Soal Pilkada Asimetris, Gubernur Jatim Tunggu Arahan Jokowi
Merdeka.com - Mendagri Tito Karnavian mengusulkan Pilkada Asimetris. Artinya, Pilkada langsung hanya dilakukan di daerah yang memiliki indeks demokrasi tinggi. Apabila tidak memenuhi syarat, maka daerah tersebut digelar Pilkada tak langsung.
Terkait hal itu, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyerahkan sepenuh kepada Presiden Joko Widodo. Khofifah mengatakan, Jawa Timur akan melaksanakan 19 Pilkada di Kabupaten dan kota pada 2020.
"Jadi kita selalu mengkomunikasikan bagaimana Jawa Timur kondusif. Kita akan menunggu bagaimana arahan dan keputusan final dari Mendagri dan terutama adalah secara keseluruhan dari Pak Presiden," kata Khofifah di Istana Wakil Presiden, Jakarta Pusat, Kamis (21/11).
Jamin Jatim Kondusif
Khofifah pun berharap Pilkada di wilayahnya akan berjalan dengan kondusif. Pihaknya juga mengklaim selalu mengikuti perkembangan serta kesiapsiagaan. Sebab kata dia, saat ini beberapa calon kandidat sudah memasang baliho untuk lakukan sosialisasi.
"Tapi prinsipnya adalah apakah akan dilakukan secara langsung, serentak, atau bagaimana, kami akan menunggu arahan. Tapi kami akan melakukan persiapan, kesiapsiagaannya cukup," ungkap Khofifah.
Temui Mendagri
Khofifah mengatakan, akan bertemu Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, besok (22/11) untuk membicarakan beberapa hal. Salah satunya yaitu terkait bagaimana kesiapan Pilkada agar tercipta suasana kondusif.
"Kesiapsiagaan kita bagaimana suasana Pilkada nanti semua berjalan demokratis kondusif. Pokoknya Jawa Timur guyub rukun," ungkap Khofifah.
Dia menjelaskan, dalam acara tersebut juga akan dihadiri 666 Kecamatan hingga perwakilan kelurahan desa, hingga stakeholder di Jawa Timur.
"Kita ingin bersama-sama melakukan kesiapsiagaan bagaimana proses yang kita inginkan. Kontribusi Jawa Timur, percepatan Indonesia maju," ungkap Khofifah.
Usulan Mendagri
Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian menilai pilkada langsung tidak memiliki dampak yang baik serta memunculkan masalah baru. Karena itu, Ia mencetuskan usul membuat sistem pilkada asimetris.
Jika sistem itu diterapkan maka ada dua pemilihan kepala daerah yang akan dipakai. Sistem secara langsung akan digunakan untuk daerah dengan tingkat kedewasaan demokrasi tinggi. Artinya, daerah potensi praktik jual beli suara rendah. Misal di perkotaan.
Aspek budaya, administrasi dan lainnya tentu juga menjadi pertimbangan layak tidaknya daerah itu menggelar pilkada langsung.
Sementara, pemilihan tak langsung, menurut Tito, bisa diterapkan di daerah yang tingkat kedewasaan demokrasi rendah. Artinya, daerah di mana kepala daerah terpilih karena memberikan uang atau barang kepada pemilih. Hal ini demi menghindari politik uang atau pilkada berbiaya besar.
Usul itu menuai pro dan kontra dari partai politik. Ada partai yang mendukung ada juga yang tidak mendukung usulan pilkada asimetris itu.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jokowi Sindir Kantor Pemda Dicat Sesuai Warna Parpol Penguasa
Menurut Jokowi, setiap daerah harus menonjolkan keunggulan yang dimiliki agar setiap daerah memiliki perbedaan.
Baca SelengkapnyaTernyata Ini Alasan Jokowi Bagi-Bagi Bansos Beras Jelang Pilpres 2024
Presiden akhirnya buka suara terkait polemik pemberian bansos beras kemasan 10 kg di tahun politik.
Baca SelengkapnyaJokowi Peringatkan KPU: Keteledoran Berbahaya, Berdampak Besar pada Politik!
Jokowi meminta KPU dan para penyelenggara Pemilu memastikan tata kelola pelaksanaan Pemilu 2024 berjalan dengan baik.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Jokowi Sebut Presiden Boleh Memihak di Pilpres, Perludem Nilai Bakal Jadi Pembenaran Pejabat Tak Netral
Perludem menyayangkan pernyataan Presiden Joko Widodo soal presiden boleh berpihak di Pilpres 2024
Baca SelengkapnyaPemerintah Jokowi Setop Sementara Bagi-Bagi Bansos, Ini Alasannya
Penghentian sementara penyaluran bansos ini untuk menghormati tahapan pemilu dan mendukung kelancaran pesta demokrasi tersebut.
Baca SelengkapnyaAirlangga Pastikan Tak Ada Arahan Khusus dari Jokowi Terkait Sidang MK: Jelaskan Sesuai Tugas Masing-Masing
Airlangga mengatakan, Presiden Jokowi hanya meminta agar para menteri yang hadir dalam sidang sengketa Pilpres.
Baca SelengkapnyaMendagri Tito Tegaskan Gubernur Daerah Khusus Jakarta Dipilih Bukan Ditunjuk Presiden
Mendagri Tito Karnavian menegaskan Gubernur DKJ dipilih langsung oleh rakyat bukan ditunjuk Presiden.
Baca SelengkapnyaJokowi Ungkap Alasan Naikkan Pangkat Prabowo Jadi Jenderal Kehormatan TNI
Usulan kenaikan pangkat Prabowo ini merupakan usulan Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto.
Baca SelengkapnyaJokowi ke Pengusaha: Pilpres 2024 Lebih Adem, Tidak Perlu Khawatir
Presiden Jokowi menilai Pilpres 2024 lebih adem dibanding tahun 2014 dan 2019.
Baca Selengkapnya