6 Cedera yang Umum Terjadi Usai Bercinta serta Cara Mengatasinya
Bercinta bisa menimbulkan cedera sehingga penting untuk mengetahui jenis dan cara mengatasinya.
Bercinta merupakan aktivitas yang menyenangkan dan dapat mempererat hubungan. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa di tengah gairah yang membara, cedera bisa saja terjadi. Berbagai cedera akibat hubungan seksual memang lebih umum dari yang kita kira, dan meskipun sering kali bersifat sementara, rasa sakit dan ketidaknyamanan yang ditimbulkan dapat mengganggu kualitas hidup.
Oleh karena itu, memahami jenis-jenis cedera yang mungkin terjadi dan cara menanganinya menjadi hal yang penting bagi kesehatan seksual. Dilansir dari Healthshots, berikut sejumlah cedera umum yang mungkin terjadi usai bercinta.
-
Bagaimana bercinta membantu mengatasi rasa sakit? Bercinta juga bisa menjadi penghilang rasa sakit alami. Selama berhubungan seks, tubuh dibanjiri oleh endorfin yang berfungsi untuk memblokir sinyal rasa sakit di otak. Sebuah survei pada tahun 2013 dari University of Münster menemukan bahwa orang yang sering mengalami migrain atau sakit kepala cluster merasa gejalanya mereda setelah berhubungan seksual.
-
Apa yang terjadi pada vagina saat berhubungan? Pada saat berhubungan seks, miss v akan secara alami melumasi bersamaan dengan otot-ototnya yang mengembang untuk menampung penis maupun mainan seks. Setelah aktivitas seks selesai, miss v akan secara otomatis dan alami kembali pada bentuk semula seperti saat sebelum berhubungan seks.
-
Apa saja manfaat bercinta buat kesehatan perempuan? Anda mungkin sudah mengetahui manfaat hubungan intim untuk kesehatan, seperti mengurangi stres hingga mencegah penyakit jantung. Namun, tahukah Anda bahwa bercinta juga disebut-sebut membuat penampilan perempuan lebih cantik dan segar?
-
Apa saja penyebab cedera olahraga? Terjadinya cedera saat berolahraga bisa membuat upayamu untuk menjaga kesehatan dan kebugaran menjadi terkendala.
-
Apa yang membuat lelah setelah seks? Selama aktivitas seksual, hormon oxytocin dan prolaktin mengalami peningkatan, yang dapat mempromosikan rasa relaksasi dan kantuk. Dr. Ashish Bansal menjelaskan, 'Oxytocin dan prolaktin adalah dua hormon yang dilepaskan saat berhubungan seksual dan bertanggung jawab untuk meningkatkan rasa rileks dan mengantuk.' Selain itu, fluktuasi estrogen dan testosteron juga dapat mempengaruhi tingkat energi.
-
Siapa yang cedera? Dalam laga ini, Spalletti menurunkan Calafiori sejak awal. Namun, di babak kedua, ia mengalami kontak fisik ketika Alessandro Bastoni melakukan tekel terhadap Osumane Dembele, yang membuatnya tidak dapat melanjutkan pertandingan.
1. Robekan Vagina
Robekan vagina sering dikaitkan dengan persalinan, tetapi hal ini juga dapat terjadi selama hubungan seksual, terutama jika kekurangan pelumas atau ada penetrasi yang terlalu kasar. Dr. Prateek Makwana, seorang ahli kesehatan seksual, menjelaskan bahwa robekan dapat terjadi karena kurangnya pelumasan atau adanya kuku yang tajam. Cedera ini bisa menyebabkan ketidaknyamanan yang signifikan dan bahkan pendarahan ringan.
Untuk mengatasi robekan vagina, penting untuk segera menghentikan aktivitas seksual begitu merasa sakit atau tidak nyaman. "Jangan panik, tetapi segera periksa cedera atau penyebab ketidaknyamanan," kata Dr. Makwana.
Menggunakan pelumas yang cukup selama berhubungan intim adalah langkah pencegahan utama. Jika robekan menyebabkan rasa sakit berlebih atau pendarahan yang tak kunjung berhenti, segeralah temui dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.
2. Memar di Beberapa Bagian Tubuh
Memar di tubuh, terutama di bagian payudara, bokong, lengan, atau kaki, sering kali merupakan hasil dari aktivitas seksual yang intens. Walaupun memar seperti ini sering kali dianggap tidak berbahaya, rasa nyeri yang ditimbulkan dapat mengganggu. Fenomena ini mirip dengan "cupang", di mana kapiler darah kecil di bawah kulit pecah akibat tekanan yang terlalu kuat.
