Merdeka.com - Wakil Ketua Umum NasDem Ahmad Ali menilai, sulit berdiskusi dengan partai yang sudah memaksa jatah calon wakil presiden. Ali menyinggung pernyataan Demokrat yang meminta Ketua Umumnya Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai calon wakil presiden untuk Anies Baswedan.

"Tapi kemudian ada partai politik yang menyatakan sikapnya tentang Anies dengan kadernya, bahkan dibuat penegasan kalau bukan AHY wakil, itu koalisi perubahan tidak terjadi. Artinya kalau dia seperti itu kita tidak bisa berdiskusi lagi," ujar Ali ketika dihubungi, Selasa (24/1).

Padahal sejak awal NasDem, Demokrat dan PKS membuka komunikasi, tidak ada pembicaraan jatah cawapres. Kalau memaksa, kata Ali, sama saja sudah mengunci terjadinya koalisi.

"Artinya kalau itu jadi keputusan mutlak, ya itu namanya mengunci padahal sejak awal kita tidak bicara itu," ujarnya.

Ali mengatakan, sebaiknya kelanjutan koalisi ditanyakan kepada Demokrat dan PKS. Pihaknya masih menunggu kapan akan deklarasi Anies sebagai calon presiden.

"NasDem kan sudah deklarasi jangan tanya sama NasDem dong. Kalau tanya NasDem jadi subjektif tanyanya. Kalau tanya NasDem, Nasdem hari ini belum punya teman koalisi, karena belum deklarasi, yang ada baru rencana koalisi," ujarnya.

Hanya saja, Ali bilang, komunikasi dengan Demokrat dan PKS terus berjalan. Ia mengingatkan, jangan ada yang memaksakan kehendaknya secara sepihak.

"Cuma tentunya kami berpandangan lain dalam berkoalisi itu tidak bisa orang memaksakan kehendak. Gitu saja kalau NasDem melihat yang terjadi hari ini. Saya pikir NasDem, PKS, Demokrat masih berkomunikasi," ujar Ali.