Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Survei Litbang Kompas bukti mesin politik Gus Ipul-Puti di Mataraman belum maksimal

Survei Litbang Kompas bukti mesin politik Gus Ipul-Puti di Mataraman belum maksimal D. Jupriono, pakar Komunikasi Politik Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya. ©2018 Merdeka.com

Merdeka.com - Hasil survei Litbang Kompas menjadikan acuan kinerja mesin politik partai pendukung pasangan calon (Paslon) Saifullah Yusuf-Puti Guntur Soekarno belum maksimal. Partai pendukung, PKB, PDIP, Gerindra, dan PKS dinilai belum mengetahui arah penguasaan wilayah massa.

"Sebenarnya semua sudah jelas, daerah Mataraman kan mayoritas massa soekarnois. Inilah sebenarnya target jelas yang harus digarap mesin partai," kata Pakar Komunikasi Politik Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya, D. Jupriono,(Rabo,14/3).

Jupriono mengatakan, semua tim pemenangan Gus Ipul-Puti harus mulai serius, mereka harus mengetahui tugas masing-masing dalam penguasaan wilayah. Puti Guntur merupakan anak keturunan langsung dari Soekarno, seharusnya Puti bisa dijual di daerah-daerah yang memiliki basis massa Soekarno.

Pemasaran sosok Puti ini harus dilakukan partai, jika mengandalkan pasangan calon saja, Jupri mengaku hasilnya tidak akan maksimal. Secara teoritis, menjual Bung Karno di Mataraman mestinya lebh gampang dari pada memasarkan NU (nahdliyin), karena sentimen dan akar Soekarnoisme di kawasan Mataraman terasa belum tersentuh.

"Saya yakin kalau mesin partai berjalan sebagaimana mestinya, maka elektabilitas pasti signifikan," terangnya.

Selain tu, pendekatan terhadap kiai-kiai NU di daerah Mataraman juga harus dilakukan pendekatan secara intensif. Daerah tersebut juga masih banyak yang terpengaruh dengan tokoh-tokoh. Untuk itu, intensifikasi pendekatan terhadap kiai lebih diperbanyak supaya masyarakat menurut.

d jupriono pakar komunikasi politik universitas 17 agustus 1945 surabaya

D. Jupriono, pakar Komunikasi Politik Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya ©2018 Merdeka.com

Jujur, ungkap Jupri, ketika melihat hasil survei Litbang Kompas, banyak kelemahan-kelemahan yang terjadi di tubuh internal Gus Ipul-Puti dari pada paslon Khofifah Indar Parawansa-Emil Dardak. Pertama, adanya pembagian wilayah pendukung: Gus Ipul identik Tapal Kuda dan Padalungan, sedangkan Khofifah identik Mataraman. Padahal wilayah Mataraman lebih luas wilayahnya, karena banyak jumlah kabupaten, dan secara populasi demografis jumlah penduduk juga lebih besar.

Kedua, dampak pergantian mendadak, Azwar Anas dengan Puti Guntur juga berpengaruh terhadap elektabilitas Gus Ipul-Puti. Akibatnya, Emil Dardak bisa lebih lama mengembangkan kontribusinya bila dibandingkan dengan Puti Guntur. Ketiga,'Pakde Karwo's effect'. Harus diakui, sebagai orang yang dua kali periode sebagai Jatim-1, pengaruh Pakde Karwo tidak bisa dipandang sebelah mata. Semua orang sudah mengetahui kalau Pakde merupakan tim sukses Khofifah, sedangkan Gus Ipul tidak memiliki tim sukses sekelas Pakde Karwo.

Keempat, Khofifah sudah mempersiapkan diri lebih awal dengan melakukan 'investasi politis' dari pada Gus Ipul. Saat Gus Ipul mulai diputuskan resmi maju sebagai cagub, jauh sebelumnya, Khofifah sudah 'menggarap' kawasan pelosok Jatim, utamanya Mataraman. Saat Gus Ipul berjuang merapatkan barisan konsolidasi, Khofifah sudah mulai memetik hasilnya. "Persoalan ini yang tidak banyak disadari atau diketahui banyak orang. Khofifah sudah bekerja lebih dulu," papar dosen Untag ini.

Yang terakhir, lanjut dia, berkembang sentimen-opini di masyarakat Jatim bagian barat bahwa Jakarta (Pemerintah, Jokowi) terasa lebih dekat dengan Khofifah dibandingkan ke Gus Ipul-Puti. Meskipun secara faktual Jokowi lebih dekat dengan Gus Ipul-Puti, namun sudah dihembuskan yang pertama kalau Khofifah dekat dengan Jokowi.

