Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Tiga Faktor Pertimbangan Masyarakat Sebelum Beli Rumah

Tiga Faktor Pertimbangan Masyarakat Sebelum Beli Rumah perumahan. ©2012 Merdeka.com/sapto anggoro

Merdeka.com - Survei Rumah.com Consumer Sentiment Study H2 2020 mencatat bahwa 92 persen responden menyatakan bahwa besarnya cicilan bulanan menjadi faktor utama ketika ditanya hal apa yang dipertimbangkan ketika mereka akan mengambil KPR.

Kemudian, faktor kedua yang menjadi pertimbangan utama adalah jangka waktu kredit dinyatakan oleh 83 persen responden. Sedangkan faktor ketiga yaitu tingkat suku bunga KPR yang dinyatakan oleh 73 persen responden.

Tiga faktor utama tersebut serupa dengan hasil survei di periode sebelumnya. Rumah.com Consumer Sentiment Study ini adalah survei berkala yang diselenggarakan dua kali dalam setahun oleh Rumah.com bekerjasama dengan lembaga riset Intuit Research, Singapura.

"Hasil survei kali ini diperoleh berdasarkan 1007 responden dari seluruh Indonesia yang dilakukan pada bulan Januari hingga Juni 2020. Survei ini dilakukan oleh Rumah.com," ucap Country Manager Rumah.com, Marine Novita dikutip keterangannya di Jakarta, Minggu (26/7).

Masih berkaitan dengan tingkat suku bunga KPR, Marine menjelaskan bahwa masyarakat berharap pemerintah mengambil tindakan dan kebijakan terkait lainnya terutama untuk mendorong transaksi pembelian dan penjualan properti. Mayoritas responden atau sejumlah 90 persen menginginkan pemerintah untuk menurunkan suka bunga KPR agar cicilan bulanan bisa lebih ringan.

Kebijakan ini diinginkan oleh lebih banyak responden dibandingkan penurunan besaran uang muka pembelian properti yang diambil ketika krisis sekarang yang dinyatakan oleh 72 persen responden. Hanya 29 persen responden yang ingin pemerintah bisa menunda pembayaran cicilan selama pandemi.

"Terkait situasi pandemi Covid-19, hanya 1 dari 3 atau 32 persen responden menyatakan kepuasannya terhadap tindakan dan kebijakan pemerintah untuk menstabilkan pasar properti khususnya dalam situasi krisis seperti sekarang ini. Sementara 24 persen responden menyatakan ketidakpuasannya terhadap kebijakan pemerintah saat ini. Oleh karena itu secara umum masyarakat mengharapkan pemerintah mengeluarkan kebijakan sehingga bisa menurunkan suku bunga KPR dan menurunkan besaran uang muka," jelas Marine.

Sebelumnya, Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada 15-16 Juli 2020 lalu telah memutuskan untuk menurunkan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 25 bps menjadi 4,00 persen. Penurunan BI7DRR menjadi 4,00 persen ini tercatat sebagai rekor suku bunga acuan terendah sepanjang sejarah, bahkan sejak adanya BI7DRR. Kebijakan ini diambil bank sentral sebagai upaya mendorong pemulihan ekonomi di masa pandemi Covid-19.

Marine menyambut baik kebijakan tersebut yang diharapkan bisa menggairahkan perekonomian nasional yang belakangan ini dalam kondisi negatif termasuk industri properti nasional. Kebijakan penurunan BI7DRR menjadi 4,00 persen menjadi angin segar untuk mendongkrak pertumbuhan bisnis properti yang sedang mengalami stagnasi di tengah pandemi Covid-19.

"Adanya penurunan suku bunga BI7DRR menjadi 4,00 persen diharapkan bisa menjadi stimulus bagi industri properti Indonesia terutama dalam penyaluran Kredit Pemilikan Rumah (KPR) bagi konsumen yang akan membeli hunian. Kalangan perbankan diharapkan bisa segera menyesuaikan suku bunga KPR dengan Suku Bunga Acuan BI sehingga minat masyarakat untuk membeli rumah dengan memanfaatkan KPR tetap terjaga di tengah pandemi ini," tegasnya.

Marine menambahkan bahwa secara historis, langkah BI menurunkan suku bunga acuannya memang tidak langsung diikuti oleh kalangan perbankan untuk menyesuaikan suku bunga KPR, sehingga walaupun suku bunga BI sudah turun namun industri properti nasional tidak bisa segera langsung merasakan dampak positifnya khususnya dalam hal transaksi pembelian properti dengan menggunakan KPR.

Besaran Uang Muka

Dia mengakui, besaran uang muka memang masih menjadi kendala utama yang dihadapi oleh masyarakat ketika mengambil KPR. Ketidakmampuan untuk membayar uang muka dinyatakan oleh 51 persen responden ketika ditanya kesulitan yang dihadapi saat mengambil pinjaman membeli rumah. Sementara kendala lainnya adalah gaji atau pendapatan yang tidak stabil sehingga menjadi penghambat mengambil cicilan rumah dimana hal ini dinyatakan oleh 46 persen responden.

