Tifatul sebut PKS tak kapok koalisi dengan Demokrat
Merdeka.com - Anggota Dewan Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Tifatul Sembiring mengaku tak merasa kapok berkoalisi dengan Partai Demokrat. Apalagi, selama koalisi berlangsung, partainya tak pernah sejalan dengan kebijakan-kebijakan yang dibuat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), termasuk soal kenaikan bahan bakar minyak.
"Enggak ada kapok, dalam berkoalisi itu kan berubah-berubah," aku Tifatul saat menghadiri Musrembangnas 2014 'Melanjutkan Reformasi bagi Percepatan Pembangunan Ekonomi yang Berkeadilan' di Ruang Birawa, Kompleks Bidakara, Jakarta, Rabu (30/4).
Tifatul Sembiring, mengaku mendapat ajakan dari Ketua Harian DPP Partai Demokrat Syarief Hasan untuk kembali berkoalisi. Soal ajakan itu, Tif hanya menganggukkan kepalanya saat bertemu di acara Musrembang.
"Baru aja ngajak Pak Syarif," aku Tif.
Soal ajakannya itu, Tif mengaku dapat membentuk koalisi baru, atau meneruskan koalisi sebelumnya. "Bisa koalisi bisa baru, atau bisa juga membesarkan yang ada," pungkasnya.
(mdk/ian)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Ahmad Syaikhu mengatakan sikap partainya apakah akan menjadi koalisi atau oposisi akan ditentukan Majelis Syuro.
Baca SelengkapnyaPosisi PKS di pemerintahan bakal diputuskan lewat Musyawarah Majelis Syuro PKS.
Baca SelengkapnyaTKN menilai putusan DKPP terhadap Ketua KPU Hasyim Asy'ari juga tidak berdampak pada pencalonan Prabowo-Gibran.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Tawaran tersebut bukan berasal dari partai koalisi, melainkan dari beberapa perwakilan PKS.
Baca SelengkapnyaDia menyampaikan TKN Prabowo-Gibran menghormati keputusan DKPP.
Baca SelengkapnyaDemokrasi tidak berjalan sesuai yang diharapkan dan didambakan oleh rakyat.
Baca SelengkapnyaTemuan PPATK harus didalami karena disebut mengalir ke bendahara partai politik.
Baca SelengkapnyaJK kembali mengajak pihak-pihak keberatan dengan hasil Pemilu 2024 menempuh jalur konstitusional.
Baca SelengkapnyaFirli terjerat tiga dugaan pelanggaran etik. Pertama yakni terkait komunikasi dan pertemuan dengan SYL.
Baca Selengkapnya