"Tidak penting bahwa ini benar faktual ataukah cuma isu, rumor, atau kabar burung. Yang jelas, rumor ini berkembang liar di masyarakat. Pada saat yang sama, dalam sepuluh hari terakhir, masyarakat Indonesia menyaksikan 'kemesraan' Jokowi dengan Demokrat. Gejolak atau dinamika politis pusat akan berpengaruh kepada daerah, tapi tidak sebaliknya. Nah disini masyarakat Jatim seakan diam-diam diberi simulasi, yang bisa dibaca sebagai sebuah seruan bahwa jika di level nasional Presiden menyatu dengan Demokrat, maka masyarakat di daerah pun akan memaknainya sebagai seruan, himbauan 'inilah yg harus ditiru'," terang Jupri.

(mdk/hhw)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Memasuki Tahun Politik, Plt Ketum PPP Ajak Kader Ketuk Pintu Langit Jemput Kemenangan

Memasuki Tahun Politik, Plt Ketum PPP Ajak Kader Ketuk Pintu Langit Jemput Kemenangan

Dia mengajak semua pengurus dan kader bergandengan tangan dan bergerak menyapa masyarakat, raih elektoral secara maksimal, seraya terus mengetuk pintu langit.

Baca Selengkapnya
PKS Tentukan Jadi Oposisi atau Gabung Pemerintah Setelah Hasil Pemilu Diumumkan KPU

PKS Tentukan Jadi Oposisi atau Gabung Pemerintah Setelah Hasil Pemilu Diumumkan KPU

Posisi PKS di pemerintahan bakal diputuskan lewat Musyawarah Majelis Syuro PKS.

Baca Selengkapnya
Ini Sosok Politikus yang Digadang-Gadang Gerindra untuk Maju Pilgub DKI

Ini Sosok Politikus yang Digadang-Gadang Gerindra untuk Maju Pilgub DKI

Partai Gerindra tengah fokus mengawal perhitungan suara pemilihan presiden (Pilpres) dan pemilihan legislatif (Pileg) 2024.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Masyarakat Kaltim Berhasil Jaga Kondusifitas Pasca Pemilu 2024

Masyarakat Kaltim Berhasil Jaga Kondusifitas Pasca Pemilu 2024

Masyarakat Kaltim Berhasil Jaga Kondusifitas Pasca Pemilu 2024

Baca Selengkapnya
Ini Daftar Caleg Dapil Banten Lolos Senayan, Ada Nama Dasco hingga Airin

Ini Daftar Caleg Dapil Banten Lolos Senayan, Ada Nama Dasco hingga Airin

Pengumuman hasil rekapitulasi nasional perolehan suara Pilpres dan Pileg 2024, berdasarkan berita acara KPU nomor 218/PL.01.08-BA/05/2024.

Baca Selengkapnya
Satpol PP Garut Dukung Gibran, Cak Imin Serukan Timnas AMIN Lapor Bawaslu

Satpol PP Garut Dukung Gibran, Cak Imin Serukan Timnas AMIN Lapor Bawaslu

Cak Imin berharap kementerian terkait menertibkan aparatnya agar tak terlibat politik praktis di Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya
Survei Pilpres Terbaru Indikator di Jatim: Prabowo-Gibran 56,2%, Ganjar-Mahfud 19,9%, Anies-Cak Imin 15,7%

Survei Pilpres Terbaru Indikator di Jatim: Prabowo-Gibran 56,2%, Ganjar-Mahfud 19,9%, Anies-Cak Imin 15,7%

Lembaga survei Indikator Politik Indonesia mencatat elektabilitas Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka mencapai 56,2 persen di Jawa Timur.

Baca Selengkapnya
Ditanya Maju Pilgub DKI 2024, Anies: Kita Lagi Fokus Tuntaskan Amanah Jutaan Orang

Ditanya Maju Pilgub DKI 2024, Anies: Kita Lagi Fokus Tuntaskan Amanah Jutaan Orang

Aziz menyebut partainya terbuka untuk melakukan komunikasi dan penjajakan koalisi dengan partai politik (parpol) manapun.

Baca Selengkapnya
Didukung Koalisi Besar, Gerindra Optimistis Suara Prabowo di Sumsel Lampaui 68 Persen

Didukung Koalisi Besar, Gerindra Optimistis Suara Prabowo di Sumsel Lampaui 68 Persen

Bergabungnya Partai Golkar dan PAN dalam koalisi pendukung Prabowo sebagai Calon Presiden 2024 membawa angin segara kepada pengurus Partai Gerindra di daerah.

Baca Selengkapnya