalam seperti salmon, tuna, kemudian kerang, telur, kacang-kacangan, bayam, brokoli, biji-bijian dan lain-lain.

"Pastikan asupan gizi Anda seimbang. Jangan sembarangan mengonsumsi tablet penambah darah tanpa melakukan pengecekan darah terlebih dulu. Jadi, pastikan Anda benar mengalami defisiensi zat besi. Kemudian, konsultasikan dengan dokter untuk mengetahui dosisnya, lama penggunaan dan evaluasi kembali setelahnya," terangnya.

(mdk/RWP)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Kenali Apa Itu Anemia Aplastik, Faktor Risiko, Serta Gejalanya

Kenali Apa Itu Anemia Aplastik, Faktor Risiko, Serta Gejalanya

Salah satu kondisi medis yang berupa kelainan darah akibat berkurangnya fungsi sumsum tulang belakang dalam memproduksi sel darah.

Baca Selengkapnya
29 Persen Remaja Putri di Semarang Alami Anemia, Ini Penjelasan Dinkes

29 Persen Remaja Putri di Semarang Alami Anemia, Ini Penjelasan Dinkes

Terjadinya anemia ini memperbesar resiko mereka melahirkan anak stunting

Baca Selengkapnya
Tak Perlu Terlalu Lama, Menyusui Bayi Cukup Dilakukan 15-30 Menit Saja

Tak Perlu Terlalu Lama, Menyusui Bayi Cukup Dilakukan 15-30 Menit Saja

Pemberian ASI merupakan hal penting pada bayi. Dalam pemberiannya, dokter anak menyebut cukup dilakukan selama 15-30 menit.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Gejala Pradiabetes yang Perlu Diwaspadai, Begini Cara Mencegahnya

Gejala Pradiabetes yang Perlu Diwaspadai, Begini Cara Mencegahnya

Prediabetes adalah kondisi dimana kadar gula darah seseorang lebih tinggi dari normal, namun belum cukup tinggi untuk didiagnosis sebagai diabetes tipe 2.

Baca Selengkapnya
Sering Berkeringat di Malam Hari? Waspada, Bisa Jadi Tanda 5 Masalah Kesehatan Ini!

Sering Berkeringat di Malam Hari? Waspada, Bisa Jadi Tanda 5 Masalah Kesehatan Ini!

Nggak hanya karena keringat berlebih, ini beberapa masalah kesehatan yang bisa jadi penyebabnya.

Baca Selengkapnya
Kenali 4 Hal yang Harus Diperhatikan Orangtua saat Anak Sakit

Kenali 4 Hal yang Harus Diperhatikan Orangtua saat Anak Sakit

Pada saat anak sedang sakit, orangtua biasanya akan mengalami sejumlah kebingungan. Penting bagi orangtua untuk memerhatikan sejumlah hal.

Baca Selengkapnya
Pria Ini Meninggal Usai Konsumsi Vitamin D Secara Berlebihan

Pria Ini Meninggal Usai Konsumsi Vitamin D Secara Berlebihan

Pria di Inggris meninggal akibat hiperkalsemia, yaitu suatu keadaan yang dipicu oleh tingginya tingginya konsumsi vitamin D.

Baca Selengkapnya
Bukan Hanya Kehamilan, 7 Kondisi Ini Juga Bisa Jadi Penyebab Menstruasi Terlambat

Bukan Hanya Kehamilan, 7 Kondisi Ini Juga Bisa Jadi Penyebab Menstruasi Terlambat

Waspadai gejalanya jika sering mengalami menstruasi terlambat.

Baca Selengkapnya
Perlu Dikenali Orangtua, Kenali Tanda Anak Membutuhkan Pemeriksaan Mata

Perlu Dikenali Orangtua, Kenali Tanda Anak Membutuhkan Pemeriksaan Mata

Mengucek dan memicingkan mata merupakan ciri-ciri ketika anak butuh memeriksakan mata.

Baca Selengkapnya