Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Benjolan Akibat Benturan di Kepala Tidak Boleh Disepelekan

Benjolan Akibat Benturan di Kepala Tidak Boleh Disepelekan ilustrasi sakit kepala. ©consciouslifenews.com

Merdeka.com - Benjolan di kepala bisa jadi tanda yang muncul akibat benturan atau cedera. Kondisi ini bisa mengakibatkan masalah serius sehingga tidak boleh disepelekan.

Waspadai saat terjadi benturan ringan yang memicu benjolan di kepala, karena bisa saja menyebabkan gangguan kognitif, menurut dokter di RSUD Koja, Tanjung Priok, Eufrata Silvestris Junus.

"Jawabannya bisa iya bisa tidak, benjolan di kepala akibat cedera ringan bisa disebabkan memar hanya pada bagian kulit kepala dimana bagian dalam otak tidak ada masalah, jika ini yang terjadi resiko gangguan kognitif bisa dibilang kecil," terangnya kepada Antara.

Secara umum cedera kepala menurut Brain Injury Association of America yakni suatu kerusakan pada kepala yang sifatnya bukan kongenital ataupun degeneratif, tetapi disebabkan serangan atau benturan fisik dari luar. Kondisi ini dapat mengurangi atau mengubah kesadaran dan menimbulkan kerusakan kemampuan kognitif serta fungsi fisik jangka panjang seperti berkurangnya kemampuan berpikir, demensia, stroke, parkinson, dan berhubungan dengan meningkatnya angka kematian jangka panjang.

Cedera kepala yang bisa menyebabkan gangguan kognitif pada dasarnya bervariasi dan bisa diperkirakan dari derajat cedera kepala dan lokasi terjadinya. Pada cedera kepala kategori sedang dan berat umumnya memiliki resiko gangguan kognitif yang lebih besar dari cedera kepala ringan. Sementara untuk lokasi cedera, jika terjadi pada bagian lobus frontal (bagian otak besar yang terletak di sisi depan otak) maka risiko gangguan kognitif yang berat lebih mungkin terjadi karena di sanalah proses kognitif paling besar.

Dari sisi kerusakan saraf yang bisa terjadi, secara umum terbagi menjadi dua yaitu primer dan sekunder. Cedera kepala primer yang disebabkan benturan langsung pada kepala bisa menyebabkan cedera atau perdarahan otak bagian dalam hal ini terjadi seketika saat benturan terjadi. Sementara cedera kepala sekunder merupakan efek dari kejadian primer yakni cedera atau perdarahan otak menyebabkan asupan makanan ke otak seperti oksigen terganggu.

"Jika hal (cedera sekunder) ini dibiarkan maka akan menyebabkan kerusakan otak semakin besar. Ada kalanya efek dari cedera sekunder ini baru tampak berbulan bulan atau bahkan bertahun tahun kemudian," tutur Eufrata yang menjadi bagian dari Tim Pelayanan COVID-19 RSUD Koja.

Pentingnya Helm untuk Cegah Cedera Akibat Berkendara

Eufrata menuturkan, manifestasi cedera kepala sangat bervariasi tergantung kompleksitas dari kepala itu sendiri dan mekanisme cedera yang terpengaruh dari tipe, intensitas, arah dan durasi kekuatan tekanan dari luar yang menyebabkan cedera kepala. Pada cedera kepala akibat dari kecelakan berkendara kekuatan akselerasi dan deselerasi misalnya, dapat mengakibatkan kerusakan serabut saraf penghubung atau memicu hilangnya konektivitas secara progresif seiring waktu.

Manifestasi yang mungkin terjadi antara lain robeknya kulit kepala, patah tulang tengkorak, dan perdarahan pada otak. Lebih lanjut, cedera kepala mewakili senilai 30-40 persen kecelakaan yang menyebabkan kematian. Sementara cedera saraf akibat insiden ini diproyeksilan menjadi penyebab kecacatan dibandingkan dengan penyakit saraf sampai dengan 2030 atau 2-3 kali lebih tinggi dibandingakan dari kontribusi penyakit alzheimer atau gangguan pembuluh darah otak.

