Bisa Dialami oleh Siapa Saja, Kenali Kelelahan Kronis atau Burnout
Merdeka.com - Sejumlah masalah kesehatan mentan rentan dialami pada masa pandemi COVID-19. Salah satunya adalah burnout atau kelelahan kronis.
Liza Marielly Djaprie, psikolog klinis dan hipnoterapis menjelaskan bahwa burnout bukanlah gangguan kesehatan jiwa. Namun, kondisi itu jika dibiarkan bisa memicu gangguan psikologis.
"Siapa pun pasti pernah mengalami burnout," kata Liza dalam sebuah diskusi virtual dari Graha BNPB beberapa waktu lalu.
Ia menambahkan, burnout tidak selalu berkaitan dengan kondisi bekerja.
"Ibu rumah tangga yang di rumah saja, tapi karena terus mengalami tumpukan tanggung jawab yang tidak selesai-selesai, merasa tidak punya support system, dia merasa lelah, capek, bosan, bisa mengalami burnout," kata Liza.
Bahkan, seseorang bisa mengalami kelelahan kronis dengan pasangannya.
"Jadi, burnout itu adalah kondisi dimana ada satu keadaan masalah yang tidak selesai-selesai, tanggung jawab datang terus, dan kita tidak mampu mengolahnya dengan baik, sehingga tercapailah kelelahan kronis tersebut," terangnya.
Gejala Burnout
Liza mengatakan, gejala burnout bisa terlihat baik dari segi fisik, emosi, hingga perilaku.
Dari segi fisik, gejala kelelahan kronis seperti mudah sakit-sakitan atau daya tahan tubuh menurun. Liza mengatakan, masalah yang sering dikeluhkan mulai dari sakit kepala, sakit perut, hingga nyeri tulang.
Masalah fisik lain yang juga kerap dikeluhkan saat burnout adalah sakit pada tengkuk yang mengeras. Hal ini disebabkan oleh otot yang tertarik saat seseorang berpikir keras terus menerus.
"Dari sisi emosi biasanya jadi meledak-ledak. Tidak hanya marah tetapi juga bisa menangis tiba-tiba, sensitif, atau tiba-tiba takut tetapi tidak jelas takutnya kenapa," kata Liza.
Dari sisi perilaku, masalah burnout bisa buat seseorang menarik diri dari orang lain. Hal ini juga bisa menyebabkan seseorang menjadi kehilangan minat pada hobi yang dimilikinya.
Reporter: Giovani Dio PrasastiSumber: Liputan6.com
(mdk/RWP)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Burnout dan kelelahan kerap keliru dikenali karena gejala yang sama.
Baca SelengkapnyaBekerja terlalu keras bisa menyebabkan masalah pada kesehatan mental kita. Berikut sejumlah cara untuk berhenti menjadi workaholic.
Baca SelengkapnyaMengenali apakah kondisi mental kita tidak sedang baik bisa menjadi cara untuk mencegah masalah menjadi lebih parah.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Melantur saat berbicara bisa disebabkan oleh kondisi bernama psikosis yang merupakan keadaan mental yang kompleks.
Baca SelengkapnyaPelukan tidak hanya mengurangi rasa sakit dan kecemasan, tetapi juga dapat mengurangi tingkat depresi dan perilaku agresif pada seseorang.
Baca SelengkapnyaDampak stress bukan hanya ke masalah psikologis saja, tetapi juga dapat berdampak ke fisik.
Baca SelengkapnyaBeberapa gejala awal depresi yang mungkin saja dialami, tapi nggak disadari. Apa saja?
Baca SelengkapnyaGaya hidup yang kita miliki sehari-hari bisa sangat berpengaruh terhadap kesehatan kita. Hal ini termasuk dalam kesehatan mata.
Baca SelengkapnyaDepresi adalah gangguan kesehatan mental yang ditandai dengan suasana hati yang terus mengalami tekanan dan kehilangan semangat hidup.
Baca Selengkapnya