Senior Golkar minta caketum bermasalah tak maju di munas
Merdeka.com - Politikus senior Partai Golkar Siswono Yudo Husodo mengakui jika saat ini partai penguasa orde baru tengah dalam kondisi terpuruk. Munas Golkar April nanti diminta menjadi titik balik Golkar untuk kembali menjadi partai penguasa di negeri ini.
Siswono meminta agar kandidat yang berniat ikut kontestasi terbebas dari masalah hukum. Dengan demikian, Golkar tidak tersandera dan bermasalah lagi dalam persoalan hukum.
"Di negara-negara beradab, orang yang bermasalah tidak akan maju dalam kontestasi politik," kata Siswono saat dihubungi, Rabu (2/3).
Dia menilai, dibutuhkan kesadaran tingkat tinggi bagi seorang yang berpotensi terjerat kasus hukum, untuk tidak ikut berkompetisi dalam Munas Golkar. Siswono juga menyayangkan adanya budaya transaksional yang dilakukan beberapa kader Golkar sehingga memanfaatkan politik untuk bisnis.
Siswono pun menyindir caketum Golkar Setya Novanto dalam hal ini. Setya Novanto dinilai tak layak maju karena pernah terjerat kasus pencatutan nama Presiden Jokowi dalam upaya perpanjangan kontrak Freeport bersama pengusaha Riza Chalid.
"Budaya transaksional di Golkar semakin parah, sampai ada yang bicara soal saham Freeport, itu kan betul-betul memanfaatkan politik untuk bisnis sehingga harus ditinggalkan," sindir dia.
Dia mengakui, perpecahan di internal Golkar membuat partai itu akan sulit memenangkan Pemilu 2019 karena bisa terlihat dari capaian politik Golkar di Pilkada 2015.
Karena itu, dia menilai, Golkar memerlukan sosok pemimpin yang benar-benar diterima seluruh faksi di Golkar sehingga semua kekuataan partai itu bisa bersatu untuk mencapai kemenangan di Pemilu 2019.
"Saya ingin mengingatkan, Golkar bersatu saja sudah berat menang di Pemilu 2019, apalagi kalau kami pecah," katanya.
Mantan Menteri Pertanian itu mengharapkan caketum Golkar juga harus bisa membangkitkan budaya politik luhur yaitu bebas politik uang dan politik transaksional.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Beda Nasib dengan Komeng, Berikut Perolehan Sementara Suara Opie Kumis hingga Dede Sunandar di Pemilu
Para pelawak itu bersaing memperebutkan suara dari daerah pemilihan masing-masing dengan kolega satu partai maupun partai politik lain.
Baca SelengkapnyaBawaslu Nilai Jokowi Boleh Bagikan Bansos, Kecuali Ajak Memilih Paslon
Bawaslu sedang berkoordinasi dengan Kementerian BUMN dan Kepala Bulog Bayu Krisnamurthi terkait mekanisme penyaluran bantuan sosial saat kontestasi pemilu.
Baca SelengkapnyaGolkar Puas Penetapan Hasil Pemilu 2024: Kami Bahagia Mengantar Prabowo Gibran Unggul
Berdasarkan statistik, sebanyak 78 hingga 80 persen para pemilih Golkar menyalurkan suaranya ke Prabowo-Gibran.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Golkar Minta Jatah 5 Kursi Menteri, Begini Respons Santai Demokrat
Golkar klaim memiliki kontribusi besar dalam memenangkan Prabowo-Gibran
Baca SelengkapnyaPAN dan Golkar Berebut Andil Besar Menangkan Prabowo-Gibran
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto terang-terangan minta jatah 5 kursi menteri di kabinet Prabowo.
Baca SelengkapnyaSosok Ratna Ani Lestari, Bupati Perempuan Pertama Banyuwangi yang Memutuskan Berhenti dari Dunia Politik
Selama menjadi bupati, ia diterjang cobaan besar akibat melanjutkan program bupati pendahulunya yang bermasalah
Baca SelengkapnyaGuru Besar-Dosen ITB Minta Pemerintah Netral dan Beri Perlakuan Sama Bagi Setiap Kontestan Pilpres
Guru Besar-Dosen ITB Mendukung pilpres yang jujur, adil, dan damai, serta menjunjung hak asasi setiap pemilih.
Baca SelengkapnyaIstana Kutip Pernyataan Ganjar: Jangan Sampai Menganggap Lawan Politik Itu Sebagai Musuh
Ari lantas mengutip pernyataan Ganjar agar persatuan Indonesia harus terus dibangun melalui kedewasaan berdemokrasi dan berpolitik.
Baca SelengkapnyaTPN Ganjar Minta Bansos Tak Diklaim Kebaikan Hati Pemerintahan Jokowi yang Untungkan Satu Paslon
Selain itu, ditengarai juga ada peluang politisasi bansos yang bisa ditafsirkan sebagai menguntungkan paslon tertentu.
Baca Selengkapnya