Identifikasi Kekhawatiran Orangtua Jadi Kunci Keberhasilan Vaksinasi COVID-19 Anak
Merdeka.com - Setelah lama ditunggu, Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny K. Lukito telah memberikan izin pemberian vaksin Sinovac pada anak usia 6 hingga 11 tahun. Walau begitu, pemberian vaksin pada anak ini masih diwarnai keraguan oleh sejumlah orangtua.
Terkait hal ini, Epidemiolog Centre for Environmental and Population Health Griffith University Australia Dicky Budiman mengungkapkan bahwa mengidentifikasi kekhawatiran orangtua bisa menjadi langkah awal yang dapat dilakukan terkait pemberian vaksinasi COVID-19 pada anak.
"Kita masih punya waktu dari sejak BPOM merilis izin emergency use authorization (EUA)-nya, sampai ke pelaksanaan itu masih perlu waktu. Menurut saya, paling cepat juga di Desember ya, atau mungkin realistisnya awal tahun depan," ujar Dicky.
"Nah, yang harus dilakukan adalah literasi dengan strategi komunikasi yang tepat terhadap manfaat, potensi dari pemberian vaksin pada anak usia enam sampai 11 tahun ini. Tentu ini harus dimulai dari sekarang, melibatkan sekolah, masyarakat, dan orangtua," tambahnya.
Hal tersebut bisa dimulai dengan mengidentifikasi apa yang menjadi concern orangtua terhadap vaksin pada anak. Menurut Dicky, penting untuk mengetahui terlebih dahulu bagaimana pemahaman orangtua dan kekhawatiran-kekhawatiran yang muncul.
"Ini yang harus di address dulu, itu namanya assessment. Setiap masyarakat akan berbeda, isu yang dominan akan berbeda. Jadinya kita bisa tahu apa yang membuat mereka menjadi enggan atau ragu-ragu, atau bahkan gak mau sama sekali untuk anaknya divaksinasi," kata Dicky.
Dicky menjelaskan bahwa tanpa adanya identifikasi awal, kita tidak bisa menyelesaikan masalah penolakan terkait vaksin pada anak ini dengan tepat. Tak berhenti di situ, hasil yang telah didapatkan pun nantinya harus disampaikan kembali pada orangtua mengenai manfaat-manfaat vaksin itu sendiri.
Sangat Penting untuk PTM
"Vaksin pada anak ini sebetulnya kontekstualnya akan sangat penting ketika anak ini melakukan PTM (pembelajaran tatap muka), dan akan sangat bermanfaat untuk ketika mulai terjadi reopening, pembukaan-pembukaan dan pelonggaran aktivitas masyarakat," ujar Dicky.
Terlebih, fungsi pemberian vaksinasi pada anak relatif sama dengan orang dewasa. Vaksinasi akan menghindari anak-anak untuk mengalami long covid. Bahkan, antibodi si anak pun dinilai akan menjadi lebih kuat.
"Potensi anak yang sudah divaksin dan terinfeksi, dia jadi 32 kali lebih kecil risikonya untuk mengalami fatality. 32 kali itu banyak banget. Bandingannya orang yang gak divaksin dan terkena, kemungkinannya terinfeksi kembali juga lima kali lebih besar. Nah manfaat-manfaat seperti itu harus disampaikan," kata Dicky.
Dicky mengungkapkan, pemberian vaksinasi pada anak akan memiliki makna yang besar pada pandemi COVID-19 karena akan berperan untuk melindungi bukan hanya dirinya sendiri, tetapi juga teman-teman seusianya, orangtua, dan orang-orang disekitarnya yang belum divaksinasi.
"Termasuk dia juga bisa melindungi adik-adiknya yang dibawah enam tahun, yang belum bisa divaksinasi ini. Hal lain yang juga harus disampaikan pada orangtua juga, ini kan kita berpotensi mengalami gelombang ketiga. Nah ini efektif jika anak bisa divaksin apalagi dengan pelonggaran tadi," tandas Dicky.
Reporter: Diviya AgathaSumber: Liputan6.com
(mdk/RWP)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kenali 4 Hal yang Harus Diperhatikan Orangtua saat Anak Sakit
Pada saat anak sedang sakit, orangtua biasanya akan mengalami sejumlah kebingungan. Penting bagi orangtua untuk memerhatikan sejumlah hal.
Baca SelengkapnyaPerlu Dikenali Orangtua, Kenali Tanda Anak Membutuhkan Pemeriksaan Mata
Mengucek dan memicingkan mata merupakan ciri-ciri ketika anak butuh memeriksakan mata.
Baca SelengkapnyaMenkes Budi: Kasus Covid-19 di Indonesia Jelang Natal dan Tahun Baru 2024 Tak Mengkhawatirkan
Budi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Cara Mudah Mengidentifikasi Orang yang Putus Asa dan Ingin Mengakhiri Hidupnya
Ada juga orang yang putus asa dengan menuliskan di media sosialnya untuk mencurahkan isi hati.
Baca Selengkapnya8 Cara Mencegah DBD pada Anak, Lakukan Sejak Dini
Demam berdarah merupakan salah satu penyakit yang sering menyerang anak-anak. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk melakukan pencegahan DBD.
Baca SelengkapnyaKasus Covid-19 Meningkat, Penumpang Kereta Api Wajib Pakai Masker
Imbauan ini seiring meningkatnya angka kasus Covid-19 di Indonesia dalam beberapa waktu terakhir.
Baca Selengkapnya8 Cara Membentuk Kecerdasan Anak yang Bisa Diterapkan Orangtua Sejak Anak Masih Kecil
Orangtua memiliki peran yang besar dalam membentuk kecerdasan anak terutama sejak usia anak masih dini.
Baca SelengkapnyaPenjelasan Polisi Soal 9 Petani Digunduli Usai Jadi Tersangka Mengancam Pekerja IKN
Tahanan digunduli guna pemeriksaan identitas, badan atau kondisi fisik dan menjaga atau memelihara kesehatan serta mengidentifikasi penyakit.
Baca SelengkapnyaPenyakit Menular yang Umum Menyerang Anak, Ketahui Cara Mencegahnya
Penyakit menular disebabkan oleh mikroorganisme seperti virus, bakteri, jamur, atau parasit yang dapat menyebar dari satu orang ke lainnya, termasuk anak-anak.
Baca Selengkapnya