Begini Tips Dokter Anak untuk Atasi Anak Sulit Lepas dari Gawai
Merdeka.com - Pada anak masa kini, penggunaan gawai atau gadget merupakan sebuah hal yang tidak bisa dihindarkan. Bahkan kerap kali anak menjadi seru sendiri bermain gawai ini dan jadi kecanduan.
Ketua Bidang 3 Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Bernie Endyani Medise memberikan solusi agar anak dapat kembali tidak kebergantungan gawai. Salah satunya, mensetop pemberian gawai kepada anak.
Cara tersebut memang dapat membuat anak merengek dan menangis atau mencari-cari gawai.
"Kalau dia sudah menggunakan gadget-nya di bawah 5 tahun, biasanya kalau pasien-pasien saya tuh (anaknya) ada gangguan atau lain sebagainya, saya suruh setop aja (pemberian gawai). Ya udah setop aja, enggak usah diberikan," jelas Bernie beberapa waktu lalu.
"Paling satu - dua minggu gitu (anak) enggak mencari (gawainya) lagi. Benar-benar enggak usah dikasih. Tapi ya bapak, ibunya jangan main gadget di depan anaknya juga. Nanti anaknya tertarik lagi dan akan minta."
Sebagai alternatif lain agar anak lupa dengan gawai, orangtua dapat mengajak anak untuk bermain permainan lain di dalam ruangan (indoor) maupun luar ruangan (outdoor).
"Kita alihkan dengan permainan yang lain, kita bermain yang lain. Ya main indoor, outdoor, yang bisa mengalihkan mereka dari gadget," sambung Bernie.
Pada anak di bawah usia 18 bulan, Bernie Endyani Medise menyampaikan, orangtua dapat menghindari pemberian gawai dulu. Kecuali bila gawai digunakan untuk komunikasi, misal panggilan video (video call).
Namun, bukan digunakan sebagai media bermain anak.
"Kalau anak di bawah 18 tahun sebaiknya kalau enggak mau, ya enggak usah diperkenalkanlah (gawai). Kecuali untuk video call, paling kan itu udah terjadi interaksi di awal," ujar Bernie.
"Nah kalau bukan digunakan untuk video call, ya interaksinya satu arah."
Kemudian bagi anak sekolah dan remaja, penggunaan gawai juga dapat dikontrol. Anak dapat diberikan komitmen selama durasi tertentu boleh memainkan gawai.
"Kalau anak usia sekolah dan remaja, mereka juga harus menggunakan gadget misalnya, untuk keperluan sekolahnya. Nah, bagaimana untuk main dan bersosialisasi," lanjut Bernie yang juga dokter spesialis tumbuh kembang anak RS Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta.
"Maka, buatlah agreement (persetujuan) di awal, kalau untuk main tidak boleh lebih dari 1 jam gitu. Ini buat anak2 yang sudah besar ya," tandasnya.
Reporter: Fitri Haryanti HarsonoSumber: Liputan6.com
(mdk/RWP)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ibu Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Benturkan Kepala ke Tembok Rutan, Mengaku Nabi & Bicara Kiamat
Atas rekomendasi dokter, ibu muda rekomendasi dokter, ibu muda itu membutuhkan perawatan sekitar dua minggu.
Baca SelengkapnyaIngin Bebas Mabuk Perjalanan selama Mudik, Ini Beragam Tips dari Dokter Spesialis
Bayang-bayang mabuk perjalanan selalu menghantui sebagian besar pemudik.
Baca SelengkapnyaTak Perlu Terlalu Lama, Menyusui Bayi Cukup Dilakukan 15-30 Menit Saja
Pemberian ASI merupakan hal penting pada bayi. Dalam pemberiannya, dokter anak menyebut cukup dilakukan selama 15-30 menit.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Dampak Anak Sering Tidur Larut Malam, Bisa Ganggu Perkembangan si Kecil
Anak yang sering tidur larut malam bisa mengalami berbagai masalah, mulai dari fisik, emosional, hingga akademik. Dampaknya pun bisa memengaruhi perkembangannya
Baca SelengkapnyaTingkatkan Kecerdasan Si Kecil Sedini Mungkin, Ini 4 Cara Sederhana yang Bisa Ibu Terapkan
Cara meningkatkan kecerdasan anak, latih dia sedini mungkin.
Baca SelengkapnyaDampak Kekurangan Zat Besi pada Anak, Bisa Pengaruhi Kecerdasan si Kecil
Kekurangan zat besi memiliki dampak yang serius pada kesehatan anak. Zat besi adalah nutrisi penting yang diperlukan untuk tumbuh kembang mereka.
Baca SelengkapnyaTips Menjaga Kesehatan Pernapasan Anak di Tengah Kepungan Polusi Udara
Di tengah serbuan polusi udara seperti ini, penting untuk melindungi kesehatan anak.
Baca SelengkapnyaBayi Batuk Tak Perlu Langsung Dibawa ke Dokter, Mengapa?
Sejumlah kondisi batuk pada bayi tidak perlu terlalu dikhawatirkan orangtua dan tidak selalu harus diobati.
Baca Selengkapnya7 Tips Menjaga Suasana Hati agar Tetap Stabil, Patut Dicoba
Menjaga suasana hati bukan hanya sekadar keinginan tetapi keterampilan yang baik dimiliki.
Baca Selengkapnya