Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Mencari peninggalan & sejarah otentik Sunan Kudus sampai ke Belanda

Mencari peninggalan & sejarah otentik Sunan Kudus sampai ke Belanda Gapura Sunan Kudus. ©2015 merdeka.com/parwito

Merdeka.com - Jejak sejarah Sunan Kudus ternyata diakui pengurus Yayasan Masjid, Makam dan Menara Sunan Kudus (YM3SK) sangat minim atau sedikit. Bahkan pihak yayasan mengaku kesulitan mencari rekam sejarah Sunan Kudus secara lengkap sampai-sampai harus mengejar ke Belanda.

"Kita sementara masih proses menyusun data terkait Sunan Kudus. Masih butuhkan waktu untuk menyusun buku tersebut. Sudah dimulai cukup lama sampai dapatkan data otentik dari Belanda. Kebetulan ada teman dari sana dapat beasiswa," ungkap Denny Nur Hakim salah seorang pengurus YM3SK saat ditemui merdeka.com di Kantornya Kudus, Jawa Tengah, Selasa (30/6).

Sampai saat ini pengurus mengaku sejarah Sunan Kudus diperoleh hanya berdasarkan cerita-cerita turun temurun dari para ulama dan sesepuh terdahulu.

"Apa yang bisa kami sampaikan sebagian besar merupakan cerita dari para sesepuh itu. Kita belum punyai bukti kuat untuk menulis buku sejarah soal Sunan Kudus. Apalagi bias menyatakan Sunan Ngudung ayah dari Sunan Kudus. Selama ini yang di dengar dari sesepuh Sunan Ngudung orang tua dari Sunan Kudus. Bicara sejarah para wali ini agak susah belum bisa divalidkan," ujarnya.

Begitu juga dengan sejarah menara Kudus. Sebetulnya ada dua versi yang menyatakan cikal bakal menara Kudus. Pertama, menara tersbut adalah peninggalan dari orang pemeluk agama Hindu. Sementara versi kedua, menara itu diciptakan oleh Sunan Kudus.

"Yang dipercayai masyarakat Kudus sampai saat ini adalah diciptakan dan peninggalan Sunan Kudus. Pertama tata letak menghadap ke arah barat sesuai kiblat Islam. Di dinding menara tidak ada relief tidak ceritakan hewan atau tumbuhan. Disekitar tidak tinggalkan arca. Maka masyarakat Kudus percaya penuh menara peninggalan Sunan Kudus awal abad ke 20 perluasan pada 1919, kedua tahun 1927 dan ketiga 1933," ungkapnya.

Selain itu, Sunan Kudus juga meninggalkan dua bilah pusaka. Kedua pusaka itu adalah tombak dan keris yang diletakkan di kedua sisi mimbar di Masjid Al Aqsa dan Al Quds (Kudus).

"Keris dan tombak. Keris Kyai Tjiptoko dan tombak di masjid di kanan kiri mirab untuk khotib. Babad Tanah Jawi Kudus itu kerajaan kecil, kita enggak ada bukti. Kerajaan kecil terlepas dari kerajaan Demak," tandasnya.

Masjid peninggalan Sunan Kudus pun dinilai saat ini sudah tidak seperti aslinya. Oleh karena itu, pihak pengelola masih mencari bentuk masjid Al Aqsha yang pertama.

"Kita belum ada gambar masjid pertama, yang jelas berusaha kembalikan bangunan sesuai kondisi Sunan Kudus. Kita masih berusaha mencari bukti otentik bangunan masjid sebelum diperluas," ungkapnya.

Jejak sejarah tentang masjid Sunan Kudus pernah dimuat di sebuah media massa terbitan Kot Semarang. Media bernama Terompet Melayu itu, pernah memberitakan bahwa Masjid Al Aqsha pernah tersambar petir kubahnya. Kemudian kubah masjid diganti dengan tembaga yang semula berasal dari kuningan.

"Terompet Melayu, koran awal abad 15 terbitan Kota Semarang pertama sempat memberitakan dan menulis bahwa masjid di Kudus tersambar petir karena berasal dari kuningan dan diganti dengan tembaga yang tidak mudah tersambar petir," ujarnya.

Meskipun di sekitar makam, masjid dan menara Sunan Kudus juga ditemukan prasasti namun prasasti itu hanya menyebutkan tentang keberadaan masjid, pemberian nama masjid dan nama asli Sunan Kudus.

