Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Profil

Sarkasi Said

Profil Sarkasi Said | Merdeka.com

Pria dengan kelahiran di Singapura pada tanggal 27 Maret 1940 yang masih berdarah Wonosari dan menjadi generasi ketiga keluarga yang tinggal di Singapura ini memilih keluar dari rumah. Walaupun mendapat tentangan dari keluarga, sarkasi tetap keluar dari rumah dan hidup di jalanan Singapura.Dari kehidupan jalanan inilah,sarkasi mulai berdikari.Saat itu usia Sarkasi masih 11 tahun,dan tentunya secara alamiah di usia yang masih relatif muda yang pastinya setiap individu akan lebih nyaman jika tinggal bersama keluarga dari pada hidup di jalanan.

Beda dengan Sarkasi, justru dengan kehidupan di jalanan menjadikan Sarkasi ingin merubah pandangan kebanyakan orang bahwa anak jalanan kebanyakan sebagai orang yang pesimistis. Ada salah satu keunikan Sarkasi semasa hidup di jalanan, Sarkasi mendapatkan makanan dengan buah hasil menanam bibit buah sendiri. Di samping itu demi untuk menyambung hidupnya, Sarkasi juga menjual karya lukisannya yang di hargai 10 dollar Singapura di awal penjualannya.

Setelah menjalani kehidupan luar pagar rumahnya selama bertahun tahun,Nama Sarkasi semakin populer sebagai seorang Maestro seni lukis batik. Berbagai macam karya yang di hasilkan Sarkasi yang sudah tersebar dan di akui di mata international. Karyanya pun terdapat di bandara bandara international, seperti di bandara Bangkok, Hongkong, Tokyo, dan Frankfurt.

Pernah melukis batik sepanjang 103 meter dengan lebar 70 sentimeter,dan semua dilakukan sendiri. Dengan hasil karya inilah yang menjadikan Sarkasi sebagai pencetak rekor batik terpanjang dalam World Guinness Book of Record sekaligus untuk menunjukkan pada orang orang yang masih berpandangan bahwa batik hanya sebagai kerajinan.

Kecintaan Sarkasi terhadap batik berawal dari adanya pameran seorang seniman asal italia yang mengadakan pameran batik di Singapura, sehingga menjadikan Sarkasi berargumen bahwa batik bukanlah sebuah produk, akan tetapi merupakan sebuah proses untuk memisahkan warna dengan menggunakan bahan.Akhirnya muncullah karya karya Sarkasi hingga melahirkan ratusan sampai ribuan karya. Dan satu yang pasti, Sarkasi adalah sosok seniman dengan jiwa anak jalanan.
      
Riset dan analisa oleh Eko Setiawan

Profil

  • Nama Lengkap

    Sarkasi Said

  • Alias

    No Alias

  • Agama

    Islam

  • Tempat Lahir

    Singapura

  • Tanggal Lahir

    1940-03-27

  • Zodiak

    Aries

  • Warga Negara

    Indonesia

  • Saudara

    Zariah

  • Biografi

    Pria dengan kelahiran di Singapura pada tanggal 27 Maret 1940 yang masih berdarah Wonosari dan menjadi generasi ketiga keluarga yang tinggal di Singapura ini memilih keluar dari rumah. Walaupun mendapat tentangan dari keluarga, sarkasi tetap keluar dari rumah dan hidup di jalanan Singapura.Dari kehidupan jalanan inilah,sarkasi mulai berdikari.Saat itu usia Sarkasi masih 11 tahun,dan tentunya secara alamiah di usia yang masih relatif muda yang pastinya setiap individu akan lebih nyaman jika tinggal bersama keluarga dari pada hidup di jalanan.

    Beda dengan Sarkasi, justru dengan kehidupan di jalanan menjadikan Sarkasi ingin merubah pandangan kebanyakan orang bahwa anak jalanan kebanyakan sebagai orang yang pesimistis. Ada salah satu keunikan Sarkasi semasa hidup di jalanan, Sarkasi mendapatkan makanan dengan buah hasil menanam bibit buah sendiri. Di samping itu demi untuk menyambung hidupnya, Sarkasi juga menjual karya lukisannya yang di hargai 10 dollar Singapura di awal penjualannya.

    Setelah menjalani kehidupan luar pagar rumahnya selama bertahun tahun,Nama Sarkasi semakin populer sebagai seorang Maestro seni lukis batik. Berbagai macam karya yang di hasilkan Sarkasi yang sudah tersebar dan di akui di mata international. Karyanya pun terdapat di bandara bandara international, seperti di bandara Bangkok, Hongkong, Tokyo, dan Frankfurt.

    Pernah melukis batik sepanjang 103 meter dengan lebar 70 sentimeter,dan semua dilakukan sendiri. Dengan hasil karya inilah yang menjadikan Sarkasi sebagai pencetak rekor batik terpanjang dalam World Guinness Book of Record sekaligus untuk menunjukkan pada orang orang yang masih berpandangan bahwa batik hanya sebagai kerajinan.

    Kecintaan Sarkasi terhadap batik berawal dari adanya pameran seorang seniman asal italia yang mengadakan pameran batik di Singapura, sehingga menjadikan Sarkasi berargumen bahwa batik bukanlah sebuah produk, akan tetapi merupakan sebuah proses untuk memisahkan warna dengan menggunakan bahan.Akhirnya muncullah karya karya Sarkasi hingga melahirkan ratusan sampai ribuan karya. Dan satu yang pasti, Sarkasi adalah sosok seniman dengan jiwa anak jalanan.
          
    Riset dan analisa oleh Eko Setiawan

  • Pendidikan

    • Tanglin Tinggi Malay Primary School
    • Madrasah Aljunied Muslim School
    • Duchess Primary School
    • Beatty Secondary School

  • Karir

    • Seniman Batik

  • Penghargaan

Geser ke atas Berita Selanjutnya