Kanker Paru Merenggut 1,7 Juta Nyawa Setiap Tahunnya
Merdeka.com - Selama 15 tahun ini, angka penderita kanker telah meningkat hampir 10 kali lipat. Berdasar data dari Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), saat ini kanker paru membunuh 1,7 juta orang setiap tahunnya.
Menanggapi perihal tersebut, Dokter spesialis paru konsultan dan Ketua Pokja Kanker Paru PDPI dr. Elisna Syahruddin, Ph.D, Sp.P(K) menuturkan bahwa usaha yang paling penting untuk menangani kanker paru adalah mengendalikan faktor risiko secara masif agar dapat menurunkan jumlah kasus baru kedepannya.
Elisna menuturkan bahwa modalitas pengobatan atau terapi kanker paru ditentukan oleh jenis sel kanker itu sendiri, dan dia mengatakan bahwa standar pengobatan di Indonesia sudah maju dan setara dengan pengobatan internasional.
"Modalitas terapi seperti operasi, terapi radiasi, kemoterapi, terapi target, dan imunoterapi dapat dilakukan. Tujuan dari standar pengobatan kanker paru ini diharapkan dapat meningkatkan harapan hidup dengan efek samping yang lebih ringan," katanya.
Deteksi Dini
Namun, jika disinggung mengenai deteksi dini, Elisna mengaku masih belum ada. Pembiayaan mengenai deteksi dini masih digolongkan dengan harga yang cukup mahal untuk diupayakan di Indonesia.
Kalau diharapkan pemerintah membuat program, bangkrut yang ada. Enggak bisa lagi bikin jembatan, tol, katanya.
Elisna menambahkan, Ada satu hal penting yang sulit, bahwa paru itu sangat luas, dan kedua tidak ada skrining untuk kanker paru. Jadi kalau ada yang mengatakan perlu di skrining, kanker paru enggak bisa di skrining di Indonesia.
Melalui Gerakan Nasional Indonesia Peduli Kanker Paru, diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat. Upaya edukasi juga dilakukan dengan adanya website resmi www.indonesiapedulikankerparu.org yang nantinya masyarakat bisa diakses langsung sehingga mendapatkan informasi yang tepat tentang kanker paru.
Meski belum bisa diakses, website ini telah dipersiapkan sebagai platfom sosialisasi informasi agar masyarakat bisa mendapatkan informasi yang tepat mengenai kanker paru sehingga dapat menekan angka kesakitan dan kematian akibat kanker paru di Indonesia.
Selain itu, membahas mengenai deteksi dini, PDPI membuat pedoman pengendalian faktor risiko dengan Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes) yang nantinya akan disosialisasikan ke masyarakat.
Reporter: Lorenza FerarySumber: Liputan6.com
(mdk/RWP)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kanker di Indonesia: Pemahaman yang Salah, Data Amburadul, Kebijakan Sekadar Beli Alat Mahal
Baca SelengkapnyaGaya hidup kurang gerak atau sedentari bisa berujung berbagai masalah kesehatan termasuk munculnya kanker pankreas di usia muda.
Baca SelengkapnyaMenurut Yayasan Kanker Indonesia (YKI), penerapan gaya hidup yang tidak sehat dan cenderung mengikuti negara barat menjadi penyebab meningkatnya kasus kanker.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kanker adalah penyakit yang ditakuti oleh banyak orang, terutama orang tua yang memiliki anak. Ya, kanker bisa menyerang siapa saja, termasuk anak-anak.
Baca SelengkapnyaPada beberapa waktu terakhir, terdapat peningkatan jumlah pengidap kanker usia muda. Ini penyebab terjadinya peningkatan jumlah pengidap kanker tersebut.
Baca SelengkapnyaKanker merupakan penyakit yang identik dengan orang tua, walau begitu, masalah kesehatan ini juga dapat dialami oleh anak-anak.
Baca SelengkapnyaKesalahan gaya hidup yang kita miliki bisa menjadi penyebab sejumlah masalah kesehatan termasuk munculnya kanker.
Baca SelengkapnyaKanker tiroid adalah kanker yang menyerang kelenjar tiroid. Kanker ini berkembang ketika sel bermutasi dan bisa menyebar bagian tubuh lainnya.
Baca SelengkapnyaSemakin dini mengetahui dan menangani berbagai gejala kanker serviks, maka tingkat kesembuhannya pun juga bisa lebih meningkat.
Baca Selengkapnya