Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Timses Jokowi Soal Sentilan SBY ke Muzani: Dosis Keretakan Koalisi Prabowo Parah

Timses Jokowi Soal Sentilan SBY ke Muzani: Dosis Keretakan Koalisi Prabowo Parah Pertemuan Prabowo dan SBY. ©Liputan6.com/Johan Tallo

Merdeka.com - Hubungan Demokrat dan Gerindra tengah tidak harmonis. Hal ini berawal dari pernyataan Sekretaris Jenderal Partai Gerindra, Ahmad Muzani yang menagih janji Demokrat untuk mengkampanyekan Prabowo-Sandiaga.

SBY geram dengan ucapan Muzani. Lewat akun twitternya, SBY meminta Muzani mawas diri dan tak saling menyalahkan.

Menanggapi situasi ini, Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma’ruf, Abdul Kadir Karding menilai cuitan SBY tersebut merupakan tanda masalah internal di tubuh koalisi Prabowo.

"Kalau melihat tweet yang disampaikan Pak SBY, itu artinya dosis keretakan koalisi adil makmur itu sudah dikatakan sudah sangat berbahaya dan parah. Tweet semacam itu disampaikan oleh pucuk pimpinan tertinggi dan tokohnya Demokrat artinya saya menduga sudah dosis yang luar biasa," ujar Karding saat dikonfirmasi wartawan, Jumat (16/11).

Sejatinya, Karding mengaku tidak terkejut akan adanya komentar SBY terkait 'tugas' partai pendukung pasangan calon nomor urut 02 itu. Menurutnya, sejak awal pembentukan koalisi tersebut dirasa tidak cukup adil bagi partai lainnya.

Seperti mencalonkan presiden dan wakil presiden dari partai berlambang burung Garuda tersebut. Meski dilihat secara administrasi, Sandiaga Uno tidak lagi Wakil Ketua Gerindra, tapi tak dipungkiri hal itu tetap hanya menguntungkan Gerindra.

Selain penentuan capres-cawapres, menurut Karding, sindiran Wakil Sekjen Partai Demokrat, Andi Arief mengenai istilah 'Jenderal Kardus' merupakan indikasi awal koalisi Prabowo-Sandi tidak harmonis.

"Dari sisi politik bahwa koalisi ini memang sejak awal dapat dikatakan sudah bermasalah, adanya istilah mahar jenderal kardus dan seterusnya sebenarnya itu adalah tanda-tanda yang kedua," ujarnya.

"Diperparah oleh ketidakcanggihan Gerindra yang sesungguhnya cukup dengan dicalonkannnya Pak Prabowo itu sudah dahsyat, karena kemungkinan akan mendapatkan efek ekor jas. Tetapi ternyata kan yang dipasang untuk wakilnya juga Gerindra itu namanya Sandiaga Uno walaupun pura-pura keluar orang juga semua tahu," tukasnya.

Sebelumnya, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) merespons pernyataan Sekjen Gerindra Ahmad Muzani. Muzani sempat mengungkap, SBY berjanji akan mengkampanyekan Prabowo-Sandiaga di Pilpres 2019.

SBY mengakui, sebenarnya dirinya tak harus tanggapi pernyataan Muzani. Namun, karena nadanya tak baik dan terus digoreng terpaksa merespons.

"Daripada menuding dan menyalahkan pihak lain, lebih baik mawas diri. Mengeluarkan pernyataan politik yang sembrono, justru merugikan. Saya pernah 2 kali jadi Calon Presiden. Saya tak pernah menyalahkan & memaksa Ketum partai-partai pendukung untuk kampanyekan saya," tulis SBY dalam akun Twitter-nya, @SBYudhoyono dikutip merdeka.com, Kamis (15/11).

SBY menjelaskan, dalam pilpres yang paling menentukan Capres-nya. Capres adalah super star. Capres mesti miliki narasi dan gaya kampanye yang tepat. Dia menilai, saat ini rakyat ingin dengar dari Capres apa solusi, kebijakan dan program yang akan dijalankan untuk Indonesia 5 tahun ke depan.

