Kenali Thalamesia dan Ketahui Apa yang Harus Dilakukan Jika Mengalaminya
Ilustrasi sel darah. ©2012 Merdeka.com/shutterstock/fusebulb
Merdeka.com - Thalasemia adalah kondisi kelainan darah yang bisa disebabkan oleh kurangnya protein pembawa oksigen (hemoglobin). Penyakit ini bisa diturunkan oleh orangtua terhadap anak mereka.
Kondisi kurangnya hemoglobin pada tubuh ini menyebabkan sel darah merah pada tubuh tidak berfungsi semestinya. Hal ini membuat lebih sedikit sel darah merah sehat yang mengalir dalam tubuh.
Padahal, sel darah merah memiliki fungsi penting karena membawa oksigen ke seluruh sel tubuh. Ketika kekurangan oksigen dalam sel darah merah, maka seseorang akan mudah lelah serta mengalami napas pendek atau kondisi yang biasa kita sebut dengan anemia.
Thalamesia sendiri merupakan kondisi anemia yang cukup berat dialami oleh seseorang. Hal ini bisa berdampak buruk pada tubuh berupa kerusakan organ tubuh yang terjadi.
Jenis Thalamesia
Jenis Thalamesia
Terdapat dua tipe thalasemia berdasar kelainan gen yaitu tipe alfa dan beta. Sedangkan jika dilihat dari gejala klinis, penyakit ini dibedakan menjadi thalasemia minor dan mayor.
Mengenali kondisi thalasemia yang dialami bisa sangat membantu dalam pengobatan. Thalasemia minor tidak membutuhkan pengobatan khusus. Sedangkan thalassemia mayor yang ditandai dengan gejala utama pucat, perut tampak membesar karena pembengkakan limpa dan hati, perlu diobati secara khusus jika tidak bisa menyebabkan perubahan bentuk tulang muka dan warna kulit menjadi hitam.
Sedangkan jenis alfa dan beta pada thalasemia ini berhubungan dengan lokasi di mana hemoglobin tidak diproduksi. Jika bagian alfa dan beta tidak diproduksi, maka tubuh akan kekurangan produksi hemoglobin secara besar sehingga masalah kesehatan ini terjadi.
Risiko Berdasar Keturunan
Tipe thalamesia yang dialami oleh seseorang bisa sangat berhubungan dengan gen yang diwarisi dari orangtua. Jika orangtua mengalami masalah berupa thalamesia beta dari kedua orangtua, maka kondisinya bisa berupa beta thalaesia mayor.
Hal sebaliknya juga bisa terjadi ketika orangtua mengalami thalamesia alfa. Memiliki risiko thalamesia dari orangtua juga belum tentu baal berdampak langsung bagimu namun hal ini bisa kamu turunkan juga kepada keturunanmu kelak.
Mengenali dan Mencegah Thalasemia
Cara Mengenali Terjadinya Thalasemia
Seseorang yang sudah mengalami thalasemia biasanya mengenali kondisi mereka sejak masih anak-anak. Pasalnya, gejala anemia yang parah dialami ini biasanya bisa terjadi sejak dini.
Namun pada seseorang dengan kondisi yang ringan, hal ini biasanya baru disadari ketika mereka mengalami anemia. Bisa juga hal ini baru disadari ketika mereka melakukan cek darah untuk alasan lain.
Karena masalah thalasemia ini diwariskan, kondisi ini biasanya dialami beberapa anggota keluarga. Masalah ini juga rentan dialami orang dari wilayah tertentu semisal dari wilayah Mediterania, Asia, Afrika, serta Timur Tengah.
Penanganan Thalasemia
Berdasar laman Kementerian Kesehatan terdapat panduan yang bisa diterapkan bagi pasien thalamesia. Disebut bahwa penanganan thalassemia bervariasi sesuai jenis thalassemia yang diderita pasien dengan panduan sebagai berikut:
- Pada pasien thalasemia beta minor, pada umumnya tidak membutuhkan terapi khusus. Kadang-kadang diperlukan transfusi darah pada saat pasien tersebut dalam keadaan anemia fisiologi yang berat saat hamil, menyusui dan menstruasi.
- Pada thalasemia beta mayor, pengobatan yang paling optimal adalah transfusi darah seumur hidup untuk mempertahankan kadar Hb selalu sama atau 12 g/dl dan mengatasi akibat samping transfusi darah. [RWP]
Baca juga:
Tak Hanya Ibu, Ayah Juga Bisa Alami Depresi Postpartum, Kenali Cara Mengatasinya
Bayi Menangis ketika Orangtua Menjauh, Kenali Terjadinya Separation Anxiety
Ketahui Kapan Harus ke Dokter Saat Anak Masih Mengompol Walau Sudah 5 Tahun
Baca Selanjutnya: Jenis Thalamesia...
Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami