Wasekjen Golkar: Jangan sampai milih ketua DPR punya potensi masalah hukum
Merdeka.com - Jika nanti Setya Novanto atau Setnov tak lagi menjabat Ketua DPR akibat kasus korupsi e-KTP yang menjeratnya, kandidat penggantinya harus jauh dari potensi persoalan hukum. Golkar jangan sampai mengulang kesalahan yang sama memilih Ketua DPR yang diduga banyak terlibat persoalan hukum.
"Jabatan Ketua DPR Partai Golkar tak boleh ulangi kesalahan yang sama. Jangan sampai memilih Ketua DPR yang punya potensi masalah hukum atau orang-orang yang terlibat masalah hukum atau orang-orang yang memang sekarang ini dibidik masalah hukum," terang Wakil Sekjen DPP Partai Golkar, Ace Hasan Sadzily dalam diskusi Populi Center "Golkar Pasca Novanto", Sabtu (25/11) di Menteng, Jakarta Pusat.
Selain itu, kata Ace, jangan sampai kader yang menggantikan posisi Setnov adalah yang dinilai menjadi bagian dari upaya pelemahan KPK. Karena KPK adalah lembaga yang sangat dipercaya rakyat.
"Kenapa? Karena melawan KPK itu sama saja dengan melawan publik karena itu kita harus hati-hati di dalam menentukan langkah-langkah di dalam mengambil keputusan," jelasnya.
Untuk memilih Ketua DPR yang baru idealnya Golkar harus segera menggelar Munaslub. Jika pemilihan Ketua DPR dilaksanakan setelah Munaslub maka legitimasinya sangat kuat.
Golkar juga harus belajar dari dua kali pemilihan Ketua DPR sebelumnya. DPR tak hanya milik Golkar tapi milik bangsa sehingga integritas dan marwahnya harus dijaga. Apalagi saat ini kepercayaan masyarakat terhadap lembaga legislatif itu sangat rendah.
"Saya sebagai anggota DPR merasa bahwa masyarakat masih sangat distrust terhadap DPR. Yang harus dipikirkan dan dipertimbangkan adalah integritas. Cari kader-kader Golkar yang bersih dan saya kira banyak," ujarnya.
Untuk menarik pemilih dari kalangan milenial penting juga mempertimbangkan kader muda Golkar. Hal ini juga dapat berpengaruh pada upaya mengembalikan kepercayaan masyarakat baik pada lembaga DPR maupun Golkar.
"Kita harapkan DPP Partai Golkar mempertimbangkan tokoh-tokoh yang memang berpengalaman. Pengalaman menjadi penting karena ini berkaitan dengan marwah DPR yang sangat terhormat. Jadi kalau kita berangkat dari semangat dan kehendak rakyat jangan pernah kita men-denial apa yang jadi keinginan rakyat termasuk pengambilan keputusan kebijakan publik di Partai Golkar menjadi sangat penting," tandasnya.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sekjen Gerindra Ungkap Golkar Berpotensi Besar Dukung Prabowo: InsyaAllah Bulan Agustus Ini
Muzani menyebut, Gerindra menghormati proses keputusan di internal Partai Golkar.
Baca SelengkapnyaPKS soal Putusan DKPP: Rakyat Tentu Tidak Ingin Orang yang Dipilih Bermasalah Etika
Dia meminta harus bisa dihentikan dan tidak menjadi tren.
Baca SelengkapnyaJK Nilai Hak Angket Dugaan Kecurangan Pemilu 2024 Cegah Parlemen Jalanan
JK kembali mengajak pihak-pihak keberatan dengan hasil Pemilu 2024 menempuh jalur konstitusional.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
PKS DKI Usung Sohibul Iman, Eks Wakil Ketua DPRD hingga Mardani Ali Sera untuk Pilkada DKI
Tetapi, keputusan akhir tetap ada di DPP karena diyakini tidak akan sembarangan menentukan dukungan untuk calon gubernur maupun wakil gubernur yang diusungnya
Baca SelengkapnyaIsu Pemakzulan, Ketum Golkar Tegaskan Jokowi Didukung 80 Persen Susunan Kabinet
Airlangga memandang, keadaan sekarang berbeda dengan pemilu sebelumnya yang panas imbas pilgub DKI 2017.
Baca SelengkapnyaSaingi Suara PDIP di Pileg, Golkar Bakal Rebut Kursi Ketua DPR?
Partai Golkar tidak pernah memiliki skenario untuk merebut kursi ketua DPR RI.
Baca SelengkapnyaJelang Pencoblosan, Anies Berharap Tidak Ada Lagi Pelanggaran Etik
DKPP menyatakan Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI Hasyim Asy'ari melanggar etik.
Baca SelengkapnyaKPK Beberkan Baru 29,55 Persen Legislator yang Lapor LHKPN, 6 Menteri Jokowi Belum Setor
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) merilis tingkat kepatuhan pelaporan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) Tahun 2023
Baca SelengkapnyaKlaim Pemilu 2024 Lebih Baik dari Sebelumnya, Gerindra Anggap Tidak Perlu Hak Angket DPR
Gerindra menilai hak angket itu tidak perlu dilakukan apalagi baru sebatas wacana.
Baca Selengkapnya