"Kalau jabaran visi-misi itu tak muncul, bukan hanya rakyat yang bingung, para pendukung pun juga demikian. Sebaiknya semua introspeksi," kata SBY lagi.

(mdk/ray)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Jokowi Bertemu Suya Paloh, Kubu Ganjar Duga Upaya Ajak NasDem Gabung Koalisi Prabowo-Gibran

Jokowi Bertemu Suya Paloh, Kubu Ganjar Duga Upaya Ajak NasDem Gabung Koalisi Prabowo-Gibran

Jokowi bertemu Suya Paloh pada Minggu (18/2) kemarin.

Baca Selengkapnya
Akhirnya Sri Mulyani Buka Suara Soal Sumber Anggaran Bansos Pangan dan BLT Jelang Hari Pencoblosan

Akhirnya Sri Mulyani Buka Suara Soal Sumber Anggaran Bansos Pangan dan BLT Jelang Hari Pencoblosan

Berbagai program bansos pemerintah baik yang diumumkan Presiden Jokowi atau beberapa menteri akan dilakukan evaluasi berkala.

Baca Selengkapnya
Jokowi akan Kenalkan Presiden Terpilih ke Temannya, MBZ dan MBS

Jokowi akan Kenalkan Presiden Terpilih ke Temannya, MBZ dan MBS

Hal ini dikatakan Presiden Jokowi ke Menko Luhut Panjaitan.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Jokowi Bertemu Prabowo dan Zulhas, Puan: Saya Tunggu Diajak Presiden

Jokowi Bertemu Prabowo dan Zulhas, Puan: Saya Tunggu Diajak Presiden

Presiden Joko Widodo bertemu dengan sejumlah ketua umum partai. Mulai dari Ketum Gerindra Prabowo Subianto, lalu Ketum PAN Zulkifli Hasan hari ini.

Baca Selengkapnya
Jokowi Ditanya Soal Pro & Kontra Bintang 4 Prabowo, Begini Ekspresi Sang Jenderal 'Lap Muka Pakai Selampe'

Jokowi Ditanya Soal Pro & Kontra Bintang 4 Prabowo, Begini Ekspresi Sang Jenderal 'Lap Muka Pakai Selampe'

Jokowi memberikan kenaikan pangkat secara istimewa kepada Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menjadi Jenderal Kehormatan.

Baca Selengkapnya
Prabowo Mengenang Momen Jadi Rival Jokowi: Kita Harus Memimpin Tanpa Dengki

Prabowo Mengenang Momen Jadi Rival Jokowi: Kita Harus Memimpin Tanpa Dengki

Jokowi mengirim utusan untuk mengajak rekonsiliasi, hingga akhirnya Prabowo masuk kabinet.

Baca Selengkapnya
Jokowi Ungkap Alasan Naikkan Pangkat Prabowo Jadi Jenderal Kehormatan TNI

Jokowi Ungkap Alasan Naikkan Pangkat Prabowo Jadi Jenderal Kehormatan TNI

Usulan kenaikan pangkat Prabowo ini merupakan usulan Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto.

Baca Selengkapnya
Jokowi Bertemu dan Beri Selamat ke Prabowo-Gibran, Anies: Biar Masyarakat Menilai

Jokowi Bertemu dan Beri Selamat ke Prabowo-Gibran, Anies: Biar Masyarakat Menilai

Anies tidak banyak berkomentar saat ditanya perihal Jokowi bertemu Prabowo dan Gibran

Baca Selengkapnya
Reaksi Santai Anies Soal Prabowo Diberi Jokowi Pangkat Jenderal Kehormatan

Reaksi Santai Anies Soal Prabowo Diberi Jokowi Pangkat Jenderal Kehormatan

Pemberian pangkat jenderal kehormatan itu menuai pro dan kontra.

Baca Selengkapnya