

Salah satu hewan yang masih menjadi misteri karena hanya kita ketahui melalui fosilnya adalah dinosaurus. Hewan ini hidup pada rentang waktu yang berbeda dari manusia sehingga bukti yang ada hanya fosilnya saja.
Namun, penemuan dan penggalian fosil pada sejumlah dinosaurus ini menemukan bahwa sejumlah penyakit juga memengaruhi kehidupan mereka. Penyakit-penyakit ini melanda populasi dinosaurus dan bahkan membunuh sejumlah besar dari mereka. Sejumlah penyakit yang ada ini, tidak hanya memengaruhi dinosaurus saja, namun juga hewan-hewan lain yang hidup sezaman dengan mereka.
Banyak dari penyakit-penyakit ini masih ada hingga saat ini dan beberapa bahkan memengaruhi manusia. Dilansir dari Listverse, berikut sejumlah penyakit yang memengaruhi kehidupan dinosaurus.
Tak hanya manusia, dinosaurus memiliki masalah ketombe juga. Dinosaurus tertua yang diketahui menderita ketombe adalah microraptor, dinosaurus pemakan daging kecil yang berukuran seperti gagak modern, berusia 125 juta tahun.
Para ilmuwan juga menemukan bukti ketombe pada dua dinosaurus lainnya, yaitu beipiaosaurus dan sinornithosaurus, yang keduanya sekitar dua kali lebih besar dari microraptor.
Para peneliti menemukan bukti ketombe secara kebetulan ketika mereka mempelajari cara dinosaurus mengganti bulu mereka. Mereka menemukan bahwa beberapa bagian bulu fosil mengandung corneocytes. Ini adalah hal besar karena corneocytes juga terbentuk saat ketombe muncul pada kulit manusia.
Dinosaurus juga ternyata memiliki penyakit kanker. Ini terungkap melalui sebuah studi yang dipimpin oleh Bruce Rothschild dari Northeastern Ohio Universities College of Medicine di Rootstown, Ohio. Rothschild dan timnya menemukan bahwa 29 dari 97 tulang hadrosaur yang diuji mengandung tumor ganas. yang mirip dengan tumor yang ditemukan pada pasien kanker manusia.
Malaria telah membunuh makhluk hidup sejak zaman dinosaurus. Beberapa peneliti, seperti George Poinar Jr., seorang entomolog (ilmuwan yang mempelajari serangga) dari Oregon State University, bahkan berpendapat bahwa malaria versi kuno ini bisa membunuh dinosaurus. Versi malaria ini diduga ditularkan oleh serangga terbang yang mungkin bukan nyamuk.
Meskipun tidak ada bukti konkret bahwa dinosaurus menderita katarak, teori ini diajukan oleh L.R. Croft dalam bukunya, "The Last Dinosaurs." Croft mengklaim bahwa dinosaurus mulai menderita katarak ketika panas berlebihan dan radiasi ultraviolet berbahaya dari Matahari menyebabkan pemanasan global. Radiasi berbahaya ini juga menyebabkan dinosaurus mengalami katarak, yang kemudian menyebabkan kebutaan. Begitu banyak dinosaurus menjadi buta sehingga akhirnya punah setelah tidak mampu mencari makan.
Osteoartritis adalah jenis arthritis paling umum yang memengaruhi manusia saat ini. Hal ini terjadi ketika kartilago yang licin di ujung tulang aus, menyebabkan sendi tulang bersentuhan langsung satu sama lain. Hal ini menyebabkan gesekan di antara ujung-ujung tulang, yang akhirnya membuatnya aus. Rasa sakit muncul pada tahap ini.
Pada tahun 1997, para peneliti menggali sisa-sisa Lufengosaurus huenei yang hidup 170–200 juta tahun yang lalu. Mereka melihat bahwa tulang rusuk dinosaurus ini agak tidak normal, beberapa bagian hilang, menunjukkan bahwa dinosaurus itu telah menderita cedera sebelum kematiannya.
© 2023 merdeka.com
Hadrosaur, dinosaurus herbivora bertubuh besar, tampaknya adalah makhluk yang menderita beragam penyakit. Selain kanker, mereka juga menderita artritis septik, kondisi yang dapat menyebabkan nyeri pada sendi mereka.
Dinosaurus menderita berbagai cacing parasit, termasuk cacing pita dan trematoda. Peneliti tidak tahu seberapa panjang cacing pita ini, tetapi mereka berpikir bahwa cacing ini bisa mencapai 30 meter, yang sebenarnya kecil jika dibandingkan dengan dinosaurus.
© 2023 merdeka.com
Labidosaurus hamatus (dikenal sebagai kadal berbibir) adalah makhluk punah yang mungkin belum pernah kita dengar sebelumnya. Itu adalah reptil sepanjang 1 meter yang hidup sekitar saat dinosaurus berkeliaran di Bumi.
Pneumonia dan tuberkulosis bahkan sudah ada sebelum masa dinosaurus. Bukti awal dari penyakit paru-paru ini ditemukan pada Proneusticosasiacus, reptil laut yang hidup lebih dari 245 juta tahun yang lalu. Peneliti menemukan bahwa beberapa rusuknya tidak normal. Penyakit ini hingga kini masih ada dan mengancam kehidupan manusia.
© 2023 merdeka.com
Sejumlah penyakit yang kita jumpai sehari-hari di masa kini ternyata juga diidap oleh dinosaurus.
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Fosil lima jejak kaki dinosarus ini ditemukan oleh pensiunan ahli geologi.
Baca SelengkapnyaTemuan ini mengejutkan para ilmuwan karena hewan lunak seperti ini jarang terawetkan. Sejauh ini lebih mudah menemukan fosil hewan bercangkang keras.
Baca SelengkapnyaPara peneliti berhasil mengidentifikasi dinosaurus baru yang dijuluki sebagai “dinosaurus raksasa” yang sebelumnya tidak pernah diketahui.
Baca SelengkapnyaFosil ini ditemukan di selatan Prancis, berasal dari periode Jurassic, masa ketika dinosaurus masih berkeliraran di Bumi.
Baca SelengkapnyaSebuah fosil tengkorak predator raksasa bertaring panjang ditemukan. Konon makhluk tersebut hidup sebelum dinosaurus ada. Begini informasinya.
Baca SelengkapnyaPeneliti Thailand menemukan spesies baru dinosaurus dengan fosil paling lengkap di Asia Tenggara.
Baca SelengkapnyaAda beberapa jenis-jenis dinosaurus. Jenis-jenis dinosaurus ini miliki ciri yang berbeda.
Baca Selengkapnya