Faktor lain yang menjadi pertimbangan para debitur KPR adalah kepastian besaran cicilan bulanan sehingga merupakan alasan utama konsumen untuk memilih KPR Syariah dibandingkan KPR Konvensional yang dinyatakan oleh 74 persen responden. Sementara 70 persen responden lainnya memilih KPR Syariah dengan pertimbangan keyakinan agama.

Dua alasan utama tersebut menjadi penyebab kenaikan preferensi konsumen untuk memilih KPR Syariah dari 29 persen responden pada Semester 1/2020 naik menjadi 35 persen responden pada Semester 2/2020. Sebaliknya peminat KPR Konvensional mengalami penurunan dari 37 persen responden pada Semester 1/2020 turun menjadi 29 persen responden pada Semester 2/2020.

Jika didasarkan pada besaran penghasilan, mereka yang berpenghasilan rendah mayoritas lebih memilih pembiayaan dengan KPR Syariah atau sekitar 40 persen responden dibandingkan yang memilih KPR Konvensional yaitu sekitar 25 persen responden. Sementara kelompok berpenghasilan sedang dan tinggi cenderung untuk memilih KPR Konvensional yaitu masing-masing 37 persen dan 34 persen responden dibandingkan yang memilih KPR Syariah dengan persentase masing-masing kelompok adalah 31 persen responden dan 28 persen responden.

"Berbagai kesimpulan yang didapatkan dari hasil Rumah.com Consumer Sentiment Study H2 2020 bisa dimanfaatkan oleh stakeholder industri properti terkait sehingga mengeluarkan kebijakan yang dapat segera menggairahkan industri properti. Para pelaku industri properti agar tidak hanya menawarkan promo sesaat, namun juga memberikan transparansi dan kepastian dalam pembayaran," katanya.

(mdk/idr)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Terungkap, Biang Kerok Konsumsi Air Kemasan di Jakarta Melonjak jadi 79 Persen

Terungkap, Biang Kerok Konsumsi Air Kemasan di Jakarta Melonjak jadi 79 Persen

Berbagai faktor menjadi penyebab rumah tangga Jakarta mengonsumsi air kemasan.

Baca Selengkapnya
Keuangan Masyarakat Sudah Pulih, Kadin Proyeksi Perputaran Uang Selama Lebaran Tembus Rp157,3 Triliun

Keuangan Masyarakat Sudah Pulih, Kadin Proyeksi Perputaran Uang Selama Lebaran Tembus Rp157,3 Triliun

Dengan perputaran yang cukup besar tersebut, dipastikan ekonomi daerah akan produktif mendorong meningkatnya konsumsi rumah tangga.

Baca Selengkapnya
Banjir Semarang, Wali Kota Minta Optimalkan Rumah Pompa

Banjir Semarang, Wali Kota Minta Optimalkan Rumah Pompa

Pemerintah Kota Semarang terus berupaya untuk menanggulangi bencana tersebut.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Seribu Lebih Rumah Terendam Banjir Usai Hujan Sepekan, Jambi Siaga Tiga

Seribu Lebih Rumah Terendam Banjir Usai Hujan Sepekan, Jambi Siaga Tiga

Akibat banjir, masyarakat beraktivitas menggunakan paruh karena akses jalan tidak bisa dilalui.

Baca Selengkapnya
Kasad Jenderal Maruli Ungkap 150 Ribu Amunisi Kodam Jaya Meledak, Janji Evaluasi Penyimpanan

Kasad Jenderal Maruli Ungkap 150 Ribu Amunisi Kodam Jaya Meledak, Janji Evaluasi Penyimpanan

Penyebab kebakaran tersebut diduga di faktor usia munisi yang telah berusia 10 tahun lebih menjadi lebih berbahaya.

Baca Selengkapnya
Didampingi Bupati, Jusuf Kalla Serahkan Bantuan ke Korban Banjir Demak

Didampingi Bupati, Jusuf Kalla Serahkan Bantuan ke Korban Banjir Demak

JK menambahkan, bencana banjir yang melanda Demak untuk kedua kalinya ini karena faktor perubahan iklim

Baca Selengkapnya
Data BBMKG: Suhu Panas Kota Medan Sentuh 35,7 Derajat Celcius

Data BBMKG: Suhu Panas Kota Medan Sentuh 35,7 Derajat Celcius

Kondisi ini akibat di wilayah ibu kota Provinsi Sumatera Utara tersebut sudah masuk musim kemarau terhitung sejak Januari tahun ini.

Baca Selengkapnya
Pemerintah Perpanjang Bantuan Sosial Tambahan Hingga Juni

Pemerintah Perpanjang Bantuan Sosial Tambahan Hingga Juni

Pemerintah sedang mencari formula terkait kenaikan harga beras di pasaran.

Baca Selengkapnya
Insentif Pajak Dongkrak Pembelian Properti, Kenaikan Suku Bunga Geser Tren KPR

Insentif Pajak Dongkrak Pembelian Properti, Kenaikan Suku Bunga Geser Tren KPR

Di akhir 2023, penambahan inventori baru pada proyek perumahan naik hingga dua kali lipat, sementara permintaan akan rumah baru juga naik hingga 27 persen.

Baca Selengkapnya