Kenali Tahapan Perkembangan Emosi Anak dari Usia Bayi Hingga 12 Tahun
Merdeka.com - Seorang anak memiliki beragam perasaan dan emosi yang mereka rasakan. Seiring dengan perkembangan anak, mereka bakal memiliki karakteristik sifat dan emosi yang khas.
Anggia Hapsari, dokter spesialis kedokteran jiwa konsultan psikiatri anak dan remaja mengatakan bahwa kemampuan anak untuk bereaksi secara emosional, sebenarnya sudah ada sejak dia baru lahir seperti menangis, tersenyum, dan frustasi.
Dia menjelaskan bahwa beberapa peneliti yakin bahwa beberapa pekan setelah dilahirkan, bayi sudah bisa memperlihatkan berbagai macam ekspresi mulai dari semua emosi dasar seperti kebahagiaan, perhatian, heran, takut, marah, sedih, dan bosan sesuai situasinya.
Anggia mengatakan bahwa anak biasanya belum memiliki kosakata untuk mengemukakan perasaan mereka.
"Sehingga mereka mengomunikasikan perasaan mereka dengan cara-cara lain. Terkadang anak-anak dapat mengekspresikan perasaan mereka melalui perilaku yang tidak tepat dan menimbulkan masalah," kata dokter di Rumah Sakit Pondok Indah-Bintaro Jaya ini.
Melewati Masa Bayi
Menurut Anggia, pada semua usia, kuatnya emosi positif merupakan dasar untuk penyesuaian yang baik.
"Bayi yang mengalami lebih banyak emosi senang meletakkan dasar-dasar untuk penyesuaian pribadi dan penyesuaian sosial yang baik, juga untuk pola-pola perilaku yang akan menimbulkan kebahagiaan," ujarnya.
Anggia melanjutkan, kira-kira usia dua hingga enam tahun, anak sudah melewati masa bayi yang penuh ketergantungan dengan orang lain.
Di sini, anak pra-sekolah sudah bisa merasakan cinta dan memiliki kemampuan untuk menjadi anak yang penuh kasih sayang, merasakan kesedihan pada anak lain, hingga mulai merasa bersimpati dan ingin menolong.
"Anak-anak pra-sekolah baru dapat mengekspresikan satu emosi pada satu waktu dan belum dapat memadukan emosi atau perasaan dari hal-hal yang membingungkan," katanya.
Mencapai Usia 12 Tahun
Di usia sekolah atau enam sampai 12 tahun, kemampuan kognitif anak mulai berkembang. Mereka sudah mampu untuk mengekspresikan emosinya dengan lebih bervariasi.
"Dan terkadang dapat mengekspresikan secara bersamaan dua bentuk emosi yang berbeda, bahkan bertolak belakang," kata Anggia.
Sehingga pada tahap ini, anak mulai tahu kapan harus mengontrol ekspresi emosi, sebagamana mereka menguasai keterampilan regulasi perilaku, yang memungkinkan mereka menyembunyikan emosinya menggunakan cara yang sesuai dengan aturan sosial.
Barulah pada usia 12 tahun ke atas, anak sudah mampu menganalisis dan mengevaluasi cara mereka merasakan atau memikirkan sesuatu.
"Begitu juga terhadap orang lain, anak yang hampir memasuki masa remaja ini sudah dapat merasakan bentuk empati yang lebih dalam," Anggia menjelaskan.
"Perbedaan dalam perkembangan emosi membutuhkan perhatian khusus agar anak memiliki kemampuan dalam meregulasi emosi mereka dengan tepat," tandasnya.
Reporter: Giovani Dio PrasastiSumber: Liputan6.com
(mdk/RWP)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mengenalkan Emosi pada Anak dan Stimulasi yang Tepat Sesuai Tahapannya
Mengajarkan anak tentang emosi atau perasaan memang tidak mudah. Hal ini dikarenakan emosi adalah sebuah konsep yang abstrak.
Baca SelengkapnyaMengenal Gejala Selesma pada Anak, Begini Cara Mencegahnya
Gejala selesma pada anak biasanya meliputi bersin, hidung tersumbat, sakit tenggorokan, hingga demam ringan. Namun kondisi ini bisa membaik dengan sendirinya.
Baca Selengkapnya7 Cara Mengendalikan Emosi saat Marah, Pilih Sikap Bijaksana
Mengendalikan emosi saat marah adalah keterampilan yang dapat dipelajari dan ditingkatkan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Ini Bukti Emosi Seseorang Mampu Pengaruhi Kesehatan
Emosi dapat mempengaruhi pikiran dan tubuh seseorang. Yuk, simak bagaimana emosi dapat mempengaruhi kesehatan!
Baca SelengkapnyaSejak Usia Berapa dan Bagaimana Karakter Anak Terbentuk dan Muncul
Munculnya karakter anak perlu dikenali oleh orangtua untuk menentukan cara parenting yang tepat bagi perkembangan buah hati.
Baca SelengkapnyaMulai Siapkan Anak Berpuasa, Begini Tips dari Psikolog
Pada orangtua yang mulai mengenalkan dan mengajak puasa anak, terdapat sejumlah hal yang bisa diterapkan.
Baca SelengkapnyaPenyebab Penuaan Dini yang Jarang Kita Sadari, Ketahui Cara Mencegahnya
Penuaan dini adalah proses perubahan fisik dan mental yang terjadi seiring dengan bertambahnya usia.
Baca SelengkapnyaTak Perlu Terlalu Lama, Menyusui Bayi Cukup Dilakukan 15-30 Menit Saja
Pemberian ASI merupakan hal penting pada bayi. Dalam pemberiannya, dokter anak menyebut cukup dilakukan selama 15-30 menit.
Baca SelengkapnyaApakah Anak Bayi Kita Tidur Terlalu Lama? Ini Cara Mengetahuinya
Bayi yang baru lahir cenderung tidur dalam waktu yang cukup lama.
Baca Selengkapnya