Banyaknya Depresi Berujung Bunuh Diri Disebabkan Gagalnya Deteksi Masalah Tersebut

Merdeka.com - Masalah depresi atau kesehatan mental bukanlah merupakan hal yang bisa dikesampingkan saat ini. Di Indonesia sendiri, jumlah penderita dari masalah ini sudah cukup besar.
Jumlah warga negara Indonesia yang terkena depresi yang berujung dengan bunuh diri yaitu sebanyak 6,1 persen atau setara dengan 11 juta orang. Angka itu untuk prevalensi warga negara berusia 15 tahun keatas.
Menurut anggota Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia Teddy Hidayat, hasil itu merupakan riset kesehatan dasar (riskesdas) Kementerian Kesehatan pada tahun 2018. Teddy mengatakan sedangkan untuk penderita serupa di Jawa Barat mencapai lebih dari 2 juta orang. Namun Teddy mengatakan, yang diobati hanya sebesar sembilan persen dan 91 persen lagi belum tertangani dengan baik.
“Dan masalahnya korban yang bunuh diri itu, biasanya dalam satu bulan terakhir dia sudah datang ke fasilitas kesehatan dan diperiksa oleh dokter. Tapi fasilitas kesehatan gagal untuk mendeteksinya, stres atau depresi yang mengakibatkan dia bunuh diri. Padahal dia sudah datang (ke fasilitas kesehatan). Mestinya tersaring terdeteksi dari situ,” kata Teddy.
Teddy menjelaskan gagalnya petugas medis di pusat kesehatan dalam mendeteksi seseorang terkena depresi, akibat minimnya fasilitas kejiwaan di puskesmas atau rumah sakit. Salah satu contohnya di Kota Bandung, sebut Teddy, dapat dihitung dengan jari yang memiliki fasilitas pemeriksaan untuk gangguan kejiwaan.
Fasilitas Penanganan Gangguan Jiwa Tidak Mumpuni
Selain fasilitas penanggulangan gangguan kejiwaan yang tidak mumpuni di puskesmas dan rumah sakit, kemungkinan lainnya yang menyebabkan jumlah penderita gangguan jiwa membludak, kurangnya keilmuan petugas medis, atau ketiadaan obat untuk kasus serupa. Sedangkan untuk jumlah ahli kejiwaan seperti dokter jiwa, jelas Teddy, tidak bisa melayani keseluruhan jumlah warga yang terkena gangguan kejiwaan.
“Pada masa tahun '90-an, psikiater itu berkeliling sebulan sekali ke puskesmas dan rumah sakit di Jawa Barat. Tapi tidak bisa menurunkan angka penderita gangguan jiwa. Sekarang diubah, setiap kabupaten dan kota terdapat psikiater dan rumah sakitnya. Ini pun yang dilayani terbatas, paling seorang psikiater hanya bisa melayani 50 pasien per hari,” ujar Teddy.
Padahal di Jawa Barat saja terdapat 70 ribu pasien untuk jenis orang dengan gangguan jiwa (ODGJ), Teddy menerangkan. Sebanyak 7.000 diantaranya memerlukan tindakan rawat inap. Angka itu dianggap oleh Teddy, hampir tidak tertangani dengan baik.
Atas dasar itu, strategi penanganan gangguan kejiwaan harus diubah total dari yang sekarang dilakukan. Caranya dengan melakukan pelayanan berdasarkan komunitas yang harus dikembangkan.
“Untuk obat - obatannya sendiri dipastikan kurang dan itu tanggung jawab pemerintah. Yang harusnya dirawat inap kan 7.000 orang, kasusnya sendiri 70 ribu di Jawa Barat. Sementara yang dirawat di Rumah Sakit Jiwa Cisarua kini ada 200-an, di tempat lain paling 200 juga. Di rumah sakit dan fasilitas lain kalau dijumlahkan total paling 600-an, sisanya lagi yang 6.000 lagi kemana? Siapa yang memungut?” terang Teddy.
Reporter: Arie NugrahaSumber: Liputan6.com
(mdk/RWP)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya


35 Pantun Lucu Penghibur Suasana Genting, Bisa Redam Emosi dan Bikin Pertemanan Semakin Akrab
Pantun lucu yang dilontarkan bisa meredam dan mencairkan suasana yang sedang genting.
Baca Selengkapnya


70 Ucapan Selamat Menikah agama Islam, Bisa Dijadikan Doa terbaik dan Penuh Kesan Mendalam
Ucapan selamat menikah juga bisa menjadi doa. Dalam Islam, doa menjadi salah satu bentuk permohonan paling mujarab bagi seorang hamba kepada Allah SWT.
Baca Selengkapnya


Jenis Kucing Persia jadi Hewan Peliharaan paling Menggemaskan, Kenali Ciri Khas Fisiknya
Kucing persia biasanya memiliki wajah bulat dan juga hidung pesek yang membuat mereka menggemaskan.
Baca Selengkapnya


90 Teka-teki Kocak Beserta Jawabannya, Dijamin Bikin OtakBerpikir Keras
Kumpulan teka-teki lucu dan gombal beserta jawabannya.
Baca Selengkapnya


Kasad Jenderal Maruli jadi Irup Pemakaman Doni Monardo di TMP Kalibata
Jenderal Maruli Simanjuntak akan menjadi inspektur upacara pemakaman Letjen Doni Monardo.
Baca Selengkapnya

Bahaya Sering Minum Manis bagi Kesehatan, Tingkatkan Risiko Penyakit Jantung
Ada banyak bahaya yang dapat ditimbulkan dari mengonsumsi minuman manis secara berlebihan, dan penting bagi kita untuk memahami risiko-risiko tersebut.
Baca Selengkapnya

7 Tanda Kecemasan yang Bisa Tampak dari Penggunaan Ponsel Sehari-hari
Penggunaan ponsel bisa menjadi penyebab dari sejumlah masalah kesehatan yang kita alami termasuk menjadi tanda kecemasan.
Baca Selengkapnya

Tak Hanya Gen Z, Lansia juga Berpotensi Mengalami Gangguan Mental, Ini Gejalanya
Meskipun tidak ada cara pasti, cara mencegah gangguan mental pada lansia dengan, mengelola stres, menjalani pengobatan secara rutin, & menjaga hubungan sosial.
Baca Selengkapnya

Ditinggal Anak Merantau, Ibu Sendirian di Rumah Alami Depresi hingga Berujung Tragis
Kisah yang terjadi di Kabupaten Tulungagung ini bikin miris.
Baca Selengkapnya

Finlandia, Antara Kebahagiaan dan Realitas Kelam
Meski Finlandia jadi negara paling bahagia enam tahun berturut-turut, ternyata tingkat bunuh diri yang tinggi menjadi sorotan yang tidak bisa diabaikan.
Baca Selengkapnya

KPAI Soroti Kesehatan Mental Anak: 1 Konselor buat 150 Peserta Didik Enggak Manusiawi
KPAI Soroti Kesehatan Mental Anak: 1 Konselor buat 150 Peserta Didik Enggak Manusiawi
Baca Selengkapnya

Potret Wanita Cantik Ini Depresi Gara-gara Gagal Berumah Tangga Dua Kali dan Sering Ritual di Malam Jumat
Deretan potret wanita cantik yang mengalami depresi hingga menyandang status ODGJ. Berikut ulasannya.
Baca Selengkapnya