Merdeka.com - Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Dardak mengungkap bahwa dirinya tidak mungkin menjadi calon presiden (capres) atau calon wakil presiden (cawapres) di Pemilu 2024 karena terganjal syarat batas minimal usia. Sebab, saat ini dia belum berusia 40 tahun.

"Banyak yang bilang ke saya, kenapa enggak mengikuti jejak Pak Sandi Uno, dari Wagub menuju Cawapres. Saya bilang saya enggak bisa, karena pada 2024 mendatang usia saya belum 40 tahun," kata Emil dalam diskusi Total Politik bertajuk 'Dilema Pilpres 2024: Presidential Threshold dan Syarat Minimal Usia Capres Cawapres', Sabtu (1/10).

Emil mencontohkan di Prancis seorang yang sudah bisa memilih, maka dia juga boleh dipilih, yakni di usia 18. Aturan tersebut pernah direvisi pada tahun 1974 yakni jadi 21 tahun, lalu dikembalikan lagi menjadi 18 tahun.

"Macron di Prancis terpilih usia 38. Presiden New Zealand usia 30-an. Sutan Syahrir juga dulu jadi Perdana Menteri usia 36," paparnya.

Sehingga, menurut Emil meninjau kembali aturan syarat minimal presiden di Indonesia layak untuk dipikirkan bersama. Dia pun dengan tegas menyampaikan bahwa tidak setuju dengan sistem yang tengah berlaku saat ini.

Karena Pemilihan Legislatif dan Pemilihan Presiden dilakukan serentak. Sebab, acuan ambang batas presidential threshold yang digunakan adalah hasil perolehan Pileg 5 tahun sebelumnya.

"Ini yang menurut saya kurang ideal, bahkan tidak ideal," imbuh Politikus Partai Demokrat itu.

Syarat Capres berusia minimal 40 tahun diatur dalam Undang-Undang Nomor 7 tahun 2017 tentang Pemilu. Dalam Pasal 169 UU Pemilu, syarat pencalonan presiden dan wakil presiden yakni berusia minimal 40 tahun. Syarat latar belakang pendidikan bagi calon presiden minimal lulus dari sekolah menengah atas atau sederajat.