Profil
Quincy Jones
Quincy Jones merupakan seorang komposer, produser dan peniup terumpet asal Amerika. Karirnya berlangsung selama lima dekade dalam industri hiburan. Selama masa itu, ia banyak memperoleh beberapa penghargaan dari Grammy Awards. Ia bahkan menjadi jauh lebih terkenal saat ia memproduseri album Thriller miliki raja pop, Michael Jackson, yang terjual lebih dari 110 juta kopi.
Quincy Jones kecil merupakan anak tertua dari Sarah Frances, seorang manajer komplek apartemen dan eksekutif bank. Ibunya menderita penyakit schizophrenia. Sementara ayahnya, Quincy Delight Jones, Sr merupakan pemain baseball semi profesional sekaligus seorang tukang kayu. Jones mengenal musik pada masa sekolah dasarnya di Raymond Elementary School. Ketika ia berusia 14 tahun, ia bertemu dengan Robert Blackwell dan dari situlah ia mulai mempelajari musik.
Quincy Jones berhasil memperoleh beasiswa ke Schillinger House (sekarang adalah Berklee College of Music) di Boston, Massachusetts. Saat itu ia mengorbankan studinya ketika ia mendapatkan tawaran untuk mengadakan tour sebagai pemain terumpet bersama Lionel Hampton. Ini merupakan awal karir bermusiknya terbuka.
Ia bersama partnernya, Bob Russel, menjadi orang Afrika Amerika pertama yang masuk menjadi nominator pada Academy Award for Best Original Song bersama "The Eyes of Love" pada tahun 1968.
Ia juga pernah bekerja sama dengan beberapa artist besar seperti Michael Jackson, Frank Sinatra, dll.
Karir Quincy Jones mungkin terbilang sukses, namun tidak dengan kehidupan pribadinya. Ia pernah gagal dalam pernikahan selama tiga kali. Selain itu pun ia pernah menjalin hubungan tanpa pernikahan dengan beberapa wanita. Dalam perjalanan cintanya itu , ia mendapatkan tujuh orang anak.
Selain karir dan kehidupan pribadinya, ia juga memiliki banyak cerita dalam bidang aktifitas sosial. Jones tergolong orang yang peduli dengan lingkungan sosial. Hal ini terbukti dengan bergabungnya ia dalam aktifitas yang didukung oleh Dr. Martin Luther King Jr pada tahun 1960an. Jones merupakan salah satu dari pendiri Institute for Black American Music (IBAM)
Riset dan analisa oleh Pilar Asa Susila