Untuk mengatasi memar, penggunaan kompres dingin bisa membantu mengurangi pembengkakan dan mempercepat proses pemulihan. Penting juga untuk berkomunikasi dengan pasangan mengenai batasan yang nyaman selama berhubungan intim untuk mencegah terjadinya cedera lebih lanjut.
3. Tarikan Otot dan Ketegangan
Posisi seksual yang tidak biasa atau gerakan yang terlalu cepat dan kuat bisa menyebabkan tarikan otot atau ketegangan. Cedera ini sering terjadi pada otot-otot di sekitar paha, punggung, atau leher, terutama saat mencoba posisi yang membutuhkan kelenturan ekstra.
"Kram otot selama bercinta dapat mempengaruhi kehidupan intim Anda," tambah Dr. Makwana.
Untuk mengatasi tarikan otot atau ketegangan, berhenti sejenak dan istirahatkan tubuh. Melakukan peregangan ringan atau memijat area yang tegang dapat membantu meredakan ketidaknyamanan. Jika rasa sakit berlanjut, obat pereda nyeri yang dijual bebas dapat membantu, tetapi pastikan untuk berkonsultasi dengan dokter jika rasa sakit tidak kunjung hilang.
4. Nyeri Punggung
Posisi seksual seperti misionaris atau doggy style yang dilakukan dalam waktu lama dapat memberikan tekanan berlebih pada punggung, terutama jika Anda sudah memiliki masalah punggung sebelumnya. Nyeri punggung akibat aktivitas seksual sering kali dapat berlangsung selama beberapa hari jika tidak ditangani dengan benar.
Langkah terbaik untuk mengatasi nyeri punggung adalah dengan beristirahat, menggunakan kompres hangat di area yang sakit, dan menghindari posisi yang memperparah ketegangan punggung. Jika nyeri terus berlanjut atau semakin parah, segera temui ahli medis untuk evaluasi lebih lanjut.
5. Reaksi Alergi
Beberapa orang mungkin mengalami reaksi alergi terhadap lateks dalam kondom, yang dapat menyebabkan ruam, gatal, atau bengkak pada area genital. Penggunaan kondom memang merupakan pilihan bijak untuk hubungan yang aman, namun penting untuk diingat bahwa ada alternatif non-lateks yang tersedia di pasaran.
Jika Anda mengalami reaksi alergi, segera hentikan penggunaan kondom lateks dan beralihlah ke bahan lain seperti poliuretan. Jika reaksi alergi berlanjut, penggunaan obat antihistamin atau salep yang dianjurkan dokter dapat membantu meredakan gejala.
6. Infeksi Saluran Kemih (ISK)
Meskipun tidak sepenuhnya dianggap sebagai cedera, Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah salah satu kondisi yang sering kali muncul setelah aktivitas seksual. ISK disebabkan oleh penyebaran bakteri ke saluran kemih selama hubungan intim, dan dapat menimbulkan rasa terbakar saat buang air kecil, nyeri di panggul, dan sering buang air kecil.
Untuk mencegah ISK, penting untuk selalu menjaga kebersihan sebelum dan sesudah berhubungan intim. Jika ISK sudah terjadi, minum banyak air dan segera berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan antibiotik yang sesuai.
Cara Mengatasi Cedera Akibat Seks
Menghadapi cedera saat berhubungan seksual dapat memalukan, tetapi penting untuk tetap tenang dan menangani situasi dengan benar. Jika cedera ringan, seperti memar atau tarikan otot, bisa diatasi di rumah dengan menggunakan kompres es atau obat penghilang rasa sakit yang dijual bebas. Namun, jika Anda mengalami cedera serius seperti patah tulang, pendarahan hebat, atau nyeri yang tak tertahankan, segera cari bantuan medis.
Jangan lupa, komunikasi dengan pasangan juga memainkan peran penting dalam mencegah cedera. "Komunikasi adalah kunci dalam setiap hubungan yang sukses dan juga untuk menghindari cedera di kamar tidur," kata Dr. Makwana.
Dengan pengetahuan yang tepat tentang cedera yang bisa terjadi selama bercinta, Anda bisa lebih siap menghadapinya dan tetap menjaga kesehatan serta kenyamanan selama berhubungan intim.