Hipertensi yang Tak Diatasi Bisa Berujung pada Meningkatnya Risiko Cacat
Merdeka.com - Cacat yang disebabkan oleh tekanan dara tinggi (hipertensi) merupakan suatu hal yang patut diwaspadai. Masalah kesehatan berupa hipertensi bisa terjadi pada kelompok umur 31-44 tahun (31,6 persen), umur 45-54 tahun (45,3 persen), umur 55- 64 tahun (55,2 persen).
Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskedas) 2018 Kementerian Kesehatan, jumlah kasus hipertensi di Indonesia sebanyak 63.309.620 orang. Angka kematian akibat hipertensi sebesar 427.218 kematian.
"Jika hipertensi tidak dikelola dengan baik, bukan hanya faktor risiko kematian yang dapat terjadi, tapi juga meningkatnya risiko kecacatan yang ditandai berkembangnya penyakit dan kerusakan organ penting. Misalnya, hipertensi dapat menyebabkan sekitar 50 persen stroke iskemik (penyumbatan) juga meningkatkan risiko stroke hemoragik (perdarahan)," papar Ketua Umum Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia (PERHI) Tunggul D Situmorang kepada Health Liputan6.com .
Sebagian besar pasien mengaku tidak mengetahui dirinya telah menderita tekanan darah tinggi. Ini karena seringkali hipertensi tidak ada muncul gejala. Oleh karena itu, hipertensi sering disebut sebagai pembunuh senyap (silent killer).
Hipertensi merupakan faktor risiko terhadap kerusakan organ penting seperti otak, jantung, ginjal, mata, pembuluh darah besar (aorta) dan pembuluh darah tepi.
Hipertensi dan Stroke
Stroke adalah penyebab utama kematian dan kecacatan jangka panjang yang parah. Pasien yang mengalami stroke juga memiliki riwayat hipertensi. Ketika terjadi tekanan darah tinggi akan merusak arteri di seluruh tubuh.
"Kondisi ini menciptakan arteri menjadi tebal dan kaku lantas pecah atau terjadi penyumbatan-penyumbatan. Hal ini terjadi juga pada pembuluh-pembuluh darah di otak akibat tekanan darah tinggi sehingga akan memperparah risiko stroke jauh lebih tinggi," lanjut Tunggul.
Disarankan untuk Mengukur Tensi di Rumah
Seseorang dikatakan menderita hipertensi apabila memiliki tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg. Kondisi itu sedikitnya 3 kali pengukuran dengan cara dan alat yang benar selang waktu satu menit.
Tunggul juga menganjurkan untuk mengulang-ulang pengukuran tekanan darah pasien sendiri di rumah (Home Blood Pressure Monitoring/HBPM). Jika tidak ada alat pengukur tekanan darah, seseorang bisa datang ke fasilitas kesehatan yang mengukur tekanan darah dengan alat khusus (Ambulatory Blood Pressure Monitoring/ABPM).
"Pasien harus memahami bahwa hipertensi primer tidak dapat sembuh total, tapi bisa dikendalikan tetap normal secara total,” lanjut Tunggul.
Reporter: Fitri Haryanti HarsonoSumber: Liputan6.com
(mdk/RWP)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tanda-Tanda Hipertensi pada Anak yang Perlu Diwaspadai, Cegah sejak Dini
Tanda-tanda hipertensi pada anak bisa berbeda-beda, tergantung pada usia dan penyebabnya. Namun, tetap ada tanda-tanda umum yang wajib orang tua tahu.
Baca Selengkapnya5 Komplikasi Akibat Hipertensi yang Penting Diwaspadai, Sebabkan Penyakit Serius
Hipertensi memiliki penyakit penyerta yang serius seperti stroke, jantung, dan gagal ginjal.
Baca SelengkapnyaPenyebab Penyakit Kolesterol Tinggi (Hiperkolesterolemia) dan Cara Mengatasinya
Kolesterol tinggi meningkatkan risiko penyakit serius seperti serangan jantung, stroke, dan penyakit pembuluh darah lain.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
5 Makanan Sederhana untuk Cegah Tekanan Darah Tinggi
Ada beberapa jenis makanan sehari-hari yang sangat cocok untuk dikonsumsi oleh penderita hipertensi.
Baca Selengkapnya5 Makanan-Minuman yang Berisiko Meningkatkan Tekanan Darah
Makanan dan minuman yang bisa memicu naiknya tekanan darah atau hipertensi.
Baca SelengkapnyaGejala Aneurisma Otak yang Perlu Diwaspadai, Salah Satunya Sakit Kepala Parah
Aneurisma otak adalah kondisi medis yang serius di mana terjadi pelebaran abnormal pada pembuluh darah di otak.
Baca Selengkapnya5 Ikan yang Tidak Disarankan untuk Dikonsumsi oleh Penderita Darah Tinggi
Protein hewani dari ikan adalah asupan yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh. Tetapi, beberapa ikan tidak disarankan bagi pengidap dadarh tinggi.
Baca SelengkapnyaGejala Anak Cacingan yang Perlu Diperhatikan, Ketahui Cara Mengatasinya
Gangguan cacingan pada anak perlu dideteksi secepat mungkin.
Baca Selengkapnya10 Makanan Penurun Kolesterol, Harus Diperhatikan!
Untuk mencegah semua itu terjadi, Anda bisa mengonsumsi beberapa rekomendasi makanan penurun kolesterol. Apa saja?
Baca Selengkapnya