Soal Isu 3 Periode, Partai Demokrat Sebut Rakyat Makin Kritis
Merdeka.com - Survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) memperlihatkan kepuasan publik terhadap kinerja Presiden Joko Widodo menurun. Sebabnya adalah isu penundaan pemilu dan perpanjangan masa jabatan presiden.
Deputi Bappilu Partai Demokrat Kamhar Lakumani menilai survei ini memperlihatkan masyarakat sudah kritis.
"Merosotnya kepercayaan publik terhadap pemerintah yang terbaca menjadi motor isu penambahan masa jabatan presiden dan periodisasi presiden yang bertentangan dengan konstitusi menunjukkan tingkat kritisisme masyarakat yang semakin tinggi," ujar Kamhar kepada wartawan, Sabtu (2/4).
Momentum tersebut juga penting mengedukasi masyarakat terkait pelanggengan kekuasaan pada rezim orde lama dan orde baru. Tak ada pembatasan masa jabatan presiden ayas nama konstitusi. Sehingga penguasa saat itu melanggengkan kekuasaan yang berujung pemerintahan totaliter dan diktator.
"Kita tak ingin konstitusi kita kembali pada masa kegelapan demokrasi seperti itu," sebutnya.
Kamhar mengatakan, pengalaman sejarah itu harus dipelajari agar tidak terulang kesalahan yang sama. Demokrat tegas mengingatkan Presiden Jokowi jangan sampai mengkhianati reformasi.
"Belajar dari pengalaman sejarah tersebut dan tak ingin mengulang kembali kesalahan sejarah yang sama, maka pembatasan masa jabatan presiden ini menjadi prioritas pada amandemen I UUD '45 tahun 1999 yang lalu sebagai mandat reformasi," kata Kamhar
Jokowi diminta bersikap tegas. Jangan agenda perpanjangan masa jabatan presiden dibiarkan. Apalagi memakai tafsir keliru demokrasi sebagai pembenaran.
"Karenanya Pak Jokowi mesti bersikap dan bertindak tegas. Jangan terus menerus membiarkan berjalannya agenda makar atau terorisme konstitusi ini. Apalagi menggunakan tafsir yang keliru terhadap demokrasi sebagai argumentasi pembenaran. Jangan membawa Indonesia pada jurang kehancuran demokrasi," pungkas Kamhar.
Sebelumnya, menurut survei SMRC, evaluasi publik terhadap kinerja Presiden Joko Widodo sampai mengalami tren negatif gara-gara isu penundaan pemilu dan perpanjangan jabatan tiga presiden.
Kepuasan Jokowi dari 71,7 persen pada Desember 2021 menjadi 64,6 persen pada Maret 2022. Yang tidak puas meningkat dari 25,3 persen pada Desember 2021 menjadi 32,2 persen pada Maret 2022.
"Jadi kinerja Presiden dinilai semakin memburuk. Walaupun masih mayoritas, tetapi penurunan ini sangat besar dalam satu tahun terakhir, ini yang terendah saya kira kinerja presiden dinilai oleh publik," kata Direktur Riset SMRC Deni Irvani saat pemaparan survei secara virtual, Jumat (1/4).
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Demokrat Hampir 10 Tahun jadi Oposisi, Kritik AHY: Pembangunan di Indonesia Belum Merata
AHY menegaskan ingin fokus memenangkan Partai Demokrat dan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka di Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaGabung Pemerintahan Jokowi, AHY Tegaskan Kader untuk Tidak lagi Merasa Jadi Oposisi
AHY menegaskan, kini sikap Demokrat menyukseskan program pemerintahan Jokowi.
Baca SelengkapnyaRespons Petisi Kritik Jokowi, Arus Bawah Indonesia Nyatakan Dukung Penuh Pemerintah
Dukungan dari Arus Bawah Indonesia ini juga sebagai upaya mengawal demokrasi dan menyukseskan gelaran Pilpres 2024 dalam sekali putaran.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Hasto Sindir Jokowi: Jangan Berpikir Perampasan Aset, Ini Demokrasi Kita Dirampas
Hasto justru menyindir soal konstitusi dan demokrasi yang dirampas.
Baca SelengkapnyaJokowi: ASN, TNI dan Polri Harus Netral dan Tidak Memihak di Pemilu 2024
Jokowi mengajak para pihak menjaga pesta demokrasi lima tahunan agar jujur dan adil.
Baca SelengkapnyaPuan soal Ramai Petisi Akademisi Kritik Jokowi: Biarlah Rakyat yang Menilai
Ramai akademisi mengeluarkan petisi untuk Presiden Jokowi.
Baca SelengkapnyaVIDEO: Gara-Gara Jalan Dikeramik, Banyak Pemotor 'Ngepot' di Medan
Persimpangan di Jalan Jenderal Sudirman, Kota Medan, mendapat sorotan publik. Penggunaan material keramik membuat pemotor banyak terpeleset.
Baca SelengkapnyaRespons Istana Soal Pemakzulan Jokowi: Sampaikan Mimpi Politik Sah-sah Saja
"Dalam negara demokrasi, menyampaikan pendapat, kritik atau bahkan punya 'mimpi-mimpi politik' adalah sah-sah saja," kata Ari
Baca SelengkapnyaPemerintah Jokowi Setop Sementara Bagi-Bagi Bansos, Ini Alasannya
Penghentian sementara penyaluran bansos ini untuk menghormati tahapan pemilu dan mendukung kelancaran pesta demokrasi tersebut.
Baca SelengkapnyaJokowi Anggap Petisi UGM dan UII Bagian Demokrasi: Setiap Orang Boleh Berpendapat
Jokowi menuturkan, setiap masyarakat Indonesia bebas berpendapat.
Baca Selengkapnya