Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Sosok Ketum Golkar & Ketua DPR diharapkan bukan orang dekat Setya Novanto

Sosok Ketum Golkar & Ketua DPR diharapkan bukan orang dekat Setya Novanto Diskusi di ICW bahas Setya Novanto. ©2017 Merdeka.com/Ahda Bayhaqi

Merdeka.com - Pengamat politik Charta Politica, Yunarto Wijaya memandang calon pengganti Setya Novanto, baik di DPR maupun Ketua Umum Partai Golkar haruslah figur yang benar-benar berbeda dari tersangka dalam dugaan kasus korupsi e-KTP tersebut. Kriteria pertama, dia tidak memiliki latar belakang kasus hukum korupsi. Kedua, bukan kepanjangan tangan atau orang dekat Novanto sendiri.

Pria yang akrab disapa Toto ini enggan berspekulasi siapa nama yang cocok menggantikan. Ia serahkan hal tersebut ke internal partai berlambang pohon beringin itu asalkan sesuai dengan dua kriteria tersebut.

"Silakan kemudian mereka melakukan kompromi di panggung belakang tapi kriteria antikorupsi, bukan perpanjangan dari ketua umum lama membangun dan mempunyai niat membangun citra baru dari DPR dan Golkar yang menurut saya sudah buruk," ujar dia ketika diskusi di kantor Indonesia Corruption Watch di Kalibata, Jakarta Selatan, Selasa (21/11).

Kriteria tersebut, menurut dia, diperlukan sebab pergantian ketua umum Golkar maupun ketua DPR memiliki konsekuensi terhadap publik. Korupsi telah menjadi sorotan utama publik. Perbaikan citra dengan lepasnya jeratan kasus korupsi dinilai perlu dalam pergantian Ketua DPR dan Ketua Umum Golkar.

Hal itu sendiri menyangkut masalah elektoral partai Golkar. Partai berlambang beringin itu bermodalkan infrastruktur dalam menggaet pilihan. Menurut Yunarto, infrastruktur itu datang dari bagaimana partai golkar memiliki kader yang luas dan kokoh dari segi tingkat daerah maupun tingkat pusat. Keterpilihan mereka berdasarkan pemilih tetap yang sudah terbentuk.

Namun hal itu tidak lagi berlaku lantaran tidak ada tokoh yang bisa menarik suara Golkar. Buktinya dengan kasus Novanto, elektabilitas Golkar cenderung menurun. Penggantian menjadi figur yang lepas dari bayang-bayang Novanto perlu untuk perbaikan citra partai.

Serta persepsi publik terhadap DPR. Tugas utama ketua DPR baru adalah bagaimana dia bisa mengubah citra DPR dalam dua tahun belakangan. Karena itu perlu sosok segar yang menggantikan Novanto yang kini menjadi tahanan KPK.

"Bagaimana sosok segar adalah sosok yang tidak dianggap mewakili salah satu fraksi, tidak punya kontroversi secara hukum, sosok yang tidak punya kontroversi di mata teman-teman NGO, media, publik. Ketika dimulai dari situ menurut saya kita sudah memiliki harapan," ujarnya.

Hal sama juga diamini aktivis Indonesia Corruption Watch Donal Fariz. Hasil penelusuran ICW dalam 18 bulan terakhir, ada 16 kader Golkar tersangkut korupsi. 3 dari DPR, 5 DPRD, 7 Kepala Daerah dan 1 kader organisasi sayap Golkar. Sebab itu, Golkar dalam merekomendasikan nama perlu yang benar-benar lepas dari kasus korupsi.

"Golkar harus selektif mencalonkan ketua DPR menggantikan Setya Novanto," kata Donal.

(mdk/rzk)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Bupati Sidoarjo Sempat Lolos OTT, KPK Buka Suara

Bupati Sidoarjo Sempat Lolos OTT, KPK Buka Suara

OTT terkait kasus dugaan korupsi pemotongan insentif ASN Sidoarjo yang mencapai Rp2,7 Miliar.

Baca Selengkapnya
Sosok KRT Wongsonegoro, Gubernur Pertama Jateng Setelah Kemerdekaan yang Pernah Ditunjuk sebagai Menteri Era Soekarno

Sosok KRT Wongsonegoro, Gubernur Pertama Jateng Setelah Kemerdekaan yang Pernah Ditunjuk sebagai Menteri Era Soekarno

Setelah tak aktif dalam kabinet pemerintahan, ia lebih banyak terlibat dalam pengorganisasian para penghayat kepercayaan.

Baca Selengkapnya
Jokowi Ungkap Alasan Naikkan Pangkat Prabowo Jadi Jenderal Kehormatan TNI

Jokowi Ungkap Alasan Naikkan Pangkat Prabowo Jadi Jenderal Kehormatan TNI

Usulan kenaikan pangkat Prabowo ini merupakan usulan Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Dipanggil Terkait Kasus Korupsi Eks Mentan SYL, Kepala Bapanas Arief Prasetyo Tak Penuhi Panggilan KPK

Dipanggil Terkait Kasus Korupsi Eks Mentan SYL, Kepala Bapanas Arief Prasetyo Tak Penuhi Panggilan KPK

Arief Prasetyo meminta penjadwalan ulang. Ali menjamin, KPK akan menginformasikan jadwal pemeriksaan berikutnya.

Baca Selengkapnya
Empat Menteri Bersaksi di Sengketa Pilpres, Semua Dilarang Bertanya Kecuali Hakim

Empat Menteri Bersaksi di Sengketa Pilpres, Semua Dilarang Bertanya Kecuali Hakim

Suhartoyo meminta semua pihak untuk hadir dan mendengrkan kesaksian dari empat menteri terkait.

Baca Selengkapnya
Dorong Prabowo Rangkul Kubu Ganjar, Bamsoet Golkar: Kita Tidak Butuh Oposisi

Dorong Prabowo Rangkul Kubu Ganjar, Bamsoet Golkar: Kita Tidak Butuh Oposisi

Wakil Ketua Umum Partai Golkar Bambang Soesatyo menilai, pemerintahan ke depan tidak membutuhkan oposisi.

Baca Selengkapnya
Segini Kekayaan Titiek Soeharto, Mantan Istri Prabowo yang Kerap Muncul dan Disorot Lima Tahun Sekali

Segini Kekayaan Titiek Soeharto, Mantan Istri Prabowo yang Kerap Muncul dan Disorot Lima Tahun Sekali

Dalam LHKPN, Titiek Soeharto tercatat tidak memiliki utang.

Baca Selengkapnya
KPK Amankan 4 Koper Usai Geledah Rumah Dinas Bupati Sidoarjo Terkait Korupsi Dana Insentif

KPK Amankan 4 Koper Usai Geledah Rumah Dinas Bupati Sidoarjo Terkait Korupsi Dana Insentif

Dari yang terlihat, setidaknya ada 4 koper yang dibawa oleh petugas KPK

Baca Selengkapnya
Sosok 2 Jenderal TNI Beda Bintang Dulu Atasan & Bawahan, Kemudian Hari si Anak Buah Melejit Sama-sama Bintang 5

Sosok 2 Jenderal TNI Beda Bintang Dulu Atasan & Bawahan, Kemudian Hari si Anak Buah Melejit Sama-sama Bintang 5

Dua sosok Jenderal TNI bintang lima ini ternyata pernah jadi atasan dan bawahan. Simak karier keduanya hingga mampu meraih penghargaan tertinggi militer.

Baca Selengkapnya