Merdeka.com - Pusat Kajian dan Kepakaran Statistika (P2KS) Jurusan Statistik Universitas Padjajaran (Unpad) merilis tingkat elektabilitas Calon Wali kota dan Calon Wakil Wali kota Bandung 2013. Dalam survei yang dilakukan pada Maret (Survei I) dan Juni (Survei II) menunjukkan bahwa elektabilitas Pasangan Calon Ridwan Kamil-Oded M Danial mengungguli kandidat lainnya pada survei kedua.

Pasangan nomor urut 4 tersebut pada survei pertama hanya mendapatkan 6,4 persen namun survei kedua melonjak tajam mencapai 15,41 persen. Di peringkat dua ada pasangan incumbent Ayi Vivananda-Nani Suryani Rosada, pasangan ini pada survei pertama meraih 17,76 persen namun justru survei berikutnya hanya 12,57 persen.

Selanjutnya ada nama Edi Siswadi-Erwan Setiawan, meski pada survei pertama mendapatkan 12,24 persen suara, lagi-lagi pada survei kedua pasangan nomor urut 1 ini turun dengan 9,84 persen. "Kami melihat persaingan tiga kandidat ini memang cukup ketat dalam beberapa survei ketiganya bergantian merebut posisi teratas," kata Ketua PK2S, Toni Toharudin, di Kampus Unpad Bandung, Senin (10/6).

Sementara itu Guru Besar Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Unpad Dede Mariana tidak dapat memungkiri bahwa menurunnya elektabilitas Edi Siswadi karena pemberitaan di media masa soal isu yang menjerat namanya dalam perkara Bansos Kota Bandung yang sedang ditangani KPK.

Edi saat ini masih berstatus saksi dalam perkara tersebut. "Ya kami tidak bisa dapat dipungkiri, sedikitnya jelas mempengaruhi," terangnya.

Sedangkan untuk Ayi sendiri, yang merupakan pasangan Nani Rosada ialah istri dari Wali kota Bandung, Dada Rosada. Dada pun kini bolak-balik ke KPK untuk memberikan kesaksian dalam perkara yang sama. "Untuk pasangan Nani dan Edi ini memang diekspos media, cukup berpengaruh, tapi kita tetap menggunakan asa praduga tak bersalah," paparnya.

Sedangkan Ridwan Kamil yang menunjukkan peningkatan elektabilitas cukup tinggi karena sosialisasi yang gencar dilakukan, mesin partai yang bergerak, selain itu dapat menunjukkan cara yang berbeda, juga aktif di dunia maya.

"Rata-rata pemilih Ridwan Kamil ini kalangan menengah ke atas," tandasnya.

Ridwan pun merupakan orang baru di perpolitikan Kota Bandung sehingga belum ada beban masa lalu terkait praktik bad governance di Pemerintah Kota Bandung.

Dia berharap masyarakat nantinya pada 23 Juni mendatang bukan hanya sekadar memilih pemimpin politik atau memenangkan persaingan atau hanya sebatas pesta demokrasi, tapi Pilwalkot Bandung perlu diarahkan untuk membangun peradaban demokrasi melalui pilihan bebas dan patuh hukum.

Di peringkat empat, dalam survei tersebut pasangan MQ Iswara-Asep Dedi Ruyadi juga menunjukkan peningkatan elektabilitas, dalam survei pertama pasangan yang diusung Golkar ini hanya mendapati 2,65 persen sedangkan kedua naik 3,22 persen.

Sedangkan di posisi empat terbawah dihuni dari jalur perseorangan Budi Setiawan-Rizal Firdaus dengan 2,06 persen survei kedua 1,64 persen, selanjutnya ada Bambang Setiadi-Alex Tahsin Ibrahim dengan 2,18 persen di survei kedua 1,53 persen, disusul Wawan Dewanta-HM Sayogo dengan 0,41 persen di survei kedua 1,15 persen,. Terakhir ada nama Wahyudin Karnadinata-Toni Apriliani dengan raihan 0,18 persen dan survei berikutnya naik menjadi 0,98 persen.

Menurut Toni, survei dilakukan dengan desain sampling two way stratification. Ukuran sampel yang diambil dalam survei ini adalah sebesar 1.700 responden di 30 Kecamatan Kota Bandung dengan margin error 2,5 persen.