Survei Poltracking: Enam Partai Diprediksi Tak Lolos ke Senayan
Merdeka.com - Lembaga survei Poltracking Indonesia merilis hasil survei elektabilitas partai politik menjelang tiga hari pencoblosan Pemilu 2019. Hasil survei itu menyebutkan ada enam partai politik yang terancam tidak lolos ambang batas parlemen atau parliamantary treshold (PT) sebesar empat persen.
Partai politik itu di antaranya Hanura, PSI, PBB, Berkarya dan PKPI. Sedangkan partai yang lolos diprediksi ada sembilan.
Partai politik yang diprediksi lolos ambang batas parlemen yakni PDIP, Gerindra, Golkar, PKB dan NasDem. Kemudian Partai Demokrat, PKS, PAN, PPP dan satu partai baru yang berpotensi lolos adalah Perindo.
"Yang lolos ambang batas parlemen ada sembilan partai ditambah partai baru yang berpotensi Perindo," kata AR Founder & Executive Director Poltracking Indonesia Hanta Yuda di Kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (13/4).
Dalam survei ini disebutkan elektabilitas partai tertinggi dipegang oleh PDIP dengan 23,5 persen. Disusul Gerindra dengan 13,7 persen, Partai Golkar 12,8 persen, ketiga PKB 9,7 persen.
Posisi keempat dan kelima diisi oleh NasDem dan Demokrat dengan 7,5 dan 7,2 persen. Lalu PKS 6,7 persen, PAN 5,7 persen, dan PPP 5,4 persen.
Kemudian Perindo 2,8 persen, Hanura 1,7 persen, PSI 1,4 persen, PBB 0,8 persen, Berkarya 0,8 persen. Disusul PKPI 0,2 persen dan Partai Garuda 0,1 persen.
"Terlempar dari DPR yaitu Partai Hanura," ungkapnya.
Berdasarkan demografi wilayah PDIP masih unggul di pelbagai tempat. Jawa Barat dikuasai PDIP dengan 18,6 persen. Yogyakarta dan Jawa Tengah PDIP dengan 29,0 persen, Jawa Timur 22,1 persen, Nusa Tenggara dan Bali PDIP dengan 43,0 persen.
Sedangkan Sumatera dikuasai Golkar dengan 14,1 persen, Kalimantan PDIP 28,5 persen, Sulawesi PDIP 15,0 persen, Papua dan Maluku Partai Golkar 24,1 persen. Banten dan DKI Jakarta dikuasai Gerindra dengan 29,5 persen.
Survei ini dilakukan sejak 1-8 April 2019 dengan populasi pemilih warga negara Indonesia yang punya hak pilih dari Daftar Pemilih Tetap (DPT) resmi Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Jumlah responden 2.000 menggunakan metode multistage random dengan. Margin of Error kurang plus minus 2,2 persen. Cara survei melalui wawancara tatap muka dengan kuesioner setiap pewawancara mewawancarai 10 orang dalam satu desa atau kelurahan.
Kemudian quality control survei dengan spot check, call back, verifikasi foto dan GPS, double entry dan proses input data.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tren dari pemilih NU ke paslon 02 meningkat dari Desember 2023 40,7 persen menjadi 48,2 persen di Januari 2024
Baca SelengkapnyaPemilih partai politik pengusung Prabowo Subianto – Gibran Rakabuming Raka cukup solid.
Baca SelengkapnyaLSI Denny JA mengungkapkan dua alasan utama elektabilitas Gerindra naik mengalahkan PDIP.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Poltracking Indonesia menggunakan metodologi antara lain, Warga Jawa Timur yang sudah memiliki hak pilih (berusia >=17 tahun/sudah menikah).
Baca SelengkapnyaPolitracking Indonesia merilis survei terbaru mengenai elektabilitas pasangan calon presiden dan wakil presiden.
Baca Selengkapnya"Elektabilitas partai politik yang tertinggi tapi masih di dalam rentang margin of error, partai Gerindra 18,1 persen, kedua PDI Perjuangan 16,4 persen,"
Baca SelengkapnyaElektabilitas PDI Perjuangan memang masih di paling atas dengan angka 19,1 persen, tetapi terus alami penurunan dari survei sebelumnya.
Baca SelengkapnyaDirektur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi, memaparkan elektabilitas partai politik
Baca SelengkapnyaHasil survei dilakukan Indikator Politik Indonesia menunjukkan elektabilitas PDI Perjuangan mengalami tren penurunan.
Baca Selengkapnya