Jenis Helm yang Disarankan

Eufrata mengutip Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2006 menyebutkan, helm yang baik untuk berkendara salah satunya dari sisi material tidak boleh mengalami perubahan signifikan karena umur atau penggunaan normal. Kemudian, material yang bersinggungan langsung dengan badan manusia harus non-toksik dan tidak mengakibatkan alergi serta terdapat pelindung cahaya (visor) dan pelindung muka bagian bawah (lower face cover).

Helm juga sebaiknya tidak menimbulkan bahaya bagi si pemakai karena mempengaruhi kemampuannya untuk mendengar atau melihat (kehilangan kemampuan pendengaran atau penglihatan) dan mengakibatkan temperatur dalam rongga di antara kepala dan kulit helm meningkat secara tidak normal. Untuk mencegah hal ini dapat dibuat lubang ventilasi pada helm tersebut. Terakhir, helm harus dapat dipasang dengan baik dan tidak bergeser dengan menggunakan sistem pengikat yang ditempatkan dibagian bawah dagu.

"Semua komponen pengikatan ini harus terpasang secara permanen pada helm. Tali pengikat pada dagu harus dapat diatur panjangnya dan dipasang dengan sistem pengunci," tandasnya Eufrata.

(mdk/RWP)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Penyebab Benjolan di Ketiak dan Gejalanya, Perlu Diwaspadai

Penyebab Benjolan di Ketiak dan Gejalanya, Perlu Diwaspadai

Benjolan yang muncul di ketiak tidak boleh disepelekan.

Baca Selengkapnya
6 Penyebab Benjolan di Dagu yang Perlu Diwaspadai, Begini Cara Mengatasinya

6 Penyebab Benjolan di Dagu yang Perlu Diwaspadai, Begini Cara Mengatasinya

Benjolan di dagu dapat bervariasi dalam penyebab dan sifatnya.

Baca Selengkapnya
7 Kesalahan yang Membuat Seseorang Rentan Mengalami Masalah Jantung

7 Kesalahan yang Membuat Seseorang Rentan Mengalami Masalah Jantung

Masalah keseahatan jantung bisa mudah dipicu oleh berbagai hal di sekitar. Sejumlah kesalahan yang dilakukan bisa membuat hal ini jadi rentan terjadi.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
11 Gangguan Kesehatan yang Sebabkan Kantuk, Penting Diwaspadai

11 Gangguan Kesehatan yang Sebabkan Kantuk, Penting Diwaspadai

Kantuk bukan sekadar rasa lelah yang biasa, kondisi ini bisa menjadi sinyal dari tubuh kita bahwa ada sesuatu yang tidak beres.

Baca Selengkapnya
Ibu Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Benturkan Kepala ke Tembok Rutan, Mengaku Nabi & Bicara Kiamat

Ibu Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Benturkan Kepala ke Tembok Rutan, Mengaku Nabi & Bicara Kiamat

Atas rekomendasi dokter, ibu muda rekomendasi dokter, ibu muda itu membutuhkan perawatan sekitar dua minggu.

Baca Selengkapnya
Rentan Sembelit saat Bepergian, Ketahui Cara Mencegah dan Mengatasi Konstipasi

Rentan Sembelit saat Bepergian, Ketahui Cara Mencegah dan Mengatasi Konstipasi

Sembelit merupakan masalah yang kerap dialami saat bepergian, hal ini penting untuk dicegah demi kenyamanan dan kesehatan.

Baca Selengkapnya
Truk Bawa Rombongan Peziarah Terguling di Bandung Barat, 5 Orang Meninggal Dunia

Truk Bawa Rombongan Peziarah Terguling di Bandung Barat, 5 Orang Meninggal Dunia

Diduga, truk kehilangan kendali sehingga terguling dalam perjalanan dari arah Cianjur menuju Bandung barat.

Baca Selengkapnya
Penyebab Batuk Tak Kunjung Sembuh, Ketahui Cara Mengatasinya

Penyebab Batuk Tak Kunjung Sembuh, Ketahui Cara Mengatasinya

Batuk yang tak kunjung sembuh dapat menjadi tanda adanya masalah kesehatan yang lebih serius.

Baca Selengkapnya
Pertolongan Pertama yang Bisa Dilakukan Saat Perut Tiba-Tiba Kram, Wajib Tahu!

Pertolongan Pertama yang Bisa Dilakukan Saat Perut Tiba-Tiba Kram, Wajib Tahu!

Beberapa tindakan yang bisa dilakukan sebagai pertolongan pertama kram perut.

Baca Selengkapnya