Merdeka.com - Sejumlah survei memposisikan pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Ti,ir Khofifah Indar Parawansa-Emil Elistianto Dardak di posisi atas. Walaupun demikian, tidak membuat pasangan calon nomor urut satu ini untuk tetap bekerja keras bertemu para calon konstituennya.

"Kita punya internal (survei) dan bocorannya kita semakin optimis. Tetapi, sekarang ini optimis bukan berarti santai dulu, enggak bisa begitu. Kita harus terus semaksimal menyapa kalangan masyarakat di segala penjuru," kata Emil di Malang, Senin (23/4).

Soal survei dengan hasil yang berbeda-beda, Emil menjelaskan beberapa kemungkinan yang melatarbelakangi. Kendati demikian, hal itu masih dinilai sebagai sesuatu yang wajar.

"Kenyataannya setiap survei tanggalnya berbeda-beda, kemudian hasilnya berbeda-beda, sehingga masyarakat sekarang memang bertanya. Menurut saya, ini dialektika yang wajar terjadi. Namanya survei, itu semua suatu analisa atau research yang sifatnya tidak mutlak," jelasnya.

"Makanya kami mengukur survei lebih pada kosistensi methodologi oleh pihak yang sama, baik dulu maupun sekarang. Apa trend naiknya, garisnya ke arah mana? Di situlah semua pihak mengakui bahwa hasil dan perkembangannya sangat positif, bahkan luar biasa positif dibandingkan dengan waktu setelah berjalan," tambahnya.

Bupati Trenggalek non aktif ini mengatakan, dalam sekian waktu perjalanan dinilai sudah menunjukkan perkembangan positif. Sehingga, pihaknya menyambut hasil survei tersebut dengan optimis dan semangat kerja keras.

"Tetapi sekali lagi, optimisme tidak menutupi pentingnya untuk bekerja keras untuk mempererat silaturahmi dengan masyarakat," katanya.

Suami artis Arumi Bacshin ini mengatakan, semua kawasan perlu digarap dan perlu disapa. Tidak ada daerah yang dianggap istimewa untuk sebuah sumber kantong suara, baginya baik kawasan Tapal Kuda maupun Mataraman masih dibutuhkan kerja keras.

"Walau di Mataraman, saya kebetulan kepala daerah di daerah itu. Itu menjadi pertimbangan, tetapi tidak menghilangkan fakta, kita harus bekerja keras," tegasnya.

Selain itu, masyarakat dinilainya kerap mendapatkan informasi parsial dan sepotong. Pernyataannya saat menjadi bupati disampaikan sepotong yang menyesatkan masyarakat. Emil menganologikan, 'kalau banyak makan nanti anda jadi gendut' tetapi dipotong 'Anda jadi gendut'.

"Kalau tidak rajin menyapa masyarakat, hal-hal semacam ini kan yang perlu diluruskan juga di masyarakat," pungkasnya.