Anak yang Ditelantarkan Orangtua Lebih Rentan Mengalami Kehamilan di Usia Remaja
Merdeka.com - Orangtua memiliki tanggungjawab yang besar dalam merawat dan membesarkan anak mereka. Ketika orangtua menelantarkan anak, terdapat sejumlah dampak buruk yang bisa dialami oleh anak.
Dilansir dari Medical Xpress, diketahui bahwa anak yang ditelantarkan tujuh kali lipat lebih besar peluangnya untuk mengalami kehamilan dalam usia remaja. Penelitian yang dilakukan University of Queensland ini mengungkap bahwa risiko mereka lebih besar dibanding korban kekerasan rumah tangga lainnya.
Penelitian ini mempelajari dampak jangka panjang dari pelecehan anak. Diketahui bahwa menelantarkan anak merupakan salah satu bentuk terburuk dampaknya bagi anak dibanding kekerasan emosional, seksual, maupun fisik.
Profesor Jake Najman dari UQ mengatakan bahwa penelitian yang dilakukan selama 20 tahun ini mengungkap bahwa anak yang ditelantarkan memiliki risiko tertinggi kehamilan di usia remaha. Selain itu, mereka juga memiliki risiko tinggi putus sekolah, pengangguran, kenakalan, kecemasan, depresi, serta penggunaan NAPZA.
"Walau sebagian besar anak-anak pada penelitian kami mengalami banyak jenis perlakukan tak menyenangkan, penelantaran serta kekerasan emosional diketahui yang berdampak paling parah," terang Profesor Najman.
"Anak yang ditelantarkan, secara khusus lebih rentan mengalami pergaulan bebas, penggunaan ganja, serta halusinasi visual sebagai dampak dari perlakuan tak menyenangkan yang mereka alami," sambungnya.
Dampak Menelantarkan Anak Lebih Buruk Dibanding Kekerasan Lainnya
Pada penelitian ini, menelantarkan anak diterangkan dalam bentuk tidak menyediakan kebutuhan fisik (pakaian, makanan, serta rumah untuk tidur) serta kebutuhan emosi (dukungan emosi dan kenyamanan). Berdasar penelitian diketahui bahwa anak-anak yang mengalami kekerasan emosional juga bisa mengalami dampak lebih berat dibanding kekerasan seksual dan fisik.
Professor Najman mengatakan bahwa hasil penelitian ini menekankan pentingnya untuk mengutamakan dukungan. Hal ini terutama bagi anak-anak serta orangtua muda yang berisiko tinggi.
"Masalah ini sangat serius dan sulit diatasi pada usia dewasa. Kita perlu melakukan segala yang kita bisa untuk mencegah hal ini terjadi," terang Najman.
"Penelitian ini menunjukkan bahwa intervensi sederhana seperti perawat melakukan kunjungan ke rumah bagi wanita hamil dan ibu baru bisa menurunkan tingkat salah asuhan dan membantu mencegah munculnya dampak buruk," tandasnya.
(mdk/RWP)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sejumlah penelitian mengungkap bahwa ukuran tangan pria bisa menunjukkan sejumlah kondisi kesehatannya.
Baca SelengkapnyaOrangtua memiliki peran yang besar dalam membentuk kecerdasan anak terutama sejak usia anak masih dini.
Baca SelengkapnyaPada musim liburan, banyak orangtua mengajak anak mereka untuk berlibur. Dalam perjalanan, tak jarang anak mengalami rewel. Begini cara menenangkannya.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kebiasaan memukul merupakan suatu hal yang kerap dilakukan anak. Hal ini perlu diperhatikan dan dihindari oleh orangtua.
Baca SelengkapnyaDalam mengasuh dan menerapkan parenting pada anak remaja, penting bagi orangtua untuk mengetahui kesalahan yang rentan terjadi agar tidak terulang.
Baca SelengkapnyaAda sejumlah faktor yang menyebabkan anak bisa terpisah dari orangtuanya, salah satunya adalah lalai.
Baca SelengkapnyaSejumlah hal bisa menjadi penghambat bagi pertumbuhan anak. Hal ini termasuk adanya faktor keturunan dari orangtua.
Baca SelengkapnyaDalam memaksimalkan perkembangan anak remaja, orangtua bisa membantu.
Baca SelengkapnyaMembiasakan bayi tidur sendiri bisa dilakukan mulai usia 3 bulan dengan berbagai cara.
Baca Selengkapnya