Bukan Sayur, Orangtua Perlu Lebih Khawatir Jika Anak Tak Suka Daging
Merdeka.com - Selama ini, banyak orangtua mencemaskan ketika anak mereka tidak suka mengonsumsi sayur. Padahal, orangtua perlu lebih cemas jika anak tidak suka mengonsumsi daging.
Asupan protein hewani memiiliki peran sangat penting mencegah stunting pada anak. Pasalnya, protein hewani dalam asupan seribu hari pertama kehidupan anak sangatlah penting. Bahkan ternyata lebih penting dari konsumsi sayuran.
Dokter spesialis gizi klinik, Nurul Ratna Mutu Manikam mengungkapkan bahwa tak sedikit ibu yang ketakutan karena anaknya tidak suka makan sayur.
"Banyak sekali ibu-ibu yang sangat takut anaknya enggak suka makan sayur. Dia bilang bahwa sayur adalah sumber zat besi terutama makan bayam. Bayam merah, bayam hijau, atau apapun sayuran hijau," ujar Nurul beberapa waktu lalu.
"Padahal penyerapan zat besi pada 250 gram bayam itu setara dengan 30 gram daging sapi. Jadi jangan khawatir lagi kalau misalnya ada orangtua yang meributkan anak makan sayurnya dikit atau enggak suka sayur sama sekali," tambahnya.
Nurul menjelaskan, dari perspektifnya soal gizi, orangtua justru harusnya lebih takut jika anak tidak suka mengonsumsi protein hewani. Terlebih lagi, sayur sebenarnya punya kandungan serat dan fitat.
"Kalo menurut saya dari segi gizi, ibu harus lebih takut kalau anaknya enggak suka makan protein hewani. Karena di dalam kandungan si sayur itu ada serat dan fitat yang menyebabkan penyerapan zat besinya jadi menurun," kata Nurul.
Peran Zat Besi dalam Protein Hewani dan Protein Nabati
Lebih lanjut Nurul mengungkapkan penyebab dibalik mengapa protein hewani lebih unggul dari sayur yang masuk kategori protein nabati. Hal tersebut lantaran protein hewani punya cincin porfirin.
"Zat besi yang utama itu dari hewani, karena dia ada cincin porfirin. Dimana cincin ini enggak rusak di dalam asam lambung. Sehingga proses penyerapannya pun menjadi lebih baik," ujar Nurul.
Sedangkan protein nabati seperti sayuran hijau, tahu, tempe, dan kacang-kacangan tidak memiliki cincin porfirin. Itulah mengapa protein nabati tidak mudah diserap oleh tubuh.
Terlebih lagi, protein hewani mengandung asam amino esensial yang bisa mendukung proses pembentukan sel dalam tubuh anak.
"Mengapa (protein) hewani? Karena hewani ini komponen asam amino esensialnya lengkap. Dimana dikatakan secara teoritis, kalau asam aminonya ada yang kurang, proses pembentukan selnya tidak bisa optimal," ujar Nurul.
Zat besi yang dikonsumsi dari makanan sehari-hari nantinya akan diserap ke dalam usus halus. Sehingga, Nurul mengungkapkan bahwa penting pula untuk tidak melupakan pentingnya vitamin C.
"Jangan lupa penyerapan zat besi butuh vitamin C. Intinya, vitamin C bisa membantu si zat besi tadi sehingga lebih mudah diserap oleh tubuh," kata Nurul.
"Bahkan, penyerapannya dapat meningkat hingga dua kali lipat lebih banyak kalau dibantu dengan vitamin C dibandingkan tanpa vitamin C," tambahnya.
Nurul mengungkapkan bahwa tubuh yang tidak memiliki asupan nutrisi yang optimal, terutama yang kekurangan protein hewani dan zat besi bisa mengalami anemia. Anemia tersebut pun telah menjadi salah satu faktor penyebab stunting pada anak.
"Rendahnya asupan protein hewani dan zat besi dapat menyebabkan anemia, menjadi salah satu faktor penyebab stunting pada anak," kata Nurul.
Mengingat tubuh yang kekurangan asupan protein hewani dan zat besi akan mengalami gangguan fungsi hormonal, regenerasi sel, sistem kekebalan tubuh, massa otot, fungsi kognitif, dan kemampuan motorik.
"Oleh karena itu, bersama dengan asupan nutrisi yang tidak optimal, anemia menjadi salah satu faktor risiko terjadinya gangguan pertumbuhan yang merupakan awal terjadinya stunting," tandasnya.
Reporter: Diviya AgathaSumber: Liputan6.com
(mdk/RWP)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pentingnya Pemenuhan Protein Hewani untuk Perkembangan Anak
Pemenuhan kebutuhan nutrisi anak terutama berupa protein hewani merupakan hal yang penting.
Baca SelengkapnyaIDAI: Pemberian Makan Tak Terkait Stunting, 1.000 Hari Pertama Ibu Hamil Harus Kaya Protein
IDAI menilai upaya pencegahan stunting dengan pemberian makan siang untuk anak tidak efektif.
Baca Selengkapnya11 Makanan Tinggi Protein Tanpa Lemak yang Paling Sehat Dikonsumsi
Mengonsumsi makanan yang mengandung protein tinggi memiliki peranan dalam menjaga kesehatan dan mendukung pembentukan otot.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
5 Ikan yang Tidak Disarankan untuk Dikonsumsi oleh Penderita Darah Tinggi
Protein hewani dari ikan adalah asupan yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh. Tetapi, beberapa ikan tidak disarankan bagi pengidap dadarh tinggi.
Baca SelengkapnyaDari Dada, Paha, hingga Sayap Ternyata Ini yang Paling Tinggi Proteinnya
Ayam, sebagai salah satu bahan makanan yang sangat umum digunakan, memang memiliki beragam bagian dengan kandungan protein dan lemak yang berbeda-beda.
Baca Selengkapnya11 Cara Menambah Nafsu Makan Anak Secara Alami, Bisa Diterapkan Orang Tua
Sebagian orang tua mungkin pernah merasakan anak susah makan. Bahkan permasalahan itu masih dirasakannya hingga saat ini.
Baca SelengkapnyaCara Memilih Susu untuk Menaikkan Berat Badan Anak, Perhatikan Kandungan Ini Harus Ada
Perkembangan dan pertumbuhan anak menjadi hal prioritas bagi orang tua. Simak beberapa cara memilih susu yang tepat berikut!
Baca Selengkapnya4 Hal yang Akan Dirasakan Oleh Tubuh Jika Mengonsumsi Makanan dengan Tinggi Protein
Manfaat yang bisa didapatkan oleh tubuh ketika mengonsumsi makanan tinggi protein.
Baca SelengkapnyaJenis Kerang yang Aman Dikonsumsi, Lengkap Beserta Manfaatnya
Kerang telah diolah menjadi hidangan lezat sejak zaman kuno dan dikenal sebagai sumber protein yang baik.
Baca Selengkapnya