Selisih Jokowi & Prabowo Kian Tipis, BPN Intensifkan Kampanye 'Door To Door'
Merdeka.com - Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi terus berusaha memperkecil selisih elektabilitas dengan pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin. Salah satu strategi yang digunakan untuk memperkecil selisih di antaranya dengan cara langsung menyapa masyarakat secara langsung 'door to door'.
"Untuk memenangkan strategi khusus kita sederhana ya, datang ke rumah masyarakat, sapa masyarakat, ketuk rumah masyarakat, sapa masyarakat ajak pilih Prabowo-Sandi," kata Juru Bicara BPN Andre Rosiade saat dihubungi merdeka.com, Rabu (20/3).
Andre mengatakan timnya memiliki kekuatan tersendiri yang tidak dimiliki oleh Jokowi-Ma'ruf. Dia mencontohkan salah satunya relawan yang tidak bisa dimobilisasi.
"Dimana pendukung kita tidak perlu diberi dana mobilisasi dana transport, bahkan nasi bungkus. Mereka adalah pendukung-pendukung yang ingin perubahan. Saya kira tanpa diberi apapun mereka bekerja untuk memenangkan Pak Prabowo dan Bang Sandi," ungkapnya.
Dihubungi terpisah, Juru Kampanye Nasional BPN, Mohammad Nizar Zahro mengatakan pihaknya akan melakukan pendekatan secara lebih masif pada masyarakat. Sehingga bisa menarik para pemilih mengambang atau undecided voters.
"Terstruktur sistematis dan masif melakukan pendekatan dan menarik suara undecide voters karena kita yakin beban sejarah janji-janji Jokowi yang tidak terealisasi pasti dihukum oleh rakyat dengan tidak memilih Jokowi," ucap Nizar.
Seperti diketahui, berdasarkan survei terbaru Litbang Kompas, selisih elektabilitas Jokowi dan Prabowo saat ini lebih tipis dibandingkan survei Litbang Kompas Oktober 2018. Elektabilitas Jokowi dan Prabowo saat ini hanya selisih 11,8 persen.
Jokowi-Maruf mendapat perolehan suara 49,2 persen, sedangkan Prabowo-Sandi 37,4 persen. Sebanyak 13,4 persen masih merahasiakan pilihannya.
Metode pengumpulan pendapat menggunakan wawancara tatap muka sejak tanggal 22 Februari-5 Maret. Survei ini diikuti 2.000 responden yang dipilih secara acak dengan metode pencuplikan sistematis bertingkat di 34 provinsi di seluruh Indonesia.
Tingkat kepercayaannya 95 persen dengan margin of error penelitian plus/minus 2,2 persen.
Sebelumnya pada Oktober 2018 lalu, Litbang Kompas juga telah merilis elektabilitas dua pasangan capres. Saat itu, elektabilitas Jokowi-Ma'ruf 52,6 persen, sedangkan Prabowo-Sandiaga Uno 32,7 persen.
14,7 Persen responden masih merahasiakan pilihannya. Saat itu, selisih suara keduanya sebesar 19,9 persen.
Dalam survei Litbang Kompas terbaru ini disebutkan pula penyebab menurunnya elektabilitas Jokowi-Ma'ruf karena sejumlah hal. Seperti perubahan pandangan atas kinerja pemerintah, berubahnya arah dukungan kalangan menengah atas, membesarnya pemilih ragu pada kelompok bawah dan persoalan militansi pendukung yang berpengaruh pada penguasaan wilayah.
(mdk/dan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Strategi Jokowi di Debat Pilpres 2014 Pakai Singkatan Sukses Bikin Prabowo Bingung, Kini Dipakai Gibran
Penampilan Gibran Rakabuming Raka dalam debat Cawapres menarik perhatian publik.
Baca SelengkapnyaPrabowo Beberkan Aktivitasnya saat Masa Tenang Pemilu, Yakin Satu Putaran
Masa tenang Pemilu 2024 dimulai 11 Februari hingga 13 Februari. Kampanye politik pun dilarang digelar
Baca SelengkapnyaJokowi Bantah Ada Transaksi Politik di Balik Kenaikan Pangkat Jenderal Kehormatan Prabowo
"Kalau transaksi politik kita berikan saja sebelum pemilu, ini kan setelah pemilu jadi supaya tidak ada anggapan-anggapan seperti itu," kata Jokowi
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Jokowi Bakal Dapat Peran Penting di Pemerintahan Prabowo, Golkar: Pemikiran Beliau Dibutuhkan Bangsa
Wajar jika Presiden Jokowi akan mendapat peran penting di pemerintahan Prabowo-Gibran.
Baca SelengkapnyaJokowi dan Prabowo-Gibran Intens Blusukan di Jawa Tengah, Puan Targetkan Jateng Tetap Kandang Banteng
Ketua DPP PDIP Puan Maharani menargetkan Jawa Tengah tetap menjadi kandang banteng di tengah blusukan Jokowi dan Prabowo-Gibran
Baca SelengkapnyaReaksi Santai Anies Soal Prabowo Diberi Jokowi Pangkat Jenderal Kehormatan
Pemberian pangkat jenderal kehormatan itu menuai pro dan kontra.
Baca SelengkapnyaLSI Denny JA: Tingkat Kepuasan ke Presiden Jokowi Capai 80,8 Persen, Prabowo-Gibran Kecipratan Suara
Survei LSI Denny JA yang mengusung tema "Di Ambang Pilpres Satu Putaran Saja" ini dilakukan pada periode 16-26 Januari 2024.
Baca SelengkapnyaJokowi Benar-Benar Tak Ikut Kampanye, Ini Respons Ganjar
Calon Presiden nomor urut 03 Ganjar Pranowo mengapresiasi sikap Presiden Jokowi yang tidak langsung terlibat dalam kampanye salah satu paslon Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaAkui Kehebatan Program Jokowi, Prabowo Siap Lanjutkan Demi Indonesia yang Lebih Baik
Prabowo mengaku banyak program Jokowi yang sangat baik untuk kemajuan Indonesia.
Baca Selengkapnya