Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Profil

Rudiyanto

Profil Rudiyanto | Merdeka.com

Rudiyanto merupakan seorang pengamat ekonomi khususnya pasar modal. Ia merupakan Oversight Commitee PT. ASKES (persero) yang menjabat sejak tahun 2011. Sebelumnya, ia menjabat sebagai Senior Research and Investment Analyst PT. Infovesta Utama, sebuah perusahaan riset reksa dana, saham, dan obligasi. Sejak tahun 2005, Rudi mulai mengajar mata kuliah Keuangan dan Investasi di Universitas Tarumanegara.

Sebagai pengamat ekonomi, Rudi -sapaannya- kerap kali mengisi kolom Media Bisnis dan Investasi Kontan. Tak hanya itu, ia juga seringkali diundang untuk menjadi narasumber di berbagai seminar ekonomi serta menjadi trainer di pelatihan-pelatihan kepemimpinan. 

Beberapa waktu yang lalu, ia menanggapi mengenai reksadana pendapatan tetap berbasis dollar Amerika Serikat (AS) yang meningkat di awal tahun 2012. Ia merujuk pada data dari PT. Infovesta Utama, dimana seluruh produk reksa dana pendapatan tetap berbasis dollar AS membukukan return positif, pada bulan Januari tahun ini. Ia mengungkapkan bahwa tren BI rate yang terus melandai menjadi satu pemicu reksa dana dollar AS yang kian positif. Sebab dengan begitu, yield obligasi pemerintah berbasis dollar AS dan harga obligasi juga makin meningkat hingga mengangkat imbal hasil.

Ia menduga imbal hasil reksa dana berbasis dollar AS tidak akan memberikan return setinggi tahun lalu yang bisa mencapai 2,69%. Hal tersebut dipengaruhi oleh kenaikan harga obligasi berbasis dollar AS tidak akan terlalu tinggi di tahun ini.

Dalam hal ini, Rudi menjelaskan bahwa harga obligasi dollar AS berkemungkinan naik tinggi jika bank sentral menurunkan BI rate. Hal itulah yang merupakan satu-satunya penopang kinerja reksadana dollar AS. 

Di lain kesempatan Rudi menerangkan bahwa menjalankan reksa dana ibarat menjalankan suatu bisnis. Hanya saja bedanya, dalam reksa dana yang menjadi bahan baku adalah uang yang diinvestasikan oleh para investor, sedangkan bahan jadinya adalah keuntungan yang diperoleh dari investasi saham, obligasi, dan pasar uang. Tidak jauh berbeda dengan berbisnis, menjalankan reksa dana juga membutuhkan biaya. Biaya-biaya yang digunakan adalah untuk pengelolaan, pemasaran, administrasi dan operasional, serta pajak dan lainnya.

Oleh: Atiqoh Hasan

Profil

  • Nama Lengkap

    Rudiyanto

  • Alias

    No Alias

  • Agama

  • Tempat Lahir

  • Tanggal Lahir

    0000-00-00

  • Zodiak

    -

  • Warga Negara

    Indonesia

  • Biografi

    Rudiyanto merupakan seorang pengamat ekonomi khususnya pasar modal. Ia merupakan Oversight Commitee PT. ASKES (persero) yang menjabat sejak tahun 2011. Sebelumnya, ia menjabat sebagai Senior Research and Investment Analyst PT. Infovesta Utama, sebuah perusahaan riset reksa dana, saham, dan obligasi. Sejak tahun 2005, Rudi mulai mengajar mata kuliah Keuangan dan Investasi di Universitas Tarumanegara.

    Sebagai pengamat ekonomi, Rudi -sapaannya- kerap kali mengisi kolom Media Bisnis dan Investasi Kontan. Tak hanya itu, ia juga seringkali diundang untuk menjadi narasumber di berbagai seminar ekonomi serta menjadi trainer di pelatihan-pelatihan kepemimpinan. 

    Beberapa waktu yang lalu, ia menanggapi mengenai reksadana pendapatan tetap berbasis dollar Amerika Serikat (AS) yang meningkat di awal tahun 2012. Ia merujuk pada data dari PT. Infovesta Utama, dimana seluruh produk reksa dana pendapatan tetap berbasis dollar AS membukukan return positif, pada bulan Januari tahun ini. Ia mengungkapkan bahwa tren BI rate yang terus melandai menjadi satu pemicu reksa dana dollar AS yang kian positif. Sebab dengan begitu, yield obligasi pemerintah berbasis dollar AS dan harga obligasi juga makin meningkat hingga mengangkat imbal hasil.

    Ia menduga imbal hasil reksa dana berbasis dollar AS tidak akan memberikan return setinggi tahun lalu yang bisa mencapai 2,69%. Hal tersebut dipengaruhi oleh kenaikan harga obligasi berbasis dollar AS tidak akan terlalu tinggi di tahun ini.

    Dalam hal ini, Rudi menjelaskan bahwa harga obligasi dollar AS berkemungkinan naik tinggi jika bank sentral menurunkan BI rate. Hal itulah yang merupakan satu-satunya penopang kinerja reksadana dollar AS. 

    Di lain kesempatan Rudi menerangkan bahwa menjalankan reksa dana ibarat menjalankan suatu bisnis. Hanya saja bedanya, dalam reksa dana yang menjadi bahan baku adalah uang yang diinvestasikan oleh para investor, sedangkan bahan jadinya adalah keuntungan yang diperoleh dari investasi saham, obligasi, dan pasar uang. Tidak jauh berbeda dengan berbisnis, menjalankan reksa dana juga membutuhkan biaya. Biaya-biaya yang digunakan adalah untuk pengelolaan, pemasaran, administrasi dan operasional, serta pajak dan lainnya.

    Oleh: Atiqoh Hasan

  • Pendidikan

  • Karir

    • Head of Operation and Business Development di PT Panin Asset Management.
    • Pengamat Pasar Modal
    • Oversight Commitee PT. ASKES (persero)
    • Senior Research and Investment Analyst PT. Infovesta Utama
    • Dosen Mata Kuliah Keuangan dan Investasi Universitas Tarumanegara
    • Kolomnis di Media Bisnis dan Investasi Kontan

  • Penghargaan

Geser ke atas Berita Selanjutnya