10 faktor Risiko Osteoporosis yang Perlu Diketahui
Merdeka.com - Gaya hidup yang dimiliki oleh sejumlah orang merupakan penyebab munculnya osteoporosis. Namun selain itu, terdapat sejumlah faktor risiko lain yang membuat masalah kesehatan tersebut rentan muncul.
Osteoporosis adalah penyakit ketika tulang kehilangan kepadatan dan akhirnya rapuh. Sehingga, tekanan ringan seperti membungkuk atau batuk pun dapat menyebabkan patah tulang.
Menurut dokter spesialis gizi klinik, Dr dr Luciana B Sutanto menyampaikan setidaknya ada 10 faktor risiko osteoporosis.
Faktor-faktor risiko tersebut yakni:
-Indeks massa tubuh (IMT) di bawah atau sama dengan 19.
-Penderita gangguan makan seperti anoreksia dan bulimia.
-Gaya hidup seperti merokok, mengonsumsi minuman beralkohol, dan bersoda secara berlebihan.
“Nikotin dalam rokok menyebabkan terjadinya reabsorbsi kalsium dalam ginjal. Merokok menyebabkan hormon estrogen (hormon reproduksi yang menjaga kesehatan tulang) berkurang di dalam tubuh,” kata Luci beberapa waktu lalu.
Ia juga menyampaikan, efek racun dari rokok memperlambat pembentukan sel tulang yang baru (osteoblast) dengan menghambat kerja hormon kalsitonin yang berkaitan dengan kalsium dalam darah.
Selain itu, minum minuman beralkohol lebih dari dua unit per hari dapat meningkatkan risiko osteoporosis dan fraktur panggul pada pria dan wanita. Sedang, kafein dan soda berpotensi mengurangi penyerapan kalsium dalam tubuh.
Genetika dan Masalah Kesehatan
- Riwayat Orangtua
-Riwayat orangtua yang pernah mengalami retak tulang pangkal paha atau mengidap osteoporosis.
-Etnis Asia atau Kaukasia.
-Ukuran tubuh yang lebih kecil menyebabkan berkurangnya kadar massa tulang yang berdampak kepada kepadatan tulang seiring bertambahnya usia.
-Malabsorpsi yaitu ketidakmampuan usus untuk menyerap nutrisi di dalam makanan seperti dalam penyakit celiac dan penyakit crohn.
Hal Lain yang Bisa Menjadi Faktor Risiko
-Seseorang yang pernah melalui operasi saluran pencernaan yang menyebabkan berkurangnya ukuran perut begitu juga serapan kalsium.
-Tidak berolahraga atau tidak aktif bergerak untuk jangka waktu lama.
-Obat-obatan yang dikonsumsi, terutama yang berdampak pada kadar hormon seperti pengobatan kanker prostat dan penggunaan obat kortikosteroid.
Reporter: Ade Nasihudin Al AnsoriSumber: Liputan6.com
(mdk/RWP)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Duduk terlalu lama dapat memiliki dampak negatif pada kesehatan fisik dan mental.
Baca SelengkapnyaMenopause dini adalah kondisi ketika seorang wanita mengalami menopause sebelum usia 40 tahun.
Baca SelengkapnyaDari risiko penyakit jantung hingga obesitas, kurangnya aktivitas fisik dapat membuka pintu bagi berbagai masalah kesehatan yang seharusnya bisa dihindari.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Salah satu kondisi medis yang berupa kelainan darah akibat berkurangnya fungsi sumsum tulang belakang dalam memproduksi sel darah.
Baca SelengkapnyaPenglihatan kabur bisa disebabkan oleh berbagai faktor, salah satunya adalah karena penyakit.
Baca SelengkapnyaSakit kepala yang berdenyut sampai ke mata disebabkan oleh beberapa faktor.
Baca SelengkapnyaSeperti halnya dengan segala aktivitas fisik lainnya, berolahraga juga memiliki risiko tersendiri terhadap kesehatan jantung.
Baca SelengkapnyaFlu tulang, atau dikenal juga sebagai flu muskuloskeletal, merupakan suatu kondisi di mana seseorang mengalami gejala seperti nyeri otot, sendi, dan tulang.
Baca SelengkapnyaOlahraga dengan perut kosong dianggap dapat membantu pembakaran lemak lebih banyak. Padahal, kondisi ini bisa menimbulkan dampak negatif bagi tubuh.
Baca Selengkapnya