Survei Litbang Kompas bukti mesin politik Gus Ipul-Puti di Mataraman belum maksimal
Merdeka.com - Hasil survei Litbang Kompas menjadikan acuan kinerja mesin politik partai pendukung pasangan calon (Paslon) Saifullah Yusuf-Puti Guntur Soekarno belum maksimal. Partai pendukung, PKB, PDIP, Gerindra, dan PKS dinilai belum mengetahui arah penguasaan wilayah massa.
"Sebenarnya semua sudah jelas, daerah Mataraman kan mayoritas massa soekarnois. Inilah sebenarnya target jelas yang harus digarap mesin partai," kata Pakar Komunikasi Politik Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya, D. Jupriono,(Rabo,14/3).
Jupriono mengatakan, semua tim pemenangan Gus Ipul-Puti harus mulai serius, mereka harus mengetahui tugas masing-masing dalam penguasaan wilayah. Puti Guntur merupakan anak keturunan langsung dari Soekarno, seharusnya Puti bisa dijual di daerah-daerah yang memiliki basis massa Soekarno.
Pemasaran sosok Puti ini harus dilakukan partai, jika mengandalkan pasangan calon saja, Jupri mengaku hasilnya tidak akan maksimal. Secara teoritis, menjual Bung Karno di Mataraman mestinya lebh gampang dari pada memasarkan NU (nahdliyin), karena sentimen dan akar Soekarnoisme di kawasan Mataraman terasa belum tersentuh.
"Saya yakin kalau mesin partai berjalan sebagaimana mestinya, maka elektabilitas pasti signifikan," terangnya.
Selain tu, pendekatan terhadap kiai-kiai NU di daerah Mataraman juga harus dilakukan pendekatan secara intensif. Daerah tersebut juga masih banyak yang terpengaruh dengan tokoh-tokoh. Untuk itu, intensifikasi pendekatan terhadap kiai lebih diperbanyak supaya masyarakat menurut.
D. Jupriono, pakar Komunikasi Politik Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya ©2018 Merdeka.com
Jujur, ungkap Jupri, ketika melihat hasil survei Litbang Kompas, banyak kelemahan-kelemahan yang terjadi di tubuh internal Gus Ipul-Puti dari pada paslon Khofifah Indar Parawansa-Emil Dardak. Pertama, adanya pembagian wilayah pendukung: Gus Ipul identik Tapal Kuda dan Padalungan, sedangkan Khofifah identik Mataraman. Padahal wilayah Mataraman lebih luas wilayahnya, karena banyak jumlah kabupaten, dan secara populasi demografis jumlah penduduk juga lebih besar.
Kedua, dampak pergantian mendadak, Azwar Anas dengan Puti Guntur juga berpengaruh terhadap elektabilitas Gus Ipul-Puti. Akibatnya, Emil Dardak bisa lebih lama mengembangkan kontribusinya bila dibandingkan dengan Puti Guntur. Ketiga,'Pakde Karwo's effect'. Harus diakui, sebagai orang yang dua kali periode sebagai Jatim-1, pengaruh Pakde Karwo tidak bisa dipandang sebelah mata. Semua orang sudah mengetahui kalau Pakde merupakan tim sukses Khofifah, sedangkan Gus Ipul tidak memiliki tim sukses sekelas Pakde Karwo.
Keempat, Khofifah sudah mempersiapkan diri lebih awal dengan melakukan 'investasi politis' dari pada Gus Ipul. Saat Gus Ipul mulai diputuskan resmi maju sebagai cagub, jauh sebelumnya, Khofifah sudah 'menggarap' kawasan pelosok Jatim, utamanya Mataraman. Saat Gus Ipul berjuang merapatkan barisan konsolidasi, Khofifah sudah mulai memetik hasilnya. "Persoalan ini yang tidak banyak disadari atau diketahui banyak orang. Khofifah sudah bekerja lebih dulu," papar dosen Untag ini.
