Merdeka.com - Dalam menjalankan ibadah puasa, prinsip yang harus diketahui adalah terdapatnya berbagai perubahan yang terjadi di dalam tubuh. Di antaranya adalah terdapat perubahan pola makan, perubahan siklus ritme sirkadian tubuh atau siklus 24 jam dalam proses fisiologis tubuh, dan juga siklus tidur. Hal ini mempengaruhi kondisi kimiawi serta hormonal di dalam tubuh.

"Yang utama kita ketahui adalah saat dalam keadaan puasa, terdapat perubahan kadar insulin dalam darah yang otomatis juga mempengaruhi kadar glukosa atau gula darah. Seperti kita ketahui insulin adalah zat yang dikeluarkan pankreas kita untuk mengatur kandungan glukosa," Kata Dokter Ahli Gizi, Regi Septian kepada merdeka.com, Rabu (25/7).

Keadaan puasa ini seringkali dirasakan tubuh dengan adanya perasaan lemah lesu, hal ini disebabkan karena kandungan gula dalam darah sedang menurun. Sehingga pemilihan bahan makanan yang tepat saat sahur sangat penting, dalam menjaga dan menunjang agar tubuh tetap prima selama menjalankan ibadah puasa.

Seperti diketahui, dalam berpuasa, kita dituntut untuk menghentikan asupan makanan dan minuman selama kurang lebih 12-14 jam. Ini bagi tubuh merupakan perubahan yang cukup berarti.

"Layaknya sebuah mobil, tubuh harus mensuplai semua organnya secara konstan agar terus bekerja. Jika diibaratkan glukosa adalah bensin, maka hati dan otot adalah tangki bensinnya, dimana hati dan otot berfungsi sebagai penyimpanan cadangan gula darah untuk kurun waktu tertentu setelah semua bahan bakar di dalam organ habis dipakai," lanjutnya

Setelah kurun waktu 6-12 jam, umumnya tubuh manusia akan kehabisan cadangan gula dalam darah, sehingga tubuh akan mulai mencari sumber pasokan lain. Di antaranya dari protein otot, lemak tubuh ataupun sumber lainnya.

"Untuk itu, pemilihan bahan bakar perlu diperhatikan, kalau ibarat jenis bensin, ada premium atau pertamax. Tentu lebih baik jika kita menggunakan jenis bensin pertamax karena lebih efisien, sehingga mesin lebih tahan lama," kata Regi.

Dari analogi itu, kita umat muslim juga perlu mencari sumber asupan karbohidrat (sumber penghasil gula darah yang utama) yang lebih efisien bagi ‘mesin’ dalam tubuh saat sahur, agar tidak mudah habis. Yaitu dengan jenis makanan yang tidak mudah dipecah menjadi gula darah. Roti, mie, bubur, sirup dan kue adalah contoh sumber karbohidrat sederhana yang cepat dipecah menjadi gula darah, sehingga kurang cocok jika dimakan saat sahur karena efeknya akan cepat habis.

Ini menjelaskan jika sahur dengan roti atau mie saja, maka pada sekitar jam makan siang atau sore hari, tubuh kita akan lebih cepat terasa lemas. Sebaliknya jenis makanan karbohidrat kompleks seperti nasi, kentang, umbi-umbian, dan lain sebagainya sangat baik jika dikonsumsi, karena cenderung lebih lama dicerna dan dipecah menjadi gula darah.

Sumber karbohidrat yang lebih kompleks seperti nasi merah yang masih mengandung kulit ari atau beras sosoh dan jagung, lebih baik lagi dalam menjaga cadangan gula darah agar lebih lama bertahan dalam tubuh.

Selain karbohidrat, jangan lupa untuk mengkonsumsi protein hewani seperti telur dan daging ataupun protein nabati yang mengandung BCAA (asam amino rantai cabang). Seperti kacang merah, untuk membantu cadangan gula darah di dalam otot kita, juga asupan buah dan serat untuk menjaga kelancaran pencernaan dan penyerapan zat makanan.