Sistem Sainte Lague Dinilai Beri Semua Parpol Kesempatan Yang Sama

Merdeka.com - Pemilu 2019 telah memutuskan menggunakan sistem Sainte Lague sebagai mekanisme konversi suara pemilih menjadi kursi legislatif. Sistem ini diterapkan sebagai jawaban atas persoalan sistem sebelumnya yang cenderung menguntungkan partai-partai besar.

Peneliti Forum Masyarakat Peduli Parlemen (Formappi) Lucius Karus mengatakan, sistem Sainte Lague pada prinsipnya ingin memberikan jaminan atas aspek proporsionalitas pengalokasian kursi. Sehingga jumlah kursi merupakan representasi jumlah suara dan dengan sistem Sainte Lague dimungkinkan pembagiannya secara proporsional diantara partai-partai.

"Proporsionalitas itu artinya semakin banyak suara yang diraih parpol pada Pemilu maka ia mestinya berhak untuk memperoleh lebih banyak kursi dari partai-partai yang perolehan suaranya lebih sedikit," katanya saat dihubungi merdeka.com, Selasa (26/3).

Dia menjelaskan, sistem Sainte Lague sesungguhnya membawa pesan kepada semua partai peserta pemilu untuk bersaing dengan partai lain secara sejajar. Persaingan meraih suara tak perlu dibatasi oleh pengelompokan partai besar, menengah, dan kecil.

"Semua parpol punya kesempatan yang sama untuk meraih suara terbanyak. Dan hasil jerih payah untuk merebut suara itu pada saatnya akan diganjar melalui kursi yang dibagikan berdasarkan peringkat perolehan suara pemilu," ujarnya.

Untuk itu, Lucius mengungkapkan, partai menengah dan kecil yang berjuang total untuk meraih banyak suara seketika bisa mendapatkan kursi lebih banyak dari partai yang dikategorikan sebagai partai besar sebelumnya. Kuncinya, dia menambahkan, partai kecil harus mampu bekerja keras meraih suara melampaui partai lain secara signifikan.

"Jadi mestinya sistem ini lebih fair karena kursi yang diraih sekaligus merupakan apresiasi untuk kerja mereka sebelum pemilu. Sistem ini memungkinkan konstelasi partai berdasarkan besar atau kecil berubah sesuai dengan jumlah suara yang berhasil diraih parpol pada saat Pemilu," tutupnya.