Yang terakhir, lanjut dia, berkembang sentimen-opini di masyarakat Jatim bagian barat bahwa Jakarta (Pemerintah, Jokowi) terasa lebih dekat dengan Khofifah dibandingkan ke Gus Ipul-Puti. Meskipun secara faktual Jokowi lebih dekat dengan Gus Ipul-Puti, namun sudah dihembuskan yang pertama kalau Khofifah dekat dengan Jokowi.
"Tidak penting bahwa ini benar faktual ataukah cuma isu, rumor, atau kabar burung. Yang jelas, rumor ini berkembang liar di masyarakat. Pada saat yang sama, dalam sepuluh hari terakhir, masyarakat Indonesia menyaksikan 'kemesraan' Jokowi dengan Demokrat. Gejolak atau dinamika politis pusat akan berpengaruh kepada daerah, tapi tidak sebaliknya. Nah disini masyarakat Jatim seakan diam-diam diberi simulasi, yang bisa dibaca sebagai sebuah seruan bahwa jika di level nasional Presiden menyatu dengan Demokrat, maka masyarakat di daerah pun akan memaknainya sebagai seruan, himbauan 'inilah yg harus ditiru'," terang Jupri.
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Memasuki Tahun Politik, Plt Ketum PPP Ajak Kader Ketuk Pintu Langit Jemput Kemenangan
Dia mengajak semua pengurus dan kader bergandengan tangan dan bergerak menyapa masyarakat, raih elektoral secara maksimal, seraya terus mengetuk pintu langit.
Baca SelengkapnyaPKS Tentukan Jadi Oposisi atau Gabung Pemerintah Setelah Hasil Pemilu Diumumkan KPU
Posisi PKS di pemerintahan bakal diputuskan lewat Musyawarah Majelis Syuro PKS.
Baca SelengkapnyaIni Sosok Politikus yang Digadang-Gadang Gerindra untuk Maju Pilgub DKI
Partai Gerindra tengah fokus mengawal perhitungan suara pemilihan presiden (Pilpres) dan pemilihan legislatif (Pileg) 2024.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Masyarakat Kaltim Berhasil Jaga Kondusifitas Pasca Pemilu 2024
Masyarakat Kaltim Berhasil Jaga Kondusifitas Pasca Pemilu 2024
Baca SelengkapnyaIni Daftar Caleg Dapil Banten Lolos Senayan, Ada Nama Dasco hingga Airin
Pengumuman hasil rekapitulasi nasional perolehan suara Pilpres dan Pileg 2024, berdasarkan berita acara KPU nomor 218/PL.01.08-BA/05/2024.
Baca SelengkapnyaSatpol PP Garut Dukung Gibran, Cak Imin Serukan Timnas AMIN Lapor Bawaslu
Cak Imin berharap kementerian terkait menertibkan aparatnya agar tak terlibat politik praktis di Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaSurvei Pilpres Terbaru Indikator di Jatim: Prabowo-Gibran 56,2%, Ganjar-Mahfud 19,9%, Anies-Cak Imin 15,7%
Lembaga survei Indikator Politik Indonesia mencatat elektabilitas Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka mencapai 56,2 persen di Jawa Timur.
Baca SelengkapnyaDitanya Maju Pilgub DKI 2024, Anies: Kita Lagi Fokus Tuntaskan Amanah Jutaan Orang
Aziz menyebut partainya terbuka untuk melakukan komunikasi dan penjajakan koalisi dengan partai politik (parpol) manapun.
Baca SelengkapnyaDidukung Koalisi Besar, Gerindra Optimistis Suara Prabowo di Sumsel Lampaui 68 Persen
Bergabungnya Partai Golkar dan PAN dalam koalisi pendukung Prabowo sebagai Calon Presiden 2024 membawa angin segara kepada pengurus Partai Gerindra di daerah.
Baca Selengkapnya