"Isi dari prasasti jenis Candra Sengkala Lamba itu berisi empat point. Pertama, pemberian nama masjid Al Aqsa. Pemberian nama tempat namanya Al Quds sekarang menjadi Kudus. Tanggal 19 Rajab 956 Hijriah atau 23 Agustus 1549. Kemudian yang terakhir atau keempat adalah Dja’far Sodhik dikenal dengan Sunan Kudus," tuntasnya.

(mdk/rep)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Sejarah Padang Mangateh, Peternakan Tertua dan Terbesar di Sumatra Barat Warisan Kolonial

Sejarah Padang Mangateh, Peternakan Tertua dan Terbesar di Sumatra Barat Warisan Kolonial

Sebuah daerah khusus peternakan ini dikenal mirip seperti padang rumput yang berada di Selandia Baru dan didirikan langsung oleh Pemerintah Hinda Belanda.

Baca Selengkapnya
Sejarah Pesantren NU Tertua di Pulau Sumatera, Didirikan oleh Ulama Tersohor Berdarah Batak

Sejarah Pesantren NU Tertua di Pulau Sumatera, Didirikan oleh Ulama Tersohor Berdarah Batak

Bukan hanya di Pulau Jawa saja, pondok pesantren juga berdiri di Pulau Sumatera yang usianya sudah lebih dari ratusan tahun.

Baca Selengkapnya
Mengenal Sunan Bonang, Pendakwah yang Sebarkan Islam dengan Kesenian

Mengenal Sunan Bonang, Pendakwah yang Sebarkan Islam dengan Kesenian

Sunan Bonang adalah sosok pendakwah yang cerdik dan fleksibel dalam menyiarkan ajaran-ajaran Islam.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Pernah Melawan Penjajah Belanda Sampai 50 Tahun, Begini Sejarah Suku Basemah di Sumatera Selatan

Pernah Melawan Penjajah Belanda Sampai 50 Tahun, Begini Sejarah Suku Basemah di Sumatera Selatan

Suku asli dari kota Pagaralam, Ogan Komering Ulu Selatan, dan Muara Enim ini melakukan perlawanan terlama dalam sejarah.

Baca Selengkapnya
Mengenal Sunan Bejagung Lor, Ulama Tuban yang Setiap Hari Hilang dari Kediamannya Ternyata Azan di Masjidil Haram Makkah

Mengenal Sunan Bejagung Lor, Ulama Tuban yang Setiap Hari Hilang dari Kediamannya Ternyata Azan di Masjidil Haram Makkah

Perjalanannya dari Tuban ke Makkah dan sebaliknya ibarat hanya melangkahkan kaki

Baca Selengkapnya
Sejarah Gereja Makam Kudus Yerusalem, Pemegang Kunci Dipercayakan pada Keluarga Muslim

Sejarah Gereja Makam Kudus Yerusalem, Pemegang Kunci Dipercayakan pada Keluarga Muslim

Ada fakta unik di balik sejarah Gereja Makam Kudus Yerusalem.

Baca Selengkapnya
Jadi Kudapan Khas Pandeglang, Ini Fakta Menarik Kue Jojorong yang Sudah Ada Sejak Kesultanan Banten

Jadi Kudapan Khas Pandeglang, Ini Fakta Menarik Kue Jojorong yang Sudah Ada Sejak Kesultanan Banten

Siapapun yang mencicipi kue Jojorong dijamin langsung jatuh hati lewat rasa manis gurihnya. Kue ini juga sarat filosofi.

Baca Selengkapnya
Mengenal Tradisi Ziarah Kubur di Indonesia dan Doa Ziarah Kubur yag Dibaca Rasulullah

Mengenal Tradisi Ziarah Kubur di Indonesia dan Doa Ziarah Kubur yag Dibaca Rasulullah

Ziarah kubur merupakan tradisi yang telah mengakar dalam budaya masyarakat Indonesia, khususnya umat Muslim menjelang bulan Ramadan.

Baca Selengkapnya
Kisah Unik Masjid Mungsolkanas, Tertua di Bandung dan Namanya Pakai Bahasa Sunda

Kisah Unik Masjid Mungsolkanas, Tertua di Bandung dan Namanya Pakai Bahasa Sunda

Masjid unik ini gunakan nama bahasa Sunda bukan Arab. Ini fakta di baliknya.

Baca Selengkapnya