Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Profil

Rofi' Munawar

Profil Rofi' Munawar | Merdeka.com

Rofi' Munawar merupakan anggota DPR RI komisi IV dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera. Sebelumnya, pria kelahiran Lamongan, 18 Februari 1967 ini merupakan seorang dosen di salah satu perguruan tinggi yang ada di Jakarta. Karir politiknya berawal saat dirinya bergabung dengan Fraksi Partai Keadilan Sejahtera dan membawanya melenggang duduk di gedung DPR.

Sebagai anggota komisi IV yang membawahi bidang pertanian, perkebunan, kehutanan, kelautan, perikanan, dan pangan, pria yang akrab disapa Rofi' ini beberapa kali tampak di media dalam liputannya yang menayangkan opininya mengenai sikap Menko Perekonomian yang menyatakan bahwa alokasi beras yang diimpor hanya akan digunakan saat operasi pasar dan pasar khusus, guna untuk stabilisasi harga. Tak hanya itu, Rofi' juga menyayangkan sikap pemerintah yang dengan mudahnya melakukan impor beras padahal Indonesia merupakan negara agraris yang juga merupakan eksportir beras dunia.

Beberapa waktu yang lalu, Komisi IV DPR-RI melakukan sidak ke Badan Urusan Logistik (Bulog) Sidoarjo, disana Rofi' menyatakan keprihatinannya saat menemukan 289.000 ton beras impor dan hanya 1.000 ton beras lokal. Ia menegaskan, pemerintah seharusnya tidak terlalu bergantung pada negara lain dalam hal impor bahan pangan, pasalnya Indonesia telah memiliki segala kebutuhan yang ada dan seharusnya Bulog dapat menyerap beras petani semaksimal mungkin dengan tingkat fleksibilitas harga yang memperhatikan harga pasar sesuai data Badan Pusat Statistik. 

Tak hanya mengeluhkan dengan sikap pemerintah yang 'meminggirkan' produksi pangan pasar domestik, sikap pemerintah yang acap kali merugikan petani lokal seringkali membuat rakyat geram. Di saat, para petani berjuang untuk menghasilkan hasil panen yang baik, pemerintah malah mengimpor bahan-bahan pangan dengan harga jauh lebih murah. Kondisi ini berulang hingga berkali-kali. Saat itu, Rofi' mencatat adanya impor bawang dari Cina, beras dari Thailand, kentang dan garam dari negara tetangga justru makin melemahkan perekonomian negara. Secara perlahan-lahan pemerintah berusaha memutus nadi perekonomian rakyat kecil dan menghadirkan para penguasa-penguasa pasar baru. 

Dalam kutipannya beberapa waktu lalu, Rofi' menerangkan bahwa seharusnya kebijakan pangan seharusnya berpihak pada rakyat, ketahanan pangan harus dibangun di atas fondasi kemandirian pangan bukan melalui importasi pangan. Perseteruan antar menteri beberapa waktu lalu justru makin menunjukkan lemahnya koordinasi di Indonesia, tutur lulusan LIPIA Jakarta ini.

Oleh: Atiqoh Hasan

Profil

  • Nama Lengkap

    H. Rofi' Munawar Lc

  • Alias

    Rofi'

  • Agama

    Islam

  • Tempat Lahir

    Lamongan

  • Tanggal Lahir

    1967-02-18

  • Zodiak

    Aquarius

  • Warga Negara

    Indonesia

  • Istri

    Sri Wasis

  • Biografi

    Rofi' Munawar merupakan anggota DPR RI komisi IV dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera. Sebelumnya, pria kelahiran Lamongan, 18 Februari 1967 ini merupakan seorang dosen di salah satu perguruan tinggi yang ada di Jakarta. Karir politiknya berawal saat dirinya bergabung dengan Fraksi Partai Keadilan Sejahtera dan membawanya melenggang duduk di gedung DPR.

    Sebagai anggota komisi IV yang membawahi bidang pertanian, perkebunan, kehutanan, kelautan, perikanan, dan pangan, pria yang akrab disapa Rofi' ini beberapa kali tampak di media dalam liputannya yang menayangkan opininya mengenai sikap Menko Perekonomian yang menyatakan bahwa alokasi beras yang diimpor hanya akan digunakan saat operasi pasar dan pasar khusus, guna untuk stabilisasi harga. Tak hanya itu, Rofi' juga menyayangkan sikap pemerintah yang dengan mudahnya melakukan impor beras padahal Indonesia merupakan negara agraris yang juga merupakan eksportir beras dunia.

    Beberapa waktu yang lalu, Komisi IV DPR-RI melakukan sidak ke Badan Urusan Logistik (Bulog) Sidoarjo, disana Rofi' menyatakan keprihatinannya saat menemukan 289.000 ton beras impor dan hanya 1.000 ton beras lokal. Ia menegaskan, pemerintah seharusnya tidak terlalu bergantung pada negara lain dalam hal impor bahan pangan, pasalnya Indonesia telah memiliki segala kebutuhan yang ada dan seharusnya Bulog dapat menyerap beras petani semaksimal mungkin dengan tingkat fleksibilitas harga yang memperhatikan harga pasar sesuai data Badan Pusat Statistik. 

    Tak hanya mengeluhkan dengan sikap pemerintah yang 'meminggirkan' produksi pangan pasar domestik, sikap pemerintah yang acap kali merugikan petani lokal seringkali membuat rakyat geram. Di saat, para petani berjuang untuk menghasilkan hasil panen yang baik, pemerintah malah mengimpor bahan-bahan pangan dengan harga jauh lebih murah. Kondisi ini berulang hingga berkali-kali. Saat itu, Rofi' mencatat adanya impor bawang dari Cina, beras dari Thailand, kentang dan garam dari negara tetangga justru makin melemahkan perekonomian negara. Secara perlahan-lahan pemerintah berusaha memutus nadi perekonomian rakyat kecil dan menghadirkan para penguasa-penguasa pasar baru. 

    Dalam kutipannya beberapa waktu lalu, Rofi' menerangkan bahwa seharusnya kebijakan pangan seharusnya berpihak pada rakyat, ketahanan pangan harus dibangun di atas fondasi kemandirian pangan bukan melalui importasi pangan. Perseteruan antar menteri beberapa waktu lalu justru makin menunjukkan lemahnya koordinasi di Indonesia, tutur lulusan LIPIA Jakarta ini.

    Oleh: Atiqoh Hasan

  • Pendidikan

    • LIPIA Jakarta, 1990

  • Karir

    • Anggota DPR-RI Komisi IV (2009 - 2014)
    • Dosen

  • Penghargaan

Geser ke atas Berita